Vaksinasi bagi pelajar yang dilakukan oleh Pemerintah melalui BIN, TNI/Polri, dan instansi lainnya merupakan upaya untuk menyukseskan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Ketika para pelajar sudah divaksin, serta guru-gurunya, maka akan meminimalisir terbentuknya klaster Corona baru di sekolah.
Sebentar lagi sekolah akan dibuka setelah lebih dari setahun terpaksa ditutup karena Corona. Berbagai persiapan sudah dilakukan, mulai dari sanitasi alias pembersihan dan penyemprotan disinfektan di dalam dan luar gedung sekolah, pembuatan tempat cuci tangan, dan penjadwalan masuk para murid sehingga tidak terjadi kerumunan.
Vaksinasi pelajar juga amat penting agar mereka memiliki kekebalan tubuh yang bagus, sehingga tidak tertular atau menularkan Corona di sekolah. Selain para guru, murid juga wajib divaksin, dan ini memang syarat dari Presiden Jokowi sebelum memulai pembelajaran tatap muka. Vaksinasi adalah ikhtiar agar semuanya sehat dan bebas dari virus covid-19.
KPAI mengadakan survey dan hasilnya adalah mayoritas (88%) pelajar mau divaksin, sedangkan sisanya masih ragu-ragu. Hasil ini tentu menggembirakan karena banyak dari mereka yang sudah sadar akan bahaya Corona dan untuk menghindari penularannya, salah satunya adalah dengan vaksinasi. Sedangkan yang ragu-ragu perlu diedukasi lagi agar paham manfaat dari vaksinasi covid.
Mengapa harus vaksinasi? Penyebabnya karena selama ini yang sudah mendapatkan injeksi adalah para guru, sedangkan jumlah murid tentu lebih banyak daripada guru.
Sehingga untuk menghindari penularan Corona, maka para murid juga wajib divaksin. Nantinya keadaan di sekolah benar-benar aman (tentu dengan menaati protokol kesehatan juga).
Selain itu, dengan vaksinasi maka juga meminimalisir terjadinya klaster keluarga. Penyebabnya karena ayah dan ibunya sudah divaksin, dan anak-anaknya tentu harus diinjeksi juga. Sehingga seluruh anggota keluarga akan memiliki kekebalan tubuh yang bagus dan tidak mudah terkena virus covid-19.
Korps Brimob juga membantu pemerintah dalam mensukseskan vaksinasi nasional, terutama kepada para pelajar. Sebanyak 38.000 siswa di Depok sudah diinjeksi dan acara ini terselenggara berkat inisiatif dari Brimob.
Dankorbrimob Polri, Irjen Pol Anang Revandoko menyatakan bahwa kegiatan ini dalam rangka menyambut program Vaksinasi Goes to School dari pemerintah. Penyebabnya karena pemerintah mempersiapkan pembelajaran tatap muka sehingga para murid harus divaksin sebelum masuk sekolah.
Program Vaksinasi Goes to School ini bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Depok. Para murid juga senang karena mereka bisa langsung disuntik di sekolah, tanpa bingung harus registrasi ke mana. Pasalnya kebanyakan kegiatan vaksinasi massal hanya untuk mereka yang memiliki KTP alias berusia 17 tahun ke atas, dan masih agak jarang yang khusus untuk remaja.
Vaksinasi Goes to School adalah bentuk dari vaksinasi door to door yang memang sedang digencarkan oleh pemerintah. Metode jemput bola memang lebih efektif karena pasti semua murid mau disuntik, karena tinggal mendaftar dan duduk manis menanti giliran untuk diinjeksi. Selain itu, program ini juga gratis karena memang vaksinasi nasional 100% digratiskan oleh pemerintah.
Dengan adanya vaksinasi pelajar maka diharap persiapan pembelajaran tatap muka akan makin matang. Sehingga nantinya para murid siap menuntut ilmu secara langsung di sekolah. Mereka juga bisa bersosialisasi sebagai bentuk pembelajaran dan meningkatkan kemampuan intrapersonal.
Banyak pihak yang ikut mensukseskan program vaksinasi pelajar selain tenaga medis, yakni Brimob dan pihak-pihak lain. Vaksinasi untuk pelajar berusia di atas 12 tahun memang sedang digencarkan agar nantinya pembelajaran tatap muka berjalan dengan lancar. Tidak akan terbentuk klaster Corona baru karena murid-murid dan gurunya sudah divaksin. (Zainudin Zidan)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews