Foto di atas dilansir dari AFP, di mana terlihat suasana keakraban antara Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in (tengah) dengan utusan khusus Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, yaitu adik perempuannya sendiri, Kim Yo -jong.
Peristiwa ini terjadi ketika pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 di Pyeongchang Stadium, Korsel, Kamis, 9 Februari 2018 malam yang lalu. Olimpiade ini akan berlangsung hingga 25 Februari 2018 mendatang. Ada 92 negara yang mengikuti Olimpiade ini.
Apa yang bisa kita saksikan ketika diselenggarakannya olimpiade ini? Bersatunya kontingen kedua Korea yang mengibarkan bendera unifikasi. Bahkan dalam jamuan makan, disampaikan undangan dari Pemimpin Korut, Kim Jong-un agar Presiden Korsel berkenan datang ke Korut.
Cairnya hubungan kedua Korea ini memperoleh dukungan dari rakyat mereka. Pesan yang ingin disampaikan, jangan hendaknya terjadi lagi perang kedua negara.
Cukup satu kali saja terjadi perang, yaitu Perang Korea yang dimulai pada 25 Juni 1950 hingga 27 Juli 1953. Perang itu sangat mengerikan dan mematikan. Waktu itu sekitar tiga juta tentara dan dua juta penduduk di kedua negara tewas.
Olimpiade Musim Dingin di Korsel tersebut ingin mengingatkan itu. Jangan ada lagi perang di Semenanjung Korea. Selanjutnya apa kaitan Semenanjung Korea dengan Olimpiade Olahraga di Munich, Jerman? Hal ini ingin memesankan tidak selalu ajang olahraga bisa dikatakan aman.
Pada waktu diselenggarakan Olimpiade di Munich tahun 1972, para atlit Israel menjadi korban oleh serangan yang dilakukan pejuang Palestina. Israel kehilangan 11 atletnya. Oleh karena itu, jangan sampai terjadi peristiwa di Munich, Jerman terjadi juga di Semenanjung Korea.
Meski kita mengatakan bahwa dari latar belakang sejarah, Semenanjung Korea berbeda dengan konflik Palestina-Israel di Timur Tengah. Yang sama, bisa saja Olimpiade Olahraga disusupi kepentingan politik. Munich, Jerman adalah salah satu contoh.
Tulisan pernah dimuat di wartamerdeka.net
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews