Bonita, Legenda Harimau "Jagoan" yang Akhirnya Menyerah Juga

Senin, 23 April 2018 | 14:32 WIB
0
1384
Bonita, Legenda Harimau "Jagoan" yang Akhirnya Menyerah Juga

Namanya "Bonita." Ia bukan seorang wanita cantik atau wanita dengan tutur kata yang lembut. Tapi ia adalah nama harimau yang telah memakan korban dua orang,yaitu: Jumiati dan Yusri.

Jumiati diterkam harimau Bonita pada awal Januari 2018, ia seorang pekerja kelapa sawit di desa Sinar Danau, Indragiri Ilir, Riau. Pada waktu ada harimau Bonita, Jumiati sudah berusaha lari dan naik pohon, tapi namanya wanita tidak seperti laki-laki, kakinya bisa ditarik oleh harimau Bonita dan digigit lehernya dan di tinggal begitu saja.

Inilah konflik antara harimau dengan manusia karena lahan atau hutan sudah dirambah manusia atau industri untuk kepentingan pemilik modal besar.

Setelah harimau Bonita menerkam Jumiati dan meninggal, petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) mulai mencari atau memburunya untuk ditangkap. Tapi menangkap harimau Bonita bukan perkara gampang dan mudah. Bahkan petugas BBKSDA sudah mengerahkan anggotanya dan dibantu oleh pihak kepolisian dan tentara untuk menangkap sang hariamau betina Bonita.

Lahan kelapa sawit dan hutan yang begitu luas, menambah susah untuk mencari atau menangkap "Bonita". Harimau Bonita tidak takut dengan manusia, bahkan petugas pernah berhadapan dengan Bonita dengan jarak hanya kurang lebih 5 meter, dan saling tatap, tapi bukannya pergi atau kabur, malah petugas yang akhirnya pergi atau menyingkir karena bisa membahayakan.

Menurut Suharyono kepala BKSDA, harimau Bonita tidak lazim seperti harimau biasanya, Bonita tidak takut dengan manusia, bahkan berani mendekatinya. Harimau lainya kalau ketemu manusia ia akan pergi dan menyingkir.

Bahkan untuk menangkapnya, pernah dikasih umpan kambing dan kambing itu habis di santapnya, tapi tidak berhasil ditangkap.

Makanya kalau ada jargon, "seribu kambing kalau dipimpin harimau, maka kambing-kambing akan ikut mengaum", ternyata salah, buktinya, kambing itu malah dimakannya.

Bonita secara insting atau naluri tahu kalau ia diburu oleh petugas untuk ditangkap, seakan seperti penjahat atau kriminal yang selalu diburu kemanapun pergi.

Tapi hariamau Bonita juga punya cerita mistik. Menurut Suharyono kepala BKSDA menceritakan susahnya untuk menembak Bonita baik dengan peluru tajam atau dengan obat bius. Kejadian pertama pada bulan Februari 2018, petugas atau tim pencari jejak berhadapan langsung dengan harimau Bonita dengan jarak 3 meter. Bahkan sampai 2 jam tim berhadapan dengan Bonita dengan posisi siap menyerang petugas. Kepanikan timbul, salah seorang petugas yang memegang senjata api dengan peluru tajam terpaksa menembak "Bonita" karena sudah mulai membahayakan atau mengancam.

Senjata meletus, tapi anehnya proyektil tidak keluar atau mengenai tubuh Bonita, mirip penjahat yang kebal dengan senjata saja.

Dan pada bulan awal Maret, Bonita berulah lagi, kali ini menerkam seorang buruh bangunan, yaitu Yusri. Anehnya Bonita ini menyanggongi atau menunggui Yusri dari pagi  sampai sore hari dekat dengan tempat pekerjaan Yusri. Baru sore hari waktu Yusri pulang dari kerja, Bonita mulai beraksi dengan mengikuti Yusri dan menerkan atau mengeksekusi sampai korbannya tewas.

Setelah menerkam Yusri petugas juga sudah siap-siap untuk membidik Bonita, kali ini petugas menggunakan senjata obat bius dengan jarak yang sudah terukur, senjata bius diletuskan, tapi apa yang terjadi? Senjata obat bius itu hanya terlontar dengan jarak 4 meter, padahal jarak normalnya 20-30 meter. Ini menurut penjelasan Suharyono kepala BKSDA.

Menurut Suharyono harimau Bonita termasuk harimau yang sangat cerdas karena Bonita tahu kalau akan ditembak dan selalu mengelak ketika senjata dibidikkan ke arahnya. Ini terjadi waktu Bonita tidur lesehan di tangga rumah warga. Petugas yang sudah mengendap-endap dan ketika akan menarik pelatuknya, Bonita berdiri dan kabur.

Bahkan untuk memburu Bonita, sampai memanggil atau minta bantuan pawang dari Kanada, yaitu Shakti, tapi bukan seperti pawang kita yang sering pakai "jampi-jampi", tapi "animal communicator" ini memakai alat khusus yang bisa mendeteksi keberadaan sang harimau di mana ia sembunyi atau berada. Dan benar "animal communicator" ini bisa mendeteksi atau mengendus keberadaan harimau Bonita.

Bonita yang sudah diburu atau di cari-cari hampir 4 bulan rupanya menyadari hari naasnya akan tiba dan akhirnya hari Jumat pagi 20Aprol 2018 terendus keberadaannya oleh petugas, baik dari BKSDA dan dibantu oleh aparat kepolisian, mulai mengepung dari segala penjuru supaya Bonita tidak bisa kabur lagi.

Akhirnya oleh dokter hewan, Bonita ditembak atau dilumpuhkan dengan tembakan obat bius, tapi apa yang terjadi? Rupanya Bonita bukan harimau sembarangan, sudah ditembak dengan obat bius, bahkan sampai dua kali, Bonita masih bisa berjalan sejauh kurang lebih 1 Km, seakan obat bius itu lamban bereakasi, dan akhirnya pingsan dan terkulai lemas. Mirip memburu penjahat terkenal saja.

***