Sebenarnya kalau mau merenungkan kembali dan tidak menonjolkan sifat egois, manusia terkadang malu dengan dirinya sendiri.
Seringkali seseorang susah atau tidak mau untuk minta maaf karena "merasa" tidak bersalah." Untuk apa meminta maaf, saya merasa tidak bersalah kok dipaksa meminta maaf,saya ga mau," begitulah kalimat yang keluar dari orang yang merasa tidak bersalah.
Kalau seseorang sudah "merasa" tidak bersalah, maka sebenarnya ia menunjukkan sifat "egoisnya" sebagai manusia biasa. Dan ini sering terjadi pada diri seseorang atau kita. Mungkin sebagai bentuk perlawanan dari tekanan yang menyalahkan atau menunyudutkan, maka sebagai bentuk perlawanan mereka mengatakan ia "merasa" tidak bersalah.
Sebenarnya kalau mau merenungkan kembali dan tidak menonjolkan sifat egois, manusia terkadang malu dengan dirinya sendiri. Sifat malu dengan dirinya sendiri itu muncul setelah bertanya dengan "nuraninya". Karena "nurani" merupakan filter yang ada pada diri setiap manusia. Bahkan ketika kita berbohong kepada orang lain, nurani lebih tahu lebih dulu.
Nah, kalau ada ustadz atau penceramah tidak mau meminta maaf karena ia merasa tidak bersalah, maka sejatinya ia kembali kepada sifat asli manusia kebanyakan yaitu egois.
Antara ucapan dan aplikasi berlawanan arah. Harusnya antara ucapan dan aplikasi berbanding lurus. Karena ia sering mengajari jamaah atau masyarakat tentang arti memberi maaf dan meminta maaf.
Kalau meminta maaf kepada yang dianggap musuh dan dalam keyakinannya meminta maaf kepada musuh itu tidak perlu. Kalau ini yang terjadi, maka sejatinya syetan telah bersamanya.
Yang namanya penceramah atau ustadz pasti banyak omong atau bicara dan semakin banyak omong atau bicara, maka potensi salah ucap pasti akan terjadi. Dan begitu juga sebaliknya, kalau sedikit omong atau bicara, maka semakin kecil akan terjadi salah ucap.
Penceramah atau ustadz sering mengajari jamaah atau masyarakat, sampai ia lupa untuk mengajari dirinya sendiri dan terkadang sifat egois itu muncul dan dominan. Kalau sudah begini, ia akan merasa tidak bersalah terhadap apa yang pernah diucapkan di atas mimbar.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews