Menyusul penetapan hasil Pilkada Serentak 2024, para tokoh agama di Indonesia mengajak masyarakat untuk menjaga ketenangan dan kerukunan dalam kehidupan sosial. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya ketegangan dan konflik yang berpotensi merusak stabilitas sosial dan politik setelah proses demokrasi tersebut selesai.
Kepala Kementerian Agama Kabupaten Pandeglang, H. Lukmanul Hakim, mengingatkan pentingnya peran para tokoh agama dalam mereduksi potensi konflik pasca-Pilkada.
“Para tokoh agama bertanggung jawab mereduksi potensi konflik pasca Pilkada dengan merevitalisasi nilai-nilai persatuan dan toleransi melalui otoritas moral dan spiritual. Sebab tokoh agama berada pada posisi dan peran strategis sebagai pilar spiritual, moral dan etika dalam kehidupan masyarakat,” ujarnya.
Lukmanul menekankan bahwa tokoh agama memiliki peran yang sangat vital dalam menciptakan kedamaian dan menjaga keharmonisan masyarakat, terutama dalam situasi yang penuh tantangan seperti pasca-pemilu.
Peran ini, menurut Lukmanul, mencakup pendidikan moral dan spiritual kepada umat untuk mengedepankan sikap saling menghargai dan toleransi, serta mengingatkan bahwa perbedaan politik tidak seharusnya menjadi alasan untuk memecah belah masyarakat.
Tokoh Agama Ustadz Softan Tsauri juga menambahkan bahwa agama memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan sosial dan polarisasi yang mungkin timbul akibat perbedaan politik dalam Pilkada. “Peran agama sangat penting, seperti toda (tokoh pemuda), todat (tokoh masyarakat adat), toga (tokoh agama) itu merupakan simpul masyarakat. Mereka juga berperan, berkontribusi untuk menjaga keteduhan, menjaga rasa nyaman dan keamanan bagi kita semua,” katanya. Ustadz Sofyan menegaskan bahwa tokoh-tokoh masyarakat ini harus bertindak bijak dan menghindari untuk memperkeruh keadaan dengan memperburuk polarisasi yang sudah ada.
Lebih lanjut, Ustadz Sofyan menekankan pentingnya kesadaran kolektif masyarakat untuk menjaga persatuan. “Masyarakat juga harus disadarkan bahwa kita adalah bangsa Indonesia yang kita semua bersaudara. Tidak menjadikan perbedaan-perbedaan itu untuk kemudian menjadikan kita terpecah belah sesama anak bangsa,” terangnya.
KH Ubaidullah Shodaqoh, Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, juga menyampaikan imbauan serupa kepada warga NU di Jawa Tengah. Ia mengajak semua pihak untuk bertanggung jawab dalam menjaga keamanan dan ketenteraman pasca-Pilkada. “Pemilu ini harus kita buat damai, tenteram, sehingga nanti eksistensi pemerintah ini tetap terus berlanjut, demikian pula eksistensi bangsa terus berlanjut,” ujarnya.
Kiai Ubaid mengingatkan bahwa pelaksanaan Pilkada adalah sebuah ibadah yang harus dilaksanakan dengan moral dan akhlak yang baik. “Buatlah Pemilu ini sebagai salah satu tanggung jawab kita, ibadah kita. Karena ini merupakan perintah, maka demokrasi yang akan kita lakukan di dalam pemilu ini harus betul-betul berakhlak dan bermoral,” tegasnya. Menurutnya, seluruh proses kenegaraan ini harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab, baik dari sisi agama, moral, dan akhlak.
Dengan ajakan dari berbagai tokoh agama ini, diharapkan masyarakat dapat menjaga ketenangan dan menjaga harmoni pasca-Pilkada untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia yang lebih baik.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews