"Social Distancing" di Norwegia

Semoga pemerintah juga berpikir keras bagaimana melindungi mereka ini dari risiko tertular maupun menulari. Semoga Allah melindungi mereka dan kita semua.

Kamis, 26 Maret 2020 | 07:41 WIB
0
275
"Social Distancing" di Norwegia
Belajar di rumah (Foto: Dok. pribadi)

Seminggu sudah kebijakan #socialdistancing diberlakukan di Norwegia. Alhamdulillah kegiatan belajar di rumah maupun #workfromhome lancar tanpa hambatan berarti.

Ada beberapa aplikasi yang dipakai untuk kegiatan belajar mengajar di rumah di Norwegia. OneNote, Skoler, dan Teams. Semua bisa diakses dari iPad / laptop yang memang diberikan gratis oleh pemerintah untuk SEMUA anak usia sekolah (SD Sampai SMA). Sektor pendidikan memang selalu jadi prioritas utama negara ini.

Tiap pagi, selesai sholat subuh, mandi, dan sarapan, Fatih akan stand-by di depan laptop. Mengecek tugas hari itu. Biasanya ada challenge dari guru olahraga untuk gerak badan minimal 30 menit (jalan kaki atau naik sepeda). Yang penting nggak berombongan, dan selalu menghindari keramaian.

Lalu ada tugas matematika, IT (bikin website), bahasa Inggris, Norwegia, dan Perancis (buat makalah atau artikel), dan selalu ada tugas baca buku minimal setengah jam.

Kursus gitar juga diadakan jarak jauh. Guru dan murid berkomunikasi seminggu sekali melalui Skype.

Selebihnya, santuy. Fatih boleh nonton YouTube, bikin prakarya, bantuin ibu di dapur, latihan karate di rumah, atau saling telepon dengan teman-temannya. Mereka juga kadang ngobrol via Snapchat (miriplah dengan emak-emak dan WAG mereka).

Aturan baku "no games on school days" tetap berlaku. Games hanya boleh saat weekend. Alhamdulillah anaknya sadar bahwa sekolah diliburkan ini bukan berartu liburan dan bebas tugas.
Tugas rutin seperti tilawah dan muroja'ah tiap hari juga alhamdulillah masih tetap jalan.

Walau ada juga rasa bosan "terkurung" di dalam kota meski sebetulnya punya banyak waktu, tapi di saat seperti inilah kita bisa belajar.

Belajar sabar, taat pada pemimpin negara, menahan diri dan tidak egois, melatih kreativitas, lebih bisa meluangkan waktu untuk ngobrol tentang apa saja dengan keluarga tercinta.

Bersyukur bahwa di balik kekhawatiran akan wabah #covid_19 ini, kami masih bisa hidup tenang dan lumayan normal.

Teringat saudara setanah air yang mungkin tak punya banyak pilihan selain tetap keluar mencari nafkah. Pekerja harian, pekerja lepas, penjual di pasar, tukang becak, pemulung... 

Belum lagi para tenaga medis yang sungguh perjuangannya luar biasa untuk mengatasi wabah korona. Sementara yang harus diobati bukan hanya mereka yang terkena covid-19.

Semoga pemerintah juga berpikir keras bagaimana melindungi mereka ini dari risiko tertular maupun menulari.

Semoga Allah melindungi mereka dan kita semua.

Saya tetap mendukung gerakan #dirumahaja sebagai tanggung jawab sosial dalam menghentikan lajunya wabah.

***