Satu kasus pidana kampanye oleh PSI diangkat seolah masalah besar.
Yang lucunya, PSI akting seolah dia korban dan terdholimi, padahal ini kasus pidana resmi pelanggaran kampanye.
Sekjen PSI Raja Juli Antoni terancam pidana satu tahun, masalah ini lalu dibesarkan dan melebar ke mana-mana.
PSI merasa sebagai korban kedholiman, seolah ada yang ingin menghancurkan PSI dan ingin PSI tidak lolos ke Senayan.
Bahkan wasekjen PSI Satia Chandra ikut angkat suara merasa partainya terdholimi, sampai sampai Politisi Gaek PSI Tsamara Amany buat petisi agar Sekjennya tidak kena pidana.
Dalam kacamata politik, ini adalah berlebihan, karena ini murni masalah pidana, bukan urusan operasi intelijen, sama sekali gak nyambung.
Tidak ada pihak manapun di Indonesia ini yang merasa terancam dengan adanya PSI, kenapa ada yang minat menghancurkan PSI? tidak masuk logika sama sekali.
Kedua, PSI adalah partai yang nempel dengan penguasa, yang selalu bisa dikatakan akan aman dalam berpolitik, jadi menuduh ada pihak yang ingim menghancurkan PSI dalam kacamata politik itu adalah pencitraan demi kebutuhan elektoral.
Sekali lagi tidak ada yang terancam dengan adanya PSI, logika nya elektabilitas PSI sampai hari ini nasibnya satu koma bahkan ada yang kasih rangking nol koma, siapa yang akan terancam dengan sebuah partai yang bernasib nol koma? Apa kepentingan orang lain menghancurkan PSI? ini namanya kepedean.
Menuduh ada pihak yang ingin menjegal PSI kalau dalam kacamata marketing politik adalah berlebihan, ngawur, dan tidak masuk akal.
Faktanya, satu satunya partai baru peserta pemilu 2019 yang benar-benar diperhitungkan hanya Partai Perindo, bukan yang lain, karena elektabilitas Perindo saat ini memang mantap di atas 4% bahkan mengalahkan beberapa partai lama.
Manuver PSI ini tidak lebih dari sekedar aksi cari panggung, dan ini bisa dipahami, karena pemilu semakin dekat plus nasib elektoral partai PSI yang tak kunjung naik.
Saran saya, seriuslah bekerja karena rakyat indonesia gak gampang kemakan oleh manuver manuver tidak cerdas begini, bukan zaman nya lagi politik micin dan politik mitos.
PSI harus mencerdaskan masyarakat, bukan mengalihkan perhatian apalagi cari perhatian berlebih, slogan PSI selama ini adalah partai anak muda, logikanya, anak muda itu enerjik dan cerdas, bukan baperan dan suka ngeluh kayak begini.
2019 adalah debut pertama PSI dalam rimba politik indonesia, kasih contoh yang baik, stop manuver yang gak mendidik, ikuti saja proses hukum, gak pake mewek, gentle dan harus ksatria.
Itu resiko masuk ranah politik, kalau baperan dan gak kuat, balik ke kampung jadi petani atau nelayan, begitu alurnya, karena dunia politik adalah keras gak ada tempat buat baperan.
Saran buat pengurus PSI, bekerja lebih baik dan lebih substantif, didik masyarakat dan konsisten dengan tagline partai anda yang katanya bersih, beda, muda, paling indonesia, jangan plin plan dan jadi paling manja, ingat, paling Indonesia itu bukan begini gaya nya.
Terakhir, saran buat Dek Tsamara, jaga diri baik baik ya, Dek, jaga kesehatan, tetap optimis jadi Presiden Indonesia mendatang ya, aku tetap bersamamuh!
***
TZU
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews