Perlu 3 Hari, Wapres Terlama Indonesia untuk Terus Terang Tak Romantis

Sebagai pemimpin dan manajer, JK juga punya ingatan panjang untuk mengontrol gagasan, program kerja, dan senantiasa menagih janji para bawahannya.

Sabtu, 19 Oktober 2019 | 10:58 WIB
0
430
Perlu 3 Hari, Wapres Terlama Indonesia untuk Terus Terang Tak Romantis
Jusuf Kalla dan istri (Foto: Dok. pribadi)

MInggu 20 Oktober 2019, M. Jusuf Kalla (77), mengakhir jabatan sebagai Wakil Presiden RI.

Jabatannya dilanjutkan Wapres ke-13 RI, KH Ma’ruf Amin (76 tahun), mulai 21 Oktober 2019.

JK adalah wakil presiden di dua periode presiden berbeda. Ini Langka dan belum pernah dalam sejarah 78 tahun pemerintahan presidensil.

JK adalah pejabat wapres ke-10 dan ke-12 dari 13 wapres sejak Indonesia merdeka 1945.  

Tak ada yang menyangsikan jasa dan abdinya untuk bangsa dan negeri ini.

Menjadi juru damai konflik horizontal di Poso, Ambon, Aceh, dan banyak konflik lain, diakuinya “paling” berat.

Baginya, pemerintahan baik, penegakan hukum untuk rakyat makmur lan sentosa, tak bisa tercapai tanpa perdamaian.

 Berlatar aktivis dan saudagar, JK adalah sosok gigih, simpel, sederhana, dan “humoris,” begjtu kesan Jokowi, presiden Indonesia.

JK sendiri mengakui dirinya seperti lelaki Bugis kebanyakan.

Bukan penyair seperti Armin Pane atau penyiar Najwa Shihab yang pandai memadumadankan kata demi susunan kalimat indah.

Orang bugis tak fasih berkata kata indah. Kecintaannya ditunjukkan dari perilaku, bahasa tubuh, dan senyumnya. Untuk romantic pun aku tak pandai ucapkan dengan kata-kata. Karena itu aku minta maaf kepadamu, karena selama 50 tahun aku tak pernah memberi bunga sambil mengucapkan “I love you”.

Demikian JK membacakan bagian akhir puisi 3 halamannya, di peringatan HUT Emas (50 tahun) Pernikahana dengan Mufidah Jusuf di Hotel Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta, Minggu (27/8/2017) malam lalu.

Baca juga Isi Puisi lengkap JK ke istrinya.

Ternyata, JK (memang) tak pandai merangkai kata Indah.

Baca Juga: Melihat Kemesraan Jusuf Kalla dan Jenderal Budi Gunawan

Tulisan tangan yang dia sebut puisi justru tak ubahnya cerita superrealis. Cerita laiknya berita jurnalis yang dikemas dalam bahas ringan, lugas, dan khas JK, enak. humoris.

Memang tak ada bakat dan darah seni yang mengalir di darahnya. JK sejati adalah aktivis, saudagar, pelobi, dengan gelar doktorandus, yang pernah jadi dosen ekonomi sebagai “alasan” untuk melihat “pacarnya”, Ida.

Dan, puisi yang dia beri judul, “Setengah Abad yang Indah” itu ternyata dibuat selama 3 hari.

“Dulu Pak JK sempat berdiam 3 hari di kantor. Tak terima tamu dan tak mau diganggu. Eh, Ternyata Bapak mempersiapkan pidato perkawinan emasnya. Dan dalam pidatonya, Pak JK justru berkata ‘maafkan saya tidak pernah mengucapkan I love you padamu’, untuk istrinya”, ujar Husain Abdullah, jubir istana wakil presiden, Rabu (16/10/2019) lalu.

Baginya, Pak JK adalah sosok dengan deposito jalan keluar “spontan” dari aneka persoalan.

Sebagai pemimpin dan manajer, JK juga punya ingatan panjang untuk mengontrol gagasan, program kerja, dan senantiasa menagih janji para bawahannya.

Uceng, menyebut selama 10 tahun lebih mendampingi JK, dia kagum dengan kesederhanaan dan selalu mencari teman makan. 

JK merupakan sosok yang selalu merasa cukup dengan kebutuhan hidup bukan keinginan hidup. JK kaget kalau mendengar ada kawannya yang memakai baju atau jam tangan mewah.

“Saya beli jam tangan harganya sekitar 250.000,” ujar JK.

Soal jam tangan ‘murahan” tipis, saudagar Bugis itu, Uceng punya cerita.  “Jam tangan tipis itu Pak JK senang pakainya, kalau baterainya habis itu bisa susah satu kantor carinya,” Kata Uceng, sambil tertawa.

 Wajib Bawa Buku UUD 1945

Banyak kebiasaan unik JK saat menjabat wapres. Namun, yang mungkin jarang jadi perhatian publik dan pers antara lain, kebiasaan JK membawa buku UUD 1945, saat bepergian ke mana-saja.

Ya, termasuk saat tiap tahun selalu hadir di Sidang Umum PBB di New York, mewakili Presiden Jokowi.

“Pak JK itu punya kebiasan unik dan langka. Dia selalu wajibkan ajudan membawa buku Undang Undang Dasar (UUD) 1945 di tas,” kata Jubir sekaligus  staf khusus wapres Husain Abdullah,

Buku UUD 1945 itu adalah tiga benda wajib yang selalu dicari Pak JK dari ajudan, dua lainnya adalah kopiah hitam dan sisir. “Kalau yang melekat sama dirinya itu selalu adalah pulpen merek pilot, dan kertas catatan kecil,”

Kenapa JK selalu mencari UUD 1945, kata Husain, lebih karena, keyakinan bahwa UUD itu sudah lebih dari cukup untuk jadi acuan dasar dalam pengambilan keputusan.

“Biasa Pak JK tulis pointers pidato kadang2 butuh acuan dari konstitusi. Ini Termasuk masalah-masalah HAM yang semua diatur dalam UUD.” ujar Uceng, kepada Tribun, Jumat (18/10) malam.

Wapres Terlama yang Idolakan Wapres I Indonesia

Jusuf Kalla adalah pejabat pendamping presiden ke-10 dan ke-12 dari 13 wapres sejak Indonesia merdeka tahun 1945.  

Tak runut, jabatan itu diemban bersama dua presiden berbeda dan dalam periode berbeda.

Lima tahun pertama (2004-2009) bersama Susilo Bambang Yudhoyono.

Dan lima tahun kedua jadi pendamping Joko Widodo (2014-2019).

Ia adalah wapres terlama kedua (10 tahun), setelah mendiang Muhammad Hatta (11 tahun, 1945 hingga 1956). 

Itupun sebenarnya, jika dirunut tahun, masa jabatan wapres di era Muhammad Hatta pernah lowong selama 2 tahun (1948 – 1950). 

Artinya Hatta praktis cuma menjabat 9 tahun, sementara JK tepat 10 tahun.

Di masa transisi politik pemerintahan sipil Orde Lama (Soekarno) ke militer Orde Baru (Soeharto),  jabatan wapres pernah lowong selama 17 tahun (1956 – 1973). 

Presiden Soeharto baru memiliki wapres pertama di tahun 1973 hingga 1978. Dia memilih ‘Raja Jawa’, Hamengkubowono IX.

Dari 13 kursi ke-Wapres-an, 9 kali dijabat sosok partisan politik. Kalla jadi wapres dengan latar pengusaha dari reprentasi timur Indonesia.

Empat wapres yang tak berafiliasi resmi ke partai politik adalah Muhammad Hatta, lalu Hamengkubowono IX (23 Maret 1973-23 Maret 1978), wapres ke-11 Boediono (praktisi keuangan, 20 Oktober 2009 – 20 Oktober 20014).

Dan terakhir yang akan dilantik Minggu (20 OKtober 2019) lusa adalah KH Ma’ruf Amin (ulama, pendidik), meski pernah jadi anggota partai dan legislator PPP dan PKB di tahun 1970-an hingga 1990-an, Ma’ruf lebih dikenal bukan sosok partisan politik melainkan kiai.

Kalla adalah kader Golkar ke-6 yang menjabat wapres. Sebelumnya ada Adam Malik (11 Maret 1978-11 Maret 1983), Umar Wirahadikusuma (1983-1988), Soedharmono (1988-1993), Tri Sutrisno (1993-1998), BJ Habibie (Maret-Mei 1998).

Jabatan wapres lowong selama kurang lebih 1 setengah tahun (21 Mei 1998-21 Oktober 1999) sebelum dilanjutkan dua wapres partisan lain, Megawati Soekarnoputri (PDIP – 21 Oktober 1999-23 Juli 2001) dan Hamzah Haz (PPP; 26 Juli 2001-20 Oktober 2004).

JK adalah wakil presiden ketiga yang lahir di luar pulau Jawa. Wapres pertama dari luar Jawa adalah Hatta adalah kelahiran Bukit Tinggi, Sumatera Barat, lalu BJ Habibie, dan Hamzah Haz, pria kelahiran Ketapang, Kalimantan Barat.

Kalla sendiri adalah wapres kedua kelahiran Sulawesi Selatan, setelah BJ Habibie.

Dibanding JK, Habibie terbilang beruntung. 

Meski Habibie tercatat sebagai wapres tercepat, hanya dua bulan, namun pria kelahiran Parepare 25 Juni 1936 ini, sempat  1 tahun 5 bulan menjabat sebagai Presiden ke-3 RI. 

Di ujung masa jabatan sebagai Ketua Umum DPP Golkar (2004-2009), Jusuf Kalla sempat ‘mengadu nasib’ menjadi presiden. 

Dia menggandeng Wiranto di Pilpres. Namun, kalah bersaing dengan dua paket militer-sipil di Pilpres 2009; paket SBY-Boediono dan Megawati Soekarnoputri- Prabowo Subianto.

JK “ditakdirkan” tak ikut jalan presiden BJ Habibie. “Saya sudah lama jadi presiden direktur di Kalla Group,” kata JK suatu ketika, setelah vacuum jabatