Pesan kuat yang rasanya bisa diterapkan oleh negara manapun. Tetap ikhtiar dan berdoa untuk kesehatan dan keselamatan kita semua.
Kemarin ada pertanyaan menarik di postingan saya di Instagram: Apakah kebijakan lockdown di Norwegia juga melibatkan militer? Jawabannya: tidak. Alhamdulillah sampai saat ini pemerintah masih belum sampai mengerahkan kekuatan militer atau kepolisian untuk mengawasi pergerakan masyarakat.
Lalu apakah masyarakat Norwegia patuh begitu saja pada instruksi #socialdistancing? Jawabannya: tidak juga, meskipun mayoritas memang taat.
Jadi ketika ada perintah #lockdown seminggu lalu, pemerintah menutup semua bandara dan pelabuhan dari kedatangan orang asing.
Mulai Senin kemarin semua perbatasan darat juga ditutup, hanya truk pembawa barang (makanan dan obat-obatan) yang boleh tetap masuk.
Saat itu jumlah kasus positif di Norwegia sudah sekitar 900-an dengan 1 kematian. Langkah lockdown, meski dianggap terlambat, tetap diapresiasi oleh semua orang.
Dengan kebijakan ini, semua orang diminta tetap tinggal di rumah. Terutama mereka yang sudah dites dan positif, harus melakukan #swakarantina di rumah masing-masing. Hanya pasien yang sudah parah saja yang dirawat di rumah sakit. Karena kapasitas rawat inap dan tenaga medis juga terbatas.
Kebijakan lockdown juga menutup perbatasan antarkota. Intinya semua orang harus "dikunci" di dalam kota. Nggak boleh kalau sekadar mau pelesir keluar kota. Bakalan langsung disuruh pulang, diam #dirumahaja.
Tujuannya tentu agar persebaran virus bisa diminimalisasi, dan jejak penularan lebih mudah terdeteksi.
Warga yang sehat tetap boleh jalan-jalan cari matahari dan menikmati udara segar, yang penting selalu hindari kerumunan. Boleh belanja kebutuhan sehari-hari, asalkan langsung pulang. Semua acara kumpul-kumpul dilarang tanpa kecuali.
Namun, ternyata ada juga orang-orang yang meski positif terinfeksi, malah pergi ke kabin mereka di daerah pegunungan. Alasannya, yang penting mereka nggak menulari orang lain. Justru ini yang berisiko merepotkan semua pihak. Lokasi kabin yang terpencil, akan susah dijangkau oleh pihak rumah sakit bila ada masalah dengan si pasien.
Pemerintah tidak tinggal diam. Semua orang hanya boleh tinggal di alamat resmi. Langsung dibuat UU Kabin. Mereka yang sudah wajib swakarantina maupun yang sehat, kalau ketahuan kabur ke kabin, akan didenda USD 2.000,- atau penjara 2 tahun.
Dengan adanya peraturan ini, apakah semua jadi takut dan patuh? Iya! Nggak perlu basa-basi, pemerintah gerak cepat dan tegas. Masyarakat Norwegia lebih takut pada aturan pemerintah daripada aturan agama; begitu istilahnya. Karena efeknya bisa mereka rasakan langsung di kehidupan.
Dalam situasi darurat, pemimpin memang harus berani mengambil keputusan taktis, serta memberi keyakinan pada rakyat bahwa mereka akan dilindungi. Rakyat yang baik pemahamannya dan percaya pada pemimpin, akan lebih mudah untuk taat.
Baca Juga: "Social Distancing" di Norwegia
Saya ingin menambahkan, bahwa sebetulnya semua manusia di manapun sama. Sama-sama berpotensi untuk mbalelo, ngeyel, ndablek, hobi protes.
Yang bisa membuat orang-orang patuh adalah kalau ada kekuatan yang lebih besar yang bisa menjamin keselamatan dan penghidupan mereka. Di sinilah peran penting negara.
Kalau negara bertanggung jawab penuh (termasuk menjamin kestabilan ekonomi dan ketahanan pangan seluruh lapisan masyarakat), pemerintahnya tanggap dan bukannya gagap dalam mengatasi masalah, berani mengambil keputusan meski tidak populis, pada gilirannya rakyat akan mengikuti. Dengan rela maupun terpaksa.
Yang penting mereka tahu bahwa negara selalu ada untuk melindungi. Untuk memimpin rakyat demi keselamatan bersama.
Termasuk dalam wabah #covid_19.
Saya teringat pidato PM Erna Solberg kepada anak-anak Norwegia beberapa hari lalu.
Salah satu pesan yang dia sampaikan adalah, bahwa "... wabah #koronavirus ini adalah sesuatu yang baru dan mengguncang kita semua. Inilah saatnya kita bertindak bersama. Sekarang bukan lagi waktunya berbicara tentang "aku", tapi tentang "kita".
Tetap tenang, jangan panik. Yakinlah bahwa kita semua bisa melalui masa sulit ini dengan selamat bersama-sama. Yang kuat membantu yang lemah, yang kaya membantu yang miskin. Percayalah bahwa negara selalu ada untuk rakyat."
Pesan kuat yang rasanya bisa diterapkan oleh negara manapun.
Tetap ikhtiar dan berdoa untuk kesehatan dan keselamatan kita semua.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews