Tsamara Amany Alatas, nama ini tentu sudah sangat terkenal. Muda, energik, dan kuat pendiriannya. Begitulah kira-kira kata yang pas memosisikan politisi muda ini.
Tidak ada yang bisa menahan laju perjuangan Tsamara. Keyakinan akan politik etis, politik sehat dan politik membangun bangsa. Adalah gaya perjuangannya.
Namun, dunia politik memang kejam, tidak bisa menahan laju persaingan. Baru-baru ini Tsamara menghadapi cobaan politik.
Dikatakan cobaan, karena dia merasa ada yang menggunakan foto pribadi. Tujuannya untuk membuat profil dan menulis status yang menebar kebencian.
Tentu saja, gaya politik seperti ini sudah biasa. Maka, Tsamara pun menulis di semua akun media sosialnya dengan judul "Fitnah".
Berikut pernyataan lengkap medsos Tsamara yang kelingpungan akan serangan politik fitnah pada 17 Januari 2018:
FITNAH
Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Ajarannya penuh rahmat. Karena itu, Allah SWT mengutuk perbuatan fitnah. Jelas dikatakan dalam Al Quran:
وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ
dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan (Al-Baqarah 191)
Apa yang mereka harapkan dari fitnah semacam ini?
Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil.
Dengan begitu, ada hal yang perlu Tsamara pelajari. Pertama, Tsamara harus memahami bahwa dalam politik ada istilah serangan udara.
Maksudnya, sebuah permainan politik yang menggunakan media sosial untuk menyerang lawan politik. Hal ini sudah biasa. Namanya saja kontestasi politik.
Kedua, Tsamara tidak perlu menanggapi secara berlebihan. Lebih kuat melawan. Serangan udara semakin kencang. Akan lebih baik bagi Tsamara untuk melaporkan masalah "hoax" dengan mengataskan akun dirinya kepada pihak kepolisian.
Ketiga, selamat datang Tsamara di dunia politik. Jangan menyerah, hadapi dengan senyuman. Kalau mau melawan senior. Pertahanan harus kuat. Ingatlah pesan politik "tiada kawan sejati, tiada musuh abadi, semua hanyalah kepentingan."
Tsamara yang merupakan politikus generasi milenial Partai Solidaritas Indonesia (lahir di Jakarta 24 Juni 1996) dikenal karena keberaniannya menyuarakan isu-isu politik negeri ini. Ia termasuk terdepan dalam membela keberadaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kini Tsamara masih menjalani pendidikan S1 bidang Ilmu Komunikasi di Universitas Paramadina. Ia pendukung Presiden Jokowi dan terutama Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Untuk itulah mengapa kerap ia kena rundung dan fitnah di media sosial karena pilihan politiknya itu.
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews