Hanya kepada Orang-orang yang Shalat Tahajud Allah Berikan Kekuasaan untuk Pahami Alquran

Tidak ada orang yang sudah ber-TAHAJUD yang lama, di setiap malam hari, terus-menerus selama hidup di dunia ini, sia-sia begitu saja usahanya. Pasti sukses perjalanan hidupnya.

Kamis, 21 Mei 2020 | 06:17 WIB
0
231
Hanya kepada Orang-orang yang Shalat Tahajud Allah Berikan Kekuasaan untuk Pahami Alquran
Alquran (Foto: bincangsyariah.com)

Kita harus mempunyai cita-cita besar mampu memahami seluruh isi Kitab Suci AL-QUR'AN yang telah diberikan oleh ALLAH kepada semua manusia yang hidup di dunia ini. Itu artinya, selama kita ini masih diberi kesempatan untuk hidup di dunia ini, kita harus terus berjuang untuk sanggup dan mampu memahami setiap ayat yang ada di dalam Kitab Suci AL-QUR'AN.

Tanpa perjuangan yang terus-menerus, dari hari ke hari, tekun dan bersungguh-sungguh, saat kita meninggal dunia nanti kita masih dalam keadaan tidak memahami seluruh isi informasi AL-QUR'AN tersebut. Pada saat itulah, orang tersebut baru sadar bahwa ketika hidup di dunia kemaren, hidup orang tersebut telah gagal total, telah menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga sekali untuk mampu memahami seluruh isi informasi AL-QUR'AN yang sangat mulia sekali tersebut.

Kitab Suci AL-QUR'AN merupakan sebuah buku yang sangat luar biasa sekali, mukjizat Nabi Besar Muhammad SAW. Semua informasi yang disajikan di dalam Kitab Suci AL-QUR'AN tersebut dari ALLAH Tuhan Yang Maha Esa, Yang Telah Menciptakan Alam Semesta dan seluruh isinya. Semua informasi Kitab Suci AL-QUR'AN tersebut dijamin pasti benar oleh ALLAH Tuhan Yang Telah Memberikan Kitab Suci tersebut kepada semua orang di dunia ini.

Salah satu tujuan diturunkannya Kitab Suci AL-QUR'AN adalah mengeluarkan manusia dari kehidupannya gelap gulita berpindah memasuki kehidupan yang penuh cahaya, kehidupan yang terang benderang, kehidupan yang penuh dengan kesenangan, kenikmatan, dan kebahagiaan.  Sungguh luar biasa, ungkapan yang dipakai AL-QUR'AN yaitu sanggup mengeluarkan siapa saja yang selama ini hidup dalam keadaan gelap gulita, hidup yang tanpa mengikuti petunjuk dari ALLAH, justru hidupnya mengikuti dari selain ALLAH. Dalam bahasa agama, orang yang hidup dalam keadaan gelap gulita adalah orang yang hidup dengan perilaku melanggar larangan-larangan dari ALLAH.

Sebagai contoh, ALLAH melarang manusia hidup dengan perilaku merusak dirinya sendiri, bahkan lebih parah lagi, dengan perilaku membunuh dirinya sendiri. Lihatlah, ada orang yang hidup dengan perilaku minum minuman keras sehingga merusak syaraf-syaraf otaknya sendiri, adalah satu contoh orang yang hidup dalam keadaan hidupnya di dalam kegelapan.

Contoh lain lagi, orang yang hidup dalam keadaan gelap gulita, atau hidupnya di dalam kegelapan, adalah orang yang dengan perilaku mengkonsumsi obat-obatan terlarang (misal, narkoba). Jelas-jelas obat-obatan terlarang tersebut sangat berbahaya dan merusak, orang tersebut malah nekad mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan dilarang oleh hukum. Itulah bukti nyata, ada orang-orang yang hidup dalam alam kegelapan.

Kecenderungan sebagian besar manusia apabila tidak mau mengikuti petunjuk hidayah dari ALLAH, maka dapat dipastikan orang-orang tersebut memiliki perilaku memasuki kehidupan yang penuh dengan kegelapan, tidak ada cahaya terang benderang petunjuk dari ALLAH yang menerangi kehidupan yang gelap gulita tersebut. Itulah sebabnya, dalam bahasa agama,    AL-QUR'AN itu merupakan sumber cahaya terang benderang yang dapat menghilangkan gelap gulitanya kehidupan manusia ketika hidup di dunia ini.

AL-QUR'AN ternyata menyajikan semua perilaku manusia sejak jaman dahulu kala sampai jaman nanti ketika kehidupan di dunia ini berakhir atau tamat. Jika orang-orang yang hidup di jaman modern ini tidak diberi informasi oleh ALLAH bagaimana kehidupan orang-orang jaman dahulu kala, ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu, maka orang-orang yang hidup di waktu sekarang ini, pasti tidak mengetahui berbagai peristiwa dan kejadian masa lalu tersebut.

Kebenaran itu hanya berasal dari ALLAH Tuhan Yang Tidak Berawal dan Tuhan Yang Tidak Berakhir. Oleh karena itu, hanya ALLAH saja Yang Maha Mengetahui segala peristiwa dan kejadian ribuan tahun, jutaan tahun, milyaran tahun, bahkan Trilyunan tahun yang lalu.

