Pepnews.com / Jakarta, 26 Mei 2023. – Setiap pasangan yang menikah, dan kemudian memilih untuk bercerai memiliki alasan yang berbeda-beda.
Menurut laporan Statistik Indonesia, setiap tahun angka perceraian cenderung meningkat. Pada tahun 2022 jumlah perceraian di Indonesia mencapai 516.334. Angka ini meningkat 15,31% dibandingkan 2021 yang mencapai 447.743 kasus. Sementara pasangan yang bercerai rata-rata dibawah usia lima tahun perkawinan.
Perselingkuhan menjadi penyebab utama dan ikut bertanggung jawab atas 20-40% kegagalan sebagian besar pernikahan dan berakhir dengan perceraian.
"Memang benar isu perselingkuhan yang menyebabkan perceraian terutama akibat ulah para pelakor menjadi fenomena yang terjadi di keluarga Indonesia saat ini," ungkap Founder Komunitas Anti Pelakor (AP), Ade Novatresna kepada awak media seusai Press Screening Film Detektif Jaga Jarak di XXI Epicentrum, Jakarta, Jumat (26/5/2023).
Menurut Ade perceraian akibat ulah "orang ketiga" atau pelakor menjadi penyebab rusaknya keutuhan rumah tangga, selain faktor ekonomi, ketidakcocokan pasangan dan masalah lainnya. Sementara berdasarkan data dari The Austin Institute for The Study of Family and Culture yang diambil dari 4.000 orang dewasa yang bercerai, alasan utama perceraian adalah perselingkuhan oleh salah satu pihak, pasangan tidak responsif terhadap kebutuhan, ketidakcocokan, ketidakdewasaan pasangan, pelecehan emosional dan masalah keuangan.
"Kami melihat sejak pandemi COVID-19, ada peningkatan jumlah wanita yang menjadi korban perceraian karena munculnya orang lain dalam rumah tangga," katanya.
Lebih lanjut Ade menuturkan Komunitas Anti Pelakor (AP) hadir untuk menjembatani siapapun yang menjadi korban kehadiran pelakor hingga biduk perkawinannya berakhir dengan perceraian.
"Pelakor identik dengan perebut laki (suami) orang. Komunitas kami ini muncul sejak bermunculan banyak kasus pasangan artis dan keluarga lainnya yang bahtera rumah-tangganya retak gara-gara hadirnya pelakor, bahkan sampai berujung perceraian," ujar Ade.
Sebut Ade, kepada para korban dari pelakor komunitas AP memberikan bimbingan kesiapan mental dalam forum komunitas AP secara online atau offline untuk dapat move on.
"Bimbingan ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan dan potensi diri dalam menata masa depan, serta pendapatan memenuhi kebutuhan hidup mereka secara materi/non materi yaitu melalui kegiatan online seperti webinar, podcast, media social dan kegiatan offline yang positif seperti event-event yang diselenggarakan dan dibimbing oleh AP," papar Ade.
"Selain itu kita juga melakukan kegiatan UKM lainnya yaitu seminar, bazaar, gathering atau kelas edukasi dan meningkatkan skill juga teknik pemasaran sehingga kedepannya pasangan/ibu/anak tersebut dapat lebih mandiri dan menatap masa depan lebih baik dari sebelumnya," imbuh Ade menambahkan.
Selain itu dalam mensosialisasikan tujuan AP maka AP melakukan berbagai kampanye yaitu salah satu contohnya melalui berbagai kegiatan seperti kerjasama dengan berbagai media.
"Semoga dengan hadirnya AP dapat memberikan harapan baru bagi keluarga korban yang mengalaminya untuk menata hidup baru yang lebih baik. Harapan AP dengan visi dan misi yang sama dimana film Detektif Jaga Jarak, film genre komedi yang bertema perselingkuhan dimana menghimbau masyarakat pentingnya menjaga keharmonisan pasangan/keluarga, sehingga terhindar dari perselingkuhan/perceraian yanh sedang viral saat ini," pungkas Ade.
#IG ap_modeling_production
#Tiktok approduction2021
#Youtube approduction3817
Sumber tulisan : https://www.mediapatriot.co.id/2023/05/27/prihatin-kasus-perceraian-founder-komunitas-anti-pelakor-korban-harus-segera-move-on-dan-bangkit-untuk-mandiri/
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews