Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan tidak mudah terprovokasi oleh narasi Indonesia Gelap yang akhir-akhir ini digulirkan oleh kelompok tertentu di ruang publik. Narasi tersebut dinilai tidak mencerminkan realitas objektif kondisi bangsa yang saat ini berjalan secara kondusif dan stabil di berbagai sektor.
Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu terpengaruh oleh provokasi yang bertujuan menciptakan keresahan kolektif. Menurutnya, aksi bertajuk Indonesia Gelap adalah bentuk agitasi yang tidak memiliki dasar kuat dan hanya mengarahkan opini publik ke arah pesimisme.
“Masyarakat tidak perlu terpancing. Aktivitas ekonomi kita berjalan normal, pusat perbelanjaan ramai, dan daya beli masyarakat tetap terjaga. Ini menunjukkan bahwa situasi nasional aman dan terkendali,” kata Hasan.
Ia menjelaskan bahwa penyebaran narasi semacam ini hanya akan memperkeruh situasi dan berpotensi merusak ketenangan sosial yang telah dibangun bersama. Narasi tersebut menurutnya sengaja dimunculkan untuk menciptakan ketakutan yang direkayasa, yang pada akhirnya melemahkan kepercayaan publik terhadap pemerintah dan institusi negara.
Hasan juga menekankan bahwa kondisi sosial politik Indonesia saat ini berada dalam keadaan stabil. Keamanan terjaga, agenda pemerintahan berjalan lancar, dan pembangunan di berbagai sektor terus berprogres.
Wakil Menteri Agama, Romo HR Muhammad Syafii, turut menyuarakan keprihatinannya atas penyebaran isu negatif tersebut. Ia menilai istilah Indonesia Gelap digunakan sebagai senjata psikologis untuk memanipulasi persepsi masyarakat.
“Aksi ini harus dihadapi dengan kewaspadaan kolektif. Masyarakat, khususnya generasi muda, harus menjadi garda terdepan untuk menjaga semangat persatuan dan tidak terprovokasi oleh doktrin-doktrin pemecah belah,” tutur Romo.
Ia menambahkan, aksi provokatif yang mulai merambah ke jalanan dan memicu demonstrasi tanpa dasar justru berisiko menodai semangat demokrasi. Padahal jika ditilik secara objektif, Indonesia tengah menunjukkan kemajuan nyata, mulai dari sektor investasi, pendidikan, hingga pembangunan infrastruktur.
“Kita perlu cerdas dalam menyikapi informasi. Jangan biarkan semangat kebangsaan direduksi oleh opini sesat yang digiring oleh segelintir pihak yang ingin menciptakan kekacauan,” tegas Romo.
Pemerintah, kata dia, terus mengedepankan pendekatan dialog, transparansi, dan kerja sama lintas sektor untuk menjaga kestabilan nasional. Masyarakat pun diharapkan tetap tenang, rasional, dan tidak mudah terseret dalam arus informasi yang tidak bertanggung jawab.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews