Catur Bisa Mengangkat Harkat dan Martabat Keluarga

Kini mereka tidak perlu lagi tinggal di tempat penampungan tunawisma. Tani bisa merajut mimpinya meraih gelar GM termuda di dunia.

Senin, 25 Maret 2019 | 09:44 WIB
0
319
Catur Bisa Mengangkat Harkat dan Martabat Keluarga
Tanitoluwa Adewumi (Foto: Punch Newspapers)

Meskipun tinggal di tempat penampungan tunawisma dan baru belajar catur setahun yang lalu, Tanitoluwa Adewumi, anak seorang pengungsi Nigeria berusia delapan tahun, berhasil memenangi Kejuaraan Negara Bagian New York untuk TK hingga kelas tiga akhir pekan lalu.

Ia tidak pernah kalah di turnamen itu, mengalahkan anak-anak dari sekolah swasta elit yang memiliki pelatih catur pribadi dan sudah berlatih selama bertahun-tahun.

Berita ini sontak mendunia setelah ditulis oleh Nicholas Kristof di New York Times dan dikutip kemudian oleh País, The Telegraph, NBC, CBS, Insider dan Yahoo karena dianggap sangat menginspirasi. Bahkan GM Garry Kasparov menulis khusus tentang anak ini di Washington Post.

Tanitoluwa berusia tujuh tahun ketika ia, orang tuanya, dan kakak lelakinya melarikan diri dari Nigeria untuk mencari tempat yang lebih aman di New York City lebih dari setahun lalu.

Mereka terancam oleh kelompok teroris sadis Boko Haram di Nigeria, yang menyerang membabi buta orang-orang Kristen seperti keluarganya. "Saya tidak ingin kehilangan orang-orang yang saya cintai," kata Kayode Adewumi, ayah Tani kepada Nicholas.

Beruntung, seorang pendeta membantu membawa keluarga ini ke tempat penampungan tunawisma di kota itu. Di sana Tani bisa masuk sekolah dasar negeri di Manhattan. Dan di sana pula Tanitoluwa Adewumi belajar catur untuk pertama kalinya dari seorang guru catur paruh waktu.

Tani ingin sekali masuk klub catur di sekolah itu namun terbentur oleh biaya. Berkat ibunya yang mengirimkan email kepada pihak sekolah mengatakan bahwa mereka tidak memiliki uang karena tinggal di tempat penampungan membuat Tani akhirnya dibebaskan dari semua biaya.

Hanya dalam satu tahun permainan catur Tani meningkat sangat pesat. Ia terbiasa berbaring di lantai tempat penampungan dan berlatih catur selama berjam-jam setiap malam. Sekarang Tanitoluwa sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi kejuaraan nasional sekolah dasar bulan Mei mendatang.

"Tani sedang sangat bersemangat,” kata guru catur sekolahnya, Shawn Martinez. “Anak itu memecahkan puzzle catur 10 kali lebih banyak daripada rata-rata anak lainnya. Ia ingin menjadi yang terbaik," tambahnya.

Banyak dari pembaca bertanya apakah mereka dapat membantu Tani dan keluarganya. Akhirnya akun GoFundMe dibuka untuk keluarga itu.

Hasilnya dalam waktu singkat sudah terkumpul uang sebesar USD.187.760 atau sekitar 2,6 milyar rupiah dari target USD.50.000. Uang yang lebih dari cukup bagi keluarga Tanitoluwa Adewumi untuk pindah ke apartemen. Catur bisa mengangkat harkat dan martabat keluarga.

Kini mereka tidak perlu lagi tinggal di tempat penampungan tunawisma. Tani bisa merajut mimpinya meraih gelar GM termuda di dunia.

***