Jadi, jangan pernah mengebut melebihi kecepatan (speed) 80 km/jam. Ingat selalu di rumah, di kantor, ada orang-orang tercinta dan membutuhkan kita menunggu.
Barusan sore tadi tersebar berita kecelakaan di tol yang menyebabkan Vanessa Angela dan suaminya meninggal dunia. Siapa di Republik ini yang tidak mengenal Vanessa Angel?
Tetapi, saya tidak ingin membahas siapa itu Vanessa Angel. Saya hanya prihatin melihat tingginya kecelakaan lalu lintas yang seringkali sampai merenggut nyawa yang kerapkali terjadi di jalan bebas hambatan.
Kita sudah sering mendengar terjadi kecelakaan di jalan bebas hambatan yang menyebabkan korban nyawa.
Saya selaku penggunaan jalan tol kerapkali mengamati dan mengalami mobil-mobil yang berkecepatan tinggi di atas 100 Km/jam. Seringkali saya lihat mobil-mobil itu tidak hanya mengebut tetapi juga berlari zig-zag. Salip kiri salip kanan. Sehingga membahayakan pengendara lainnya.
Para pengebut jalanan itu bahaikan pembalap di sirkuit. Atau seperti orang yang sedang kebelet pipis atau beol.
Saya pernah bekerja di sebuah perusahaan agen tunggal rem ABS sistem mekanis. Sehingga saya sedikit tahu tentang sistem pengereman mobil.
Kami sering mengadakan uji coba dengan memasangkan Rem ABS kemudian mobil dikebut dan direm mendadak. Mobil yang tidak dipasang rem ABS ketika direm mendadak akan tergelincir jauh ke depan. Sedangkan mobil yang terpasang rem ABS ketika direm mendadak jarak gelincirnya tidak sejauh yang belum terpasang rem ABS.
Saya setiap mengendarai mobil di jalan bebas hambatan selalu mengontrol kecepatan tidak lebih dari 80 Km/ jam. Kecepatan segitu akan mencegah tergelincir jauh dan panjang apabila terjadi rem mendadak. Sehingga kecelakaan parah tidak akan terjadi. Disamping itu, menyetir dengan kecepatan 80 Km/ jam akan menghemat BBM.
Saya pun setiap menyetir di jalan tol selalu menjaga jarak antara mobil saya dengan mobil di depan minimal berjarak kira-kira 3-4 mobil.
Yang membuat saya seringkali naik pitam adalah setiap saya menjaga jarak, ada saja mobil yang ngebut dari belakang, lalu dari kiri belakang dia menyalib saya dan sekonyong-konyong dia sudah berada di depan saya.
Seandainya kecepatan mobil saya pacu di atas 100 Km/jam, maka sudah pasti akan terjadi rem mendadak atau tabrakan beruntun.
Bukankah kita acapkali pernah menonton mobil-mobil bertabrakan beruntun di jalan tol terutama di jalur kanan yang merupakan jalur cepat bagi mobil-mobil yang pengendara dan penumpangnya sedang kebelet pipis atau kebelet beol?
Saran dan nasihat saya janganlah menyetir dengan kecepatan tinggi di atas 100Km/jam. Sebab, jika rem mendadak mobil akan oleng atau tergelincir panjang dan jauh sehingga bisa menyebabkan tabrakan maut.
Ketahuilah faktor terjadinya kecelakaan bisa karena dua hal. Satu karena si supir mengantuk atau "human error". Sepersekian detik saja mengantuk atau meleng atau memainkan henpon, tabrakan bisa tidak terhindarkan!
Kedua, karena kondisi mobil. Sistem rem dalam kendaraan bekerja keras dalam setiap pengereman. Panas membara terjadi di sekitar cakram rem. Kerapkali apabila tidak terawat dengan baik sistem remnya, maka rem bisa blong.
Ingat! Kita bukan pembalap. Mobil yang kita kendarai tidak dirancang atau dirawat khusus untuk balap dan mgebut. Dan, jalan tol atau jalan bebas hambatan itu adalah jalanan umum berbayar bukan sirkuit yang khusus diperuntukan untuk balapan dan ngebut-ngebutan.
Jadi, jangan pernah mengebut melebihi kecepatan (speed) 80 km/jam. Ingat selalu di rumah, di kantor, ada orang-orang tercinta dan membutuhkan kita menunggu.
Jangan Pernah Ngebut Melebihi Kecepatan 80 km/Jam.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews