Ibrahim bin Adham adalah seorang sufi besar berlatar pangeran yang meninggalkan kerajaannya.
Suatu hari, seseorang memberi Ibrahim seribu dinar. "Ambillah," kata orang itu. "Aku tidak menerima dari pengemis," sahut Ibrahim.
"Tapi aku orang kaya," ujar orang itu. "Apakah engkau masih menginginkan lebih dari yang sudah engkau miliki?" tanya Ibrahim.
"Tentu saja," seru orang itu. "Ambil kembali uang ini," pinta Ibrahim.
"Engkau adalah pemimpin para pengemis."
Orang kaya tahu merasa cukup, pengemis selalu merasa tak punya.
**
Dari mana kebangkitan nasional harus dimulai?
Dari kesadaran pentingnya keutamaan budi; budi utama.
Belajar pada sejarah, awal abad ke-20, kesadaran itu bukan hanya tercermin dari kelahiran Budi Utomo, tetapi juga organisasi sejaman seperti Jamiat Khair (perkumpulan kebajikan budi), dan juga Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan Mulia: sakti, budi, bakti).
Budi pekerti adalah tumpuan utama kebangkitan dan kemajuan. Bung Karno mengingatkan, bangsa yang lemah budi pekerti lebih "cinta pada gebyarnya lahir, bukan kepada pada nurnya kebenaran dan keadilan. Ia kadang-kadang kuat,--tetapi kuatnya adalah kuatnya kulit, padahal ia kosong-mlompong di bagian dalamnya".
***
Yudi Latif, Belajar Merunduk
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews