Jangan Sampai Machiavelli Merusak Kota Solo!

Rabu, 16 Januari 2019 | 15:13 WIB
0
1220
Jangan Sampai Machiavelli Merusak Kota Solo!
Kantor Posko BPN Prabowo-Sandi di Solo, Jawa Tengah, Senin (14/1/2019).(KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)

 

Tahukah Anda, kota Solo atau Surakarta termasuk dalam 1 dari 7 kota yang dilabeli sebagai kota ternyaman dan paling layak huni di Indonesia. Hal ini sesuai dengan hasil survei yang dilakukan Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia di 19 provinsi dan 26 kota yang berada di Indonesia sepanjang 2017.

Penilaian ini dilakukan dari beberapa aspek, antara lain keamanan, keselamatan, kebersihan, dan transportasi kota. Selain Solo, enam kota lainnya, di antaranya Palembang, Balikpapan, Denpasar, Semarang, Tangerang Selatan dan Banjarmasin.

Menjelang Pilpres 2019, kota Solo menjadi kota yang banyak diperbincangkan di mana-mana. Dianggap penting bukan karena di kota Solo Presiden Joko Widodo (Jokowi) berasal, melainkan karena kota ini dipilih sebagai markas  atau Posko Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi

Dengan nada nyeleneh Ketua BPN Prabowo-Sandi, Jenderal (Purn) Djoko Santoso mengungkapkan alasan dipilihnya Solo sebagai tempat pendirian Posko BPN Prabowo-Sandi.

"Saya memilih Kota Solo karena ingin menengok kampung halaman," ungkap Djoko Santoso.

Selain Djoko Santoso, Ketua Dewan Pembina Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais juga dilahrkan di Solo. Namun, bukan karena tempat kelahiran Djoko Santoso atau pun Amien Rais yang jadi alasan BPN mendidirkan poskonya di Solo. 

Pemilihan kota Solo oleh BPN Prabowo-Sandi memng begitu mengejutkan. Dalam pikiran banyak orang, begitu nekadnya mendirikan  posko pemenangan di kandang lawan. Apalagi Jawa Tengah yang sudah dikenal sejak lama sebagai kandang Banteng, atau wilayah yang dikuasai pendukung PDI Perjuangan.

Ataukah upaya ini sebagai upaya membenturkan antarpendukung yang ada di kota Solo. Hal ini bisa dianggap sebagai tindakan provokatif, apalagi jika sengaja memilih lokasi yang berdekatan dengan kediaman Jokowi di Solo.

Bahkan, secara terang-terangan, salah satu posko Prabowo-Sandi didirikan secara bersebelahan dengan warung Markobar milik putra Jokowi, Gibran Rakabuming.

Sepertinya, semua ini tak bisa dibantah lagi. Apa yang dicurigai selama ini adalah benar bahwa kubu Prabowo-Sandi cenderung menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan. 

Apa yang dilakukan Prabowo-Sandi dengan menempatakan poskonya di Solo dianggap sebagai bagian dari psywar atau perang urat syaraf, apalagi Posko BPN yang jaraknya tak lebih dari 500 meter dari kediaman Jokowi. 

Apa itu psywar? Psywar (psychological warfare), atau yang biasa disebut dengan perang urat saraf. Caranya memang macam-macam, tapi tujuannya cuma satu, yaitu melemahkan psikis lawan.

Direktur Eksekutif Charta Politica Yunarto Wijaya menilai ada efek psikologis yang sangat besar ketika Tim Prabowo-Sandi ingin fokus dan berpusat di Jawa Tengah. Pertama, karena Jawa Tengah adalah basis PDIP. Kedua, karena provinsi tersebut memiliki jumlah pemilih yang sangat besar.

Setidaknya yang ada di dalam alam pikiran kubu Prabowo-Sandi adalah jika Prabowo-Sandi bisa menggerus elektabilitas Jokowi di daerah asalnya, apalagi di derah lain yang tentu saja lebih mudah lagi.

Sikap optimis inilah yang diharapkan bisa menular ke daerah lain. Namun, jika gagal, bukan tidak mungkin daerah lain pun akan lebih mendukung Jokowi. Apalagi jika kubu Prabowo-Sandi dianggap membuat ricuh di kota Solo.

Bagi Jokowi, Prabowo-Sandi tidak mudah menggerus suaranya di Solo. Jokowi pun tidak merasa khawatir dengan pendirian posko-posko tersebut, yang tidak jauh dari kediamannya di Solo.

"Enggak apa-apa, ya biasa aja. Mau buat markas deket rumah, enggak apa-apa, mau buat markas di Solo juga enggak apa-apa, orang Solo kan baik-baik," ucap Jokowi.

Memang benar, tak ada masalah, dimana pun BPN Prabowo-Sandi bebas mendirikan poskonya, termasuk di Kota Solo. Yang terpenting dari semua itu, bahwa Pilpres ini harus memberikan kebahagian kepada rakyat. Jangan sampai, perbedaan pilihan membuat masyarakat terpecah belah.

Kota Solo, bukan hanya kota yang layak huni. Kota Solo adalah kota yang damai, masyarakatnya juga mampu mengelola kemajemukan. Selain itu, semangat gotong royong dan saling menghargai antarwarganya juga menjadi salah satu indikator yang membuat Solo diakui sebagai kota ternyaman.

Kenyamanan kota Solo ini, jangan lantas dirusak oleh para Machiavelis, sebutan untuk orang yang melakukan hal buruk dengan menghalalkan segala cara dalam mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan. 

***

sumber:

  1. Kompas.com (10/02/2018): "Kenapa Solo Disebut Kota Paling Nyaman untuk Dihuni di Indonesia?"
  2. JawaPos.com (11/01/2019): "Ini Alasan Pendirian Posko Prabowo Dekat Rumah Jokowi"