Aksi “Indonesia Gelap” yang belakangan beredar luas di media sosial mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan. Narasi “Indonesia Gelap” tidak solutif, bersifat provokatif, serta berpotensi meresahkan masyarakat dan mengganggu stabilitas nasional. Alih-alih memberi kontribusi positif, narasi ini justru menciptakan kekhawatiran kolektif yang tidak berdasar dan melemahkan semangat optimisme bangsa.
Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyatakan bahwa situasi nasional saat ini masih berjalan secara kondusif di berbagai sektor kehidupan. Aktivitas ekonomi tetap stabil, pusat perbelanjaan ramai, dan daya beli masyarakat terjaga.
“Masyarakat tidak perlu terpancing. Narasi seperti ini hanya menimbulkan kegaduhan psikologis yang tidak sejalan dengan realitas,” tegas Hasan.
Lebih lanjut, Hasan menilai bahwa narasi semacam itu merupakan bentuk agitasi yang tidak menawarkan solusi. Ia mengingatkan bahwa penyampaian kritik terhadap kebijakan negara seharusnya dilakukan secara konstruktif, bukan dengan cara menyebar pesimisme dan ketakutan massal yang merusak tatanan sosial.
Kekhawatiran juga datang dari Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, yang menilai bahwa narasi “Indonesia Gelap” sarat akan kepentingan asing yang ingin mendikte arah pembangunan nasional.
“Ketika Indonesia bangkit, pihak asing selalu berusaha menghambat. Kita harus sadar bahwa isu ini tidak tumbuh secara organik dari rakyat, melainkan hasil rekayasa pihak luar yang ingin mengganggu kemandirian bangsa, terutama dalam hilirisasi sumber daya alam,” ujar Addin.
Senada, Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, mengingatkan bahwa aksi-aksi seperti ini berisiko ditunggangi pihak-pihak tertentu yang memiliki agenda tersembunyi.
“Situasi ini sangat berbahaya karena dapat memicu konflik horizontal dan menghambat proses pembangunan yang sedang dijalankan pemerintah,” katanya.
Sementara itu, Wakil Menteri Agama, Romo Muhammad Syafi’i, menegaskan bahwa masyarakat harus bersatu menghadapi tantangan provokatif seperti ini dengan kerja nyata dan kolaborasi lintas sektor.
“Narasi pesimistis seperti ini bertentangan dengan semangat kebangsaan dan optimisme pembangunan,” ujarnya.
Pemerintah mengajak masyarakat untuk tetap kritis namun rasional, serta tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak mencerminkan kondisi nyata bangsa. Indonesia tidak sedang gelap — Indonesia sedang bergerak maju.
[edRW]
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews