Dalam dunia kerja, seorang karyawan resign, penisun dini atau pindah kerja dari suatu perusahaan ke perusahaan lain adalah hal biasa. Penyebabnya bermacam-macam seperti tidak nyaman dengan pimpinan atau suasana kerja, ingin mendapatkan gaji yang lebih besar atau karena mendapat tawaran untuk jabatan tertentu.
Ternyata dalam dunia politik juga hampir sama seperti seorang karyawan yang pindah kerja atau perusahaan.
Dan ini terbukti dari daftar calon legislatif yang beberapa hari lalu yang mendaftar di KPU. Banyak anggota partai yang pindah ke partai lainnya. Penyebabnya,juga sudah tidak ada kecocokan dengan partai sebelumnya, bisa karena ada konflik internal.
Bahkan terkadang langsung mendapatkan jabatan sebagai anggota partai tingkat DPP atau posisi puncak di partai. Malah ada partai yang merasa kadernya dibajak oleh partai lainnya dengan iming-iming uang sebagai modal untuk mencalonkan sebagai wakil rakyat.
Memang mengikat kader partai menjadi kader partai yang loyal dan setia adalah hal yang susah di negeri ini. Mereka cenderung suka berpindah-pindah dan tidak loyal atau setia pada partai. Tidak dicalonkan sebagai calon kepala daerah saja mereka akan keluar dari partai dan pindah ke partai lainnya. Mereka gampang berselingkuh.
Ini berbeda dengan Amerika, hampir tidak pernah ada anggota Partai Demokrat karena kecewa terus berpindah ke Partai Republik, atau sebaliknya.
Gagal menjadi calon presiden, mereka tetap mendukung calon yang unggul dalam partai tersebut. Seperti waktu Hillary Clinton kalah terhadap Barack Obama, Hilarry tetap mendukung Barack Obama. Dan ketika Hillary Clinton maju lagi sebagai calon presiden, gantian Barack Obama mendukung Hillary untuk menjadi calon dari Partai Demokrat.
Kalau di negeri ini, gagal menjadi calon presiden, keluar partai dan bikin partai lagi. Seperti Prabowo Subianto, Surya Paloh, Edi Sudrajat, dan Wiranto. Ini beberapa contoh saja.
Bahkan banyak anggota legislatif yang dirayu atau ditawari untuk pindah partai dengan iming-iming jabatan dalam struktur partai.
Dulu mereka vokal dan kerap mengkritik pemerintah, ketika sudah pindah partai dan partai itu salah satu pendukung pemerintah, mereka jadi jinak dan tidak pernah berani lagi mengkritik pemerintah.
Mereka bukan kutu loncat, tetapi bajing luncat; meloncat dari pohon ke pohon yang lainnya, kalau sial malah bisa jatuh.
Selamat kepada para bajing luncat!
Ga masalah, yang penting kalian jangan jadi bajingan loncat saja.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews