Gubernur Khofifah Membangun Madura dengan Strategi “Tiup Balon”

Proyek ini direncanakan menjadi bagian teritegrasi dari rencana pengembangan wilayah Jembatan Suramadu di sisi kaki Madura.

Minggu, 19 Mei 2019 | 00:22 WIB
0
1112
Gubernur Khofifah Membangun Madura dengan Strategi “Tiup Balon”
Gubernur Khofifah menyerahkan bantuan untuk pembangunan Pelabuhan Dungkek dan Pulau Gili Iyang di Sumenep. (Foto: Istimewa).

Khofifah Indar Parawansa benar-benar menepati janji-janji kampanyenya saat Pilkada Jatim 2018 lalu. Terutama untuk membangun kawasan Madura. Beberapa proyek sudah disiapkan Gubernur Jatim alumni Universitas Airlangga itu.

Selasa (14/5/2019), Menko Perekonomian Darmin Nasution bersama Gubernur Khofifah dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menggelar rapat untuk membahas Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) yang selama ini vacum.

Dalam rapat itu diputuskan bahwa Pemprov Jatim akan membangun sebuah taman edukasi di kaki Jembatan Suramadu, tepatnya di Kabupaten Bangkalan. Taman tersebut rencanannya memiliki konsep Islamic Science Park.

“Kami sudah menyiapkan konsep Islamic Science Park. Komposisinya 20% untuk education, 30% untuk art, dan 50% untuk entertaiment,” ungkap Khofifah di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (14/5/2019).

Sementara itu, Khofifah menjelaskan pembangunan taman akan membutuhkan lahan seluas 110 ha dan mulai dibangun pada 2020. Beberapa investor dan konsorsium perbankan pun telah menunjukkan minat untuk pembiayaannya.

Khofifah juga berharap, proyek taman ini bisa masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Sehingga pengembangannya bisa dilakukan segera. “Beberapa calon investor sudah menyampaikan kepada kami, kebetulan lokal,” ujarnya kepada pers.

Menurut Khofifah, kalau konsorsium perbankan sudah masuk. “Kita butuh 110 ha dan 2020 (mulai pembangunan). Kita juga berharap kalau (proyek ini) mau dijadikan PSN, insya’ Allah pembangunan akan lebih cepat,” jelasnya.

Salah satu isi dari taman edukasi tersebut adalah akan ada museum seperti Madam Tussaud. Museum ini diketahui berisi patung lilin para tokoh internasional yang dibuat sangat mirip aslinya. Namun, museum Madam Tussaud yang ini akan berbeda.

“Jadi ini idenya Ibu Khofifah, ingin ada seperti museum. Nanti misalnya museum seperti Madam Tussaud yang ada gambar pemimpin-pemimpin seperti Soekarno tapi ini kita ganti sifatnya kultural dan agamis,” ungkap Kennedy Simanjuntak, seperti dilansir Detik.com.

Menurut Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas itu, Gubernur Khofifah sedang menyiapkan sejumlah rencana proyek pembangunan di Madura. Pasalnya, sejak Suramadu beroperasi pada 2009 lalu, perekonomian pulau tersebut belum berkembang maksimal.

Salah satu proyek yang tengah dirancang ialah pembangunan Islamic Science Park. Proyek ini direncanakan menjadi bagian teritegrasi dari rencana pengembangan wilayah Jembatan Suramadu di sisi kaki Madura.

Detil rencana pembangunan Islamic Science Park Madura itu, bisa dibilang sudah rampung. Kawasan tersebut akan menempati lahan seluas kurang lebih 101 ha dan mulai dibangun pada 2020 bersama dengan Kementerian PUPR. 

Namun, Khofifah mengaku belum dapat menyebutkan berapa estimasi biaya yang diperlukan untuk pembangunan proyek tersebut. Sejumlah investor lokal strategis telah menyampaikan minat kepada Khofifah.

“Investornya lokal, dari konsorsium perbankan yang utamanya sudah masuk karena mereka sudah melihat format dan masterplan-nya,” ungkap Khofifah.

Di samping itu, Khofifah juga berencana mengembangkan potensi wisata di Pulau Gili Iyang yang dikenal sebagai destinasi wisata kesehatan karena memiliki kandungan oksigen terbesar kedua di dunia.

Semasa menjabat Menteri Sosial, Khofifah mengaku telah melihat potensi wisata lansia di pulau tersebut. “Ada juga Gili Labak yang berpotensi lebih indah dari Raja Ampat. Tapi, ini semua aksesnya masih harus didukung oleh infrastruktur agar menjadi destinasi wisata internasional,” ungkap Khofifah.

Salah satu perbaikan infrastruktur yang akan dilakukan ialah akses Dermaga Kalianget yang mengalami sedimentasi tinggi. Padahal sepanjang tahun lalu, banyak kapal wisata yang telah masuk ke Kabupaten Sumenep melalui dermaga tersebut.

Bantuan Dermaga

Sebelumnya, seperti dilansir TribunJatim.com,  Minggu (11/5/2019), Pemprov Jatim telah menyalurkan bantuan keuangan pada Pemkab Sumenep untuk pembangunan Pelabuhan Dungkek – Gili Iyang.

Tak tanggung-tanggung dana yang diserahkan ke Pemkab Sumenep sebagai bantun keuangan daerah sebesar Rp 60 miliar. Bantuan keuangan daerah ini akan digunakan menyambungkan dermaga Pelabuhan Dungkek dengan Dermaga Gili Iyang.

Penyerahan bantuan keuangan daerah ini sekaligus ground breaking untuk pembangunan pelabuhan itu dilakukan, Minggu (11/5/2019). Bersama Kadis Perhubungan Jatim M. Fatah Yasin, Khofifah menyerahkan bantuan keuangan daerah tersebut pada Bupati Sumenep Busyro Karim.

Saat penyerahan bantuan keuangan tersebut, ia mengaku pembangunan untuk pelabuhan ini sifatnya mendesak. Khususnya untuk membangun sektor pariwisata, memberi daya dukung ekonomi perdagangan dan memberikan pelayanan terbaik untuk warga Sumenep.

“Dua tahun yang lalu saat saya masih di Kementerian Sosial, saya satu perahu dengan Bupati Sumenep, pimpinan DPRD dan juga Sekda, di tengah naik perahu ke Gili Iyang itu tiba-tiba mesin perahunya nggak jalan,” ungkapnya.

“Dan saat kembali perahunya tidak bisa sandar, karena air sudah surut. Jadilah kita mencari tempat yang bisa kapal merapat meski dengan nyincing-nyincing baju,” ungkap Gubernur Khofifah.

Padahal, kata Khofifah, pariwisata ke Gili Iyang adalah sesuatu yang dinilai luar biasa yang ada di Jatim. Bahkan lokasi itu terdaftar sebagai pulau dengan kadar oksigen terbaik kedua di dunia.

Oleh karena itu, akses untuk menuju pariwisata Gili Iyang harus didukung. Satu yang paling utama, pelabuhan sebagai akses untuk transportasi.

Ketika Khofifah terpilih dan menjabat sebagai gubernur, dia ingin agar akses transportasi di sana bisa segera dimaksimalkan untuk diperbaiki.

“Jadi, sebetulnya untuk penyiapan dermaga Dungkek nyambung ke dermaga Gili Iyang ini sudah dirancang pada tahun 2018. Lalu kita ciarkan di APBD 2019, malah awalnya kita akan ground breaking bulan Maret lalu,” kata Khofifah.

Itu karena ada surat edaran agar anggaran belanja yang sifatnya hibah dan bantuan keuangan direalisasikan setelah Pilpres, maka baru bulan ini dilaksanakan. Menurut Khofifah, kira-kira butuh waktu enam bulan untuk finalisasi perencanaan pelabuhan Dungkek – Gili Iyang ini.

Bupati Busyro Karim mengaku sangat mengapresiasi bantuan keuangan dari Pemprov Jatim tersebut. Menurutnya, bantuan keuangan untuk Dungkek – Gili Iyang ini begitu besar. Dan ia optimistis anggaran ini akan mendatangkan manfaatkan besar bagi Sumenep.

"Sebelumnya Pemprov juga pernah memberikan bantuan untuk pelabuhan Gili Labak sebesar Rp 1 miliar. Kali ini ibu gubernur memberikan Rp 60 miliar ini banyak sekali, terima kasih,” ujar Busyro Karim.

Pelabuhan Dungkek ini adalah salah satu dari lima pelabuhan di Sumenep. Dan pelabuhan ini terbilang cukup penting lantaran menjadi tambatan 58 jalur pelayaran. Menurutnya, Sumenep memiliki 126 pulau dengan 48 pulau yang berpenghuni.

Perbaikan fasilitas pelabuhan Dungkek – Gili Iyang ini insya’ Allah bukan hanya keinginan warga masyarakat melainkan adalah kebutuhan,” tegas Busyro Karim kepada wartawan saat peletakan batu pertama di Dungkek.

Sekjen Komunitas Adat “Madoera Tempo Doeloe” Harun Al Rasyid mengapreasiasi langkah cepat Gubernur Khofifah dalam percepatan pembangunan Madura yang selama ini tertinggal. “Ibu Khofifah mulai melakukan upaya percepatan pembangunan Madura,” ujarnya.

Menurutnya, kebijakan Khofifah melakukan percepatan pembangunan Madura di ujung timur dan barat, mengingatkan strategi “tiup balon” yang sempat dimunculkan oleh pakar strategi pengembangan kawasan Ir. R. Setiadjid, Dipl Eng.

Baca Juga: Kalau Tak Terlibat, Khofifah Tidak Perlu Takut!

Kawan BJ Habibie yang asli putra Madura ini, saat terjadi silang pendapat para tokoh Madura jauh sebelum Suramadu dibangun, semasa KH Kholil AG dan KH Alawi Muhammad masih hidup, mereka mendiskusikan pegembangan Madura mulai dari sisi kaki Suramdu, Sampang, Pamekasan, hingga Sumenep.

“Strategi tiup balon adalah jalan cerdas dengan menekankan pembangunan kaki Suramadu dengan konsentrasi kawasan pemukiman dan industri, serta di ujung timur Madura sebagai pengembangan kawasan wisata,” lanjut Harun Al Rasyid kepada Pepnews.com.

Hal itu seperti yang dilakukan Gubernnur Khofifah dengan melakukan ground breaking untuk pembangunan dermaga Dungkek dan Pulau Gili Iyang serta kebijakan membangun Taman Edukasi seluas 110 ha di kaki Suramadu.

Percepatan kebijakan dengan menitikberatkan pembangunan di ujung barat Madura, tepatnya di kawasan kaki suramadu, dan di ujung timur Madura tepatnya di Sumenep tersebut, disebut Harun Al Rasyid sebagai strategi pembangunan “Tiup Balon”.

Dengan strategi ini diyakini tokoh Madura yang juga Ketua Relawan Pemenangan Khofifah Indar Parawansa – Emil Dardak yang bermarkas di Jl. Progo Surabaya itu, Madura bakal berkembang secara merata.

***