Jadi yang lalai, bisa menuntaskan ledakan clometan unfaedah di Medsos yang sekarang ini terjadi dengan cukup mengatakan.
Tentu kerumunan di Sikka ketika pak Jokowi rawuh tidak bisa disamakan dengan hajatan si Iyee kawinin anaknya sekaligus maulidan yang isinya sampah serapah hingga dia kini merana di penjara.
Jikapun ingin dipersamakan, maka kerumunan di Sikka bisa dipersamakan dengan penjemputan si Iyee di bandara.
Keduanya sama-,sama sudah diketahui kedatangannya. Namun aparat keamanan membiarkan kerumunan terjadi.
Di Sikka , jumlah kerumunan lebih kecil dan tidak terjadi kerusakan.
Pak Jokowi tidak mengantisipasi kerumunan yang terjadi. Beda dengan kedatangan si Iyee.
Jadi pak Jokowi tidak bersalah. Bahkan mungkin beliau kaget.
Dan pak Jokowi berusaha mengatasi kerumunan itu.
Namun gagal...
Yang salah adalah petugas protokol, Paspampres dan Pemda yang gagal menghindari kerumunan.
Apakah akan ada ledakan infeksi Covid 19 di Sikka?
Kita tidak yakin karena angka infeksi di NTT kecil dibandingkan pulau Jawa dan Bali.
Jadi aman--aman saja daerah itu.
Namun tentu situasi Covid di Sikka tidak bisa dijadikan alasan untuk berkerumun.
Indonesia masih dalam suasana bencana nasional non natural.
Protokol kesehatan harus tetap dijaga.
Kejadian di Sikka dengan demikian adalah kelalaian.
Jadi yang lalai, bisa menuntaskan ledakan clometan unfaedah di Medsos yang sekarang ini terjadi dengan cukup mengatakan :
Saya yang salah. Yang lain sudah bekerja dengan baik..
Sesederhana itu..
Yang bilang gitu pemimpin yang katanya langka lho..
Bercirikan negarawan jare..
Kenapa gak ikut-ikutan kelangkaan yang luar biasa itu..
Ayo minta maaf.. ngaku salah..
Gak pakai meterai kok..
Cepat diselesaikan gitu lho..
***
.
.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews