Jangan Suka "Maido", Bro!

Rabu, 17 Oktober 2018 | 16:06 WIB
0
434
Jangan Suka "Maido", Bro!

Dalam bahasa Jawa ada kosakata "maido" yang artinya meragukan sesuatu atau suka mencela/tidak percaya akan pekerjaan orang lain. Orang yang suka "maido" biasanya hanya pandai bicara atau teori saja ,tapi kalau disuruh melakukan sesuatu atau pekerjaan tidak mau. Sukanya "maido" atau mencela dan meragukan pekerjaan yang sudah dikerjakan dengan sungguh-sungguh.

Mungkin kita  pernah bekerja dalam suatu perusahaan, pernah "dipaido" oleh atasan atas hasil pekerjaan kita. Biasanya timbul perasaan tidak suka atau kecewa karena pekerjaan yang sudah dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan susah payah "dipaido" oleh atasan.

Atau bisa juga dalam persahabatan atau pertemanan kita juga sering mengalami "dipaido" oleh sahabat atau teman tadi. Pasti rasanya gondok dan ingin melempar dengan sesuatu.

Orang kalau belum pernah mengalami suatu kejadian atau peristiwa atau terjun langsung, biasanya suka "maido" atau tidak percaya.

Nah, akhir-akhir ini banyak masyarakat, khususnya masyarakat dunia medsos sering "maido" kepada pihak pemerintah atas penanganan bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala/Sigi Sulawesi Tengah.

Ada sebagian kecil masyarakat yang menganggap penanganan bencana alam akibat gempa dan stunami berjalan lambat dan tidak maksimal. Ini tipe orang yang suka "maido", padahal mereka hanya nonton lewat televisi sambil mencet-mencet remot atau membaca dari medsos sambil ngemil atau minum kopi.

Sedangkan TNI, Polri, Basarnas dan para relawan berjibaku bertaruh nyawa. Mereka pantang menyerah dan lelah sekalipun medannya sangat sulit untuk dijangkau akibat kerusakan akibat gempa dan stunami. Pekerjaan yang mereka kerjakan siang dan malam tanpa kenal waktu, masih saja ada orang-orang yang "maido" atau meragukan, bahkan mencela atas pekerjaan yang mereka lakukan.

Orang-orang yang suka "maido" bisanya cuma ngomong saja, tapi kalau diminta berbuat atau membantu dalam bentuk bantuan, biasanya langsung "mlengos" atau balik kanan maju jalan alias kabur. Tipe orang seperti ini biasanya hanya "Jarkoni" atau iso ngajari, ora isoh nglakoni (bisa ngajari, tapi tidak bisa menjalani atau menjalankan).

Orang yang suka "maido" termasuk orang yang suka menggampangkan atau menganggap sesuatu itu mudah dilakukan atau dilaksanakan. Padahal tempat terjadinya bencana atau medannya sangat sulit menyalurkan bantuan atau mengevakuasi korban-korban yang terkena bencana yaitu gempa dan tsunami.

Jangan suka "maido" hidup ini tidak semudah "cocote" Mario Teguh.

***