Meskipun demikian, AL-QUR'AN itu bukan buku sejarah, sebab AL-QUR'AN tidak pernah menyebut tahun dan tanggal setiap kejadian di masa yang lalu. AL-QUR'AN hanya memberikan berbagai informasi yang sangat-sangat penting sekali dari setiap peristiwa dan kejadian di masa yang lalu. Seperti salah satu contoh adalah peristiwa dan kejadian Firaun ditenggelamkan di laut saat mau menangkap Nabi Musa.

Pada hakikatnya, ayat-ayat AL-QUR'AN terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu ayat-ayat Muhkamat dan ayat-ayat Mutasyabihat. Muhkamat mempunyai makna ayat-ayat yang sudah jelas sekali artinya. Ayat-ayat Muhkamat merupakan induk kitab suci AL-QUR'AN, artinya ayat-ayat tersebut merupakan intisari pelajaran di dalam Kitab Suci AL-QUR'AN.

Sedangkan ayat-ayat Mutasyabihat merupakan ayat-ayat yang mempunyai makna ibarat (kiasan) atau perumpamaan (metafora) sebagai penjelasan lebih lanjut atas ayat-ayat Muhkamat. Dengan demikian, ayat-ayat Muhkamat merupakan ayat-ayat yang harus kita pegang terlebih dulu, baru setelah itu kita melangkah lebih lanjut memahami ayat-ayat Muhtasyabihat. Kita tidak boleh memahami ayat Mutasyabihat tanpa terlebih dulu memahami ayat Muhkamat yang berkaitan dengan hal tersebut.

Sebagai salah satu contoh cara memahami isi Kitab Suci     AL-QUR'AN adalah menurut ayat Muhkamat, setiap orang yang normal diberi penglihatan mata oleh ALLAH. Dengan panca indera mata tersebut, maka orang tersebut dapat MELIHAT alam kehidupan di dunia ini. Dengan memiliki mata tersebut, manusia dapat melihat indahnya alam dunia ini. Sedangkan menurut ayat Mutasyabihat, setiap orang kafir (tidak percaya atas kebenaran ayat-ayat AL-QUR'AN) disebut orang yang BUTA.

Nah, pengertian buta tersebut dalam artian makna ibarat atau kiasan, bukan dalam arti makna yang sebenarnya. Itu artinya, dalam kehidupan nyata sehari-hari, orang-orang kafir itu mempunyai mata dan dapat melihat. Dengan ayat Muhtasyabihat tersebut, ALLAH menjelaskan kepada kita bahwa orang-orang kafir itu TIDAK MELIHAT kebenaran ayat-ayat kitab suci AL-QUR'AN. Orang-orang kafir itu diibaratkan seperti  orang-orang yang BUTA, bukan mata phisiknya yang buta.

Akhirnya terungkap, ternyata untuk dapat memahami seluruh isi informasi Kitab Suci AL-QUR'AN, baik terhadap     ayat-ayat Muhkamat dan terhadap ayat-ayat Muhtasyabihat, setiap orang harus mendirikan Shalat Tahajud yang lama di setiap malam hari selama masih hidup di dunia ini. ALLAH di dalam Kitab Suci AL-QUR'AN memberikan informasi bahwa ALLAH pasti akan menurunkan kata-kata yang berbobot kepada     orang-orang yang sudah mendirikan Shalat Tahajud yang lama di setiap malam hari.

Kata-kata yang berbobot atau sangat mulia itu maksudnya ayat-ayat Kitab Suci AL-QUR'AN. Dengan demikian, pada akhirnya di kemudian hari, orang-orang yang sudah mengerjakan TAHAJUD di setiap malam hari itulah orang-orang yang diberi kekuasaan oleh ALLAH untuk sanggup dan mampu memahami dengan baik serta benar setiap ayat di dalam Kitab Suci AL-QUR'AN.

Sungguh, janji ALLAH pasti benar. Apa saja yang dijanjikan oleh ALLAH kepada orang-orang yang sudah ber-TAHAJUD yang lama di setiap malam hari pasti akan diterima oleh orang-orang tersebut. Di kemudian hari, para ahli Tahajud tersebut mempunyai kekuasaan dan kemampuan untuk memahami setiap ayat Kitab Suci AL-QUR'AN tersebut.

Pelajaran tentang Shalat Tahajud ini disampaikan oleh HAKATINDO (Himpunan Keluarga Tahajud Indonesia),  MOTIVATOR SHALAT TAHAJUD NO.1 DI INDONESIA. Semoga cita-cita besar kita untuk sanggup dan mampu memahami semua ayat Kitab Suci AL-QUR'AN dapat tercapai setelah kita tekun dan bersungguh-sungguh mendirikan Shalat TAHAJUD yang lama di setiap malam hari selama kita masih hidup di dunia ini.

Janji ALLAH pasti benar. Janji ALLAH pasti ditunaikan di dunia ini juga. Tidak ada orang yang sudah ber-TAHAJUD yang lama, di setiap malam hari, terus-menerus selama hidup di dunia ini, sia-sia begitu saja usahanya. Pasti sukses perjalanan hidupnya.

Dr. Noorchamid Ustadi, MSi. Motivator Shalat Tahajud No. 1 di Indonesia.