Kegiatan Peningkatan Kompetensi Pustakawan PTKI berlangsung pada tanggal 26-28 Juli 2022 dihadiri oleh 48 peserta dari unsur UIN, IAIN, dan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Peningkatan karir fungsional pustakawan sangat penting untuk mendorong pengembangan perpustakaan di kalangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di tengah perubahan.
Hal itu dikatakan Kasubdit Ketenagaan Ruchman Basori yang mewakili Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Prof. Dr. Amin Suyitno, M.Ag pada kegiatan Peningkatan Kompetensi Pustakawan PTKI pada Selasa (26/07) di Legian Bali.
Ruchman menerangkan bahwa berbagai hambatan atas pengurusan kenaikan jabatan fungsional pustakawan harus segera terurai, apakah masalah regulasi, tata kelola sumber daya, kebutuhan Pustakawan atapun system aplikasi Penilaian Angka Kredit (PAK) Pustakawan.
Bersama 27 Kepala Perpustakaan UIN dan IAIN se-Indonesia, Direktorat Diktis menjajagi kemungkinan Penghitungan dan Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Pustakawan pada Kementerian Agama. “Coba dikaji untuk melakukan percepatan PAK Pustakawan dari sisi aturan dan kewenangan serta untuk mempermudah pengembangan karir mereka pada PTKI”, kata Ruchman.
Alumni UIN Walisongo Semarang ini berharap jumlah pustakawan yang saat ini yang baru 326 bisa bertambah disesuaikan dengan kebutuhan 58 PTKIN dan 750-an PTKIS. “Pemenuhan kebutuhan tenaga fungsional pustakawan menjadi mendesak terutaama bagi PTKI yang belum memiliki pustakawan yang memadahi”, kata Mantan Aktivis 1998 ini.
Nara sumber yang dijadwalkan hadir adalah Dr. Dra. Opong Sumiati Kepala Perpustakaan Nasional RI, Dr. Asroi, M.Pd Kabag Asesmen Pegawai Biro Kepegawaian Kemenag RI, Dra. Labibah Zain, M.LIS Ketua Umum Asosiasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam (APPTIS) dan Imas Maesaroh, Dip.IM-Lib., M.Lib., Ph.D Pustakawan UIN Sunan Ampel Surabaya.
Ketua Umum APPTIS Dra. Labibah Zain, M.LIS mengatakan kebutuhan tenaga pustakawan PTKI mendesak untuk dipenuhi karena banyaknya pustakawan yang memasuki masa pensiun sementara pengangkatan sangat sedikit.
“Perlu juga untuk menambah Aparatus Sipil Negara (ASN) Fungsional Pustakawan atau rekrutmen secara saksama sumber daya manusia untuk memperkuat perpus PTKI”, katanya.
Sementara itu Imas Maesaroh, Dip.IM-Lib., M.Lib., Ph.D Pustakawan UIN Sunan Ampel mengatakan forum ini sangat strategis membahas peningkatan kompetensi karir pustakawan dan mungkin kita perlu memperkuat Tim Penetapan Angka Kredita (PAK) Pustakawan pada masing-masing perguruan tinggi.
“Jika diperlukan Tim PAK Pustakawan adalah gabungan dari beberapa PTKIN berdasarkan pendekatan kewilayahan namun tetap mengacu ketentuan Perpustakaan Nasional”, kata Imas.
Kegiatan Peningkatan Kompetensi Pustakawan PTKI berlangsung pada tanggal 26-28 Juli 2022 dihadiri oleh 48 peserta dari unsur UIN, IAIN, dan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Hadir Subkoor Perencanaan dan Evaluasi Tenaga Pendidik Mustaqim, Subkoor Bina Tendik PTKI Effi Widiyawati dan sejumlah JFU.(RB)
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews