DKI Jakarta berpeluang memiliki gubernur perempuan pertama. Dengan catatan, Tri Rismaharini bersedia dicalonkan PDIP, kemudian memenangi pertarungan melawan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pilkada 2017 mendatang.
Peluang itu terbuka setelah Risma, panggilan akrab walikota Surabaya itu berpamitan kepada warga Surabaya sebagaimana ditayangkan media online setempat. Isyarat Risma meminta maaf diartikan sebagai tidak bisanya ia menerima tekanan dan paksaan partainya, PDIP, untuk segera hijrah ke Jakarta.
Namun demikian spekulasi beredar, berpamitannya Risma ke Jakarta bukan karena ia tunduk pada keinginan PDIP yang akan mencalonkannya sebagai gubernur Jakarta, melainkan ada sebab lain.
Dengan demikian nasib Risma diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan Jokowi yang pernah dirundung (bully) akibat inkonsistensinya.
Seperti halnya Jokowi, jika hal itu terjadi maka Risma harus meninggalkan kota Surabaya sebelum masa jabatannya selesai, padahal dia sudah menyatakan ogah pindah ke Jakarta.
Jika Risma berhasil mengalahkan Ahok, sejarah berulang di mana seorang walikota bisa jadi Gubernur DKI. Bahkan jika nasibnya bagus, Risma bisa menjadi Presiden RI seperti Jokowi pada Pilpres 2019 asalkan dia ingkar kepada warga DKI dengan alasan dibutuhkan di level Nasional.
Karena bakal cagub Sandiaga Uno sudah menyatakan rela turun derajat dari bakal calon gubernur menjadi sekadar bakal cawagub jika PDIP berkoalisi dengan Gerindra, maka Risma akan menjadi "pengantin baru" berpasangan dengan "brondong" bukota. Tetapi seperti hal ini akan "jauh panggang dari api", sesuatu yang sulit terjadi.
Namun berdasarkan perkiraan PepNews! PDIP tidak akan dan tidak harus "meminang" Gerindra. Selain sudah memiliki 28 kursi dan otomatis bisa jalan sendiri, tidak lazim perempuan meminang pria. Apalagi hubungan PDIP dengan boss Gerindra, Prabowo Subianto, belumlah pulih benar.
Jika Risma jadi dimajukan, wagubnya diperkirakan berasal dari PDIP juga dan sosok yang kuat untuk itu adalah Jarot Saiful Hidayat yang kini wakil gubernur DKI alias wakilnya Ahok.
Tetapi memasangkan calon dan bakal wakil calon sesama partai akan memperlemah dukungan basis massa, sehingga berdasarkan kalkulasi sederhana, hal ini pun sulit terjadi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews