Pernyataan calon presiden Prabowo Subianto kembali mengejutkan publik. Pasalnya, Ketua Umum partai Gerindra ini menunding media massa di Indonesia memanipulasi demokrasi karena tidak berimbang dalam memberitakan aksi reuni 212. Pernyataan tendensius ini disampaikan Prabowo saat menghadiri reuni 212 di Monas.
Sontak pernyataan ini mendapatkan tanggapan beragam dari pelbagai kalangan, bahkan anggota Dewan Pers, Hendry Ch Bangun mengatakan bahwa Prabowo tidak memahami undang-undang pers, dan semestinya membaca dulu serta mempelajari lagi undang-undang tentang pers.
Karena ketika menurunkan sebuah berita menjadi headline, media mempertimbangkan dengan baik visi dan misinya. Kalau dikatakan tidak independen, salah besar. Sebab kalau media menulis karena tekanan, justru tidak independen.
Berkaitan dengan hal itu pula, Kaukus Muda Indonesia (KMI) berencana akan melaksanakan Diskusi Media dengan tema “Siapa yang Memanipulasi Demokrasi, Prabowo atau Media?”, pada 28 Januari 2019 di Kantor KMI Jl. Salemba Tengah No. 59B Jakarta Pusat.
“Diskusi Media akan menghadirkan beberapa kalangan baik insan pers maupun pengggiat media sosial serta elemen lainnya dengan para narasumber yang kompeten membahas isu tersebut,” terang Ketua KMI Edi Humaidi di Jakarta Sabtu (26/1/2019).
Lebih lanjut Ketua KMI mengatakan bahwa beberapa Narasumber yang telah menyatakan hadir yaitu Jerry Massie (Analis Politik & Direktur IPI), Arbi Sait (Pengamat Politik UI), Yadi Hendriayana (Pemred iNews TV). Edi berharap dari diskusi nantinya, akan menghimpun ide-ide progresif dan masukan dari pelbagai kalangan, tidak terkecuali rekan-rekan media untuk memberikan masukan kepada berbagai stake holder penyelenggara Pemilu 2019 dengan harapan bahwa proses demokrasi Pemilu 2019 dapat berlangsung bersih dan demokratis.
“Maksud dari kegiatan ini adalah untuk memberikan literasi terhadap publik agar tidak terprovokasi wacana yang digiring oleh kepentingan politik sesaat , serta mendudukan peran media sebagai pilar demokrasi sekaligus alat control pelaksanaan pesta demokrasi, guna mensukseskan Pemilu 2019 yang damai berkualitas dan bermartabat,” ucapnya.
Tentang KMI
Kaukus Muda Indonesia (KMI) merupakan organ/lembaga independen yang bertujuan membina pemuda dan pemudi Indonesia seusai dengan asas KMI dalam perwujudan cita-cita kemerdekaan Indonesia melalui memberikan sumbangsih pemikiran, agar bangsa ini tetap kuat dalam berbagai aspek.
Sejarahnya memang panjang sebelum KMI berdiri yakni pada tanggal 25 November Tahun 2008. Saat ini, KMI dikomandoi okeh Ketua Umumnya Edi Humaidi (exponen HMI) dan Sekjen Rouf Qusyairi (aktifis PMII). Sedangkan markas KMI sendiri berada di kawasan Salemba Tengah, Jakarta Pusat.
Tercatat dalam satu dekade, KMI telah dan akan terus melaksanakan kegiatan kajian-kajian melalui seminar nasional dan diskusi dengan mengundang berbagai narasumber yang kapabel baik kalangan legislatif eksekutif maupun pengamat serta berabgai aktivis maupun kalangan yudukatif penegak hukum.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews