Memori Fotografik Magnus Carlsen

Untuk menguji memori fotografi Carlsen, Agdestein, mengambil satu buku secara random dan kemudian membukanya secara acak.

Sabtu, 13 Juli 2019 | 09:34 WIB
0
697
Memori Fotografik Magnus Carlsen
Magnus Carlsen (Foto: MLDSport)

Juara dunia, GM Magnus Carlsen, dikenal memiliki memori fotografi yakni kemampuan untuk mengingat kembali gambar atau obyek yang pernah dilihatnya dengan tingkat akurasi yang tinggi.

Ayahnya pernah mengatakan, putranya ini, pada saat berusia 5 tahun dapat menyebutkan nama, luas, dan jumlah penduduk dari 430 kota di Norwegia secara lengkap dan benar. Magnus juga hafal populasi, nama ibukota, dan bendera dari 200 negara di dunia. Untuk permainan yang mengandalkan ingatan, Carlsen memang belum ada lawannya.

Saat usianya 13 tahun, Magnus Carlsen muncul di televisi nasional di kantor GM Simen Agdestein, mantan pecatur nomor satu Norwegia. Di dinding ruangan kantor Agdestein ini ada rak berisi buku-buku catur.

Untuk menguji memori fotografi Carlsen, Agdestein, mengambil satu buku secara random dan kemudian membukanya secara acak. Ia menunjukkan satu diagram catur kepada Magnus Carlsen dengan menutup teks yang ada hubungannya dengan diagram itu.

Magnus terlihat ragu-ragu sejenak, tapi kemudian dengan cepat ia berhasil menebak nama kedua pecatur yang memainkan partai tersebut termasuk tahun dan tempat pertandingan itu berlangsung.

Carlsen mengulangi hal ini beberapa kali dan setiap kali tebakannya sangat tepat. Hebatnya, diagram yang ditunjukkan Agdestein ini adalah diagram partai yang dimainkan oleh pecatur Soviet dari dekade sebelum ia lahir dan Magnus tahu mereka semua!

Henrik Carlsen, ayahnya, pernah mengungkapkan kepada The Telegraph, bakat Magnus yang spesial itu sudah tampak sejak dini dan sangat menaruh perhatian pada berbagai hal secara mendalam. Henrik mencontohkan, saat usia anaknya 4 tahun, ia sudah mampu membangun Lego yang rumit, yang sesungguhnya diperuntukkan bagi anak-anak usia 10-14 tahun. 

"Meski ia harus menghabiskan waktu enam jam, ia akan tetap duduk menekuni pekerjaannya sampai selesai, baru kemudian membangun konstruksi yang lainnya," kata Henrik.
 
 ***