Dengan keberadaan Sekolah Rakyat, pemerintah optimistis bahwa cita-cita menciptakan generasi emas Indonesia yang berdaya saing tinggi dan bebas dari belenggu kemiskinan akan segera terwujud
Pemerintah kembali menegaskan komitmennya dalam mewujudkan pemerataan pendidikan nasional melalui peluncuran Program Sekolah Rakyat, sebuah inisiatif unggulan dari Presiden Prabowo Subianto. Program ini akan mulai beroperasi pada Juli 2025 dan ditujukan secara khusus untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Sekolah Rakyat hadir dengan konsep asrama dan ditujukan sebagai solusi konkret untuk memutus mata rantai kemiskinan antargenerasi. Program ini akan berada di bawah koordinasi Kementerian Sosial, serta melibatkan dukungan aktif dari Kementerian PANRB, Badan Kepegawaian Negara (BKN), dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menuturkan bahwa dalam rapat koordinasi lintas kementerian telah dibahas skema pelaksanaan teknis program ini. Namun, seluruh hasil pembahasan akan dilaporkan terlebih dahulu kepada Presiden Prabowo untuk mendapatkan arahan langsung. Ia menjelaskan bahwa target peluncuran pada Juli 2025 difokuskan pada daerah-daerah yang telah memiliki kesiapan infrastruktur.
“Namun skema yang sudah kita bahas dalam rapat koordinasi ini akan kita laporkan terlebih dahulu kepada Bapak Presiden,” ujar Saifullah Yusuf.
Ia menambahkan bahwa salah satu fokus utama pemerintah saat ini adalah memastikan ketersediaan tenaga pengajar. Dengan peluncuran yang sudah semakin dekat, pemerintah mengupayakan langkah konkret untuk menghindari kekurangan guru. Saifullah optimistis bahwa melalui kerja sama lintas lembaga dan koordinasi yang kuat, seluruh kebutuhan tenaga pengajar akan dapat dipenuhi.
“Insyaallah dengan skema-skema yang sudah dibuat itu, kita bisa memenuhi seluruh kebutuhan guru, utamanya dalam penyelenggaraan Sekolah Rakyat,” tambahnya.
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono turut menekankan bahwa Sekolah Rakyat bukan sekadar institusi pendidikan biasa. Menurutnya, sekolah ini akan menjadi lembaga unggulan dengan sistem pengajaran holistik yang menggabungkan pendidikan formal, karakter kebangsaan, keagamaan, serta keterampilan profesional.
"Presiden meminta Sekolah Rakyat jenjangnya mulai dari SD, SMP, SMA. Tiap sekolah diharapkan ada 1.000 siswa dan kita diperintah supaya di tahun ini sudah bisa membuka sekolah di 100 titik," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa pendidikan yang diberikan tidak hanya akan membekali siswa dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan keterampilan agar siap menghadapi dunia kerja. “Kalau di sekolah formal hanya mendapatkan ilmu pengetahuan, ini akan mendapatkan pendidikan karakter kebangsaan, karakter keagamaan termasuk kemampuan profesional. Jadi sudah siap kerja,” tuturnya.
Dengan keberadaan Sekolah Rakyat, pemerintah optimistis bahwa cita-cita menciptakan generasi emas Indonesia yang berdaya saing tinggi dan bebas dari belenggu kemiskinan akan segera terwujud.[]
[edRW]
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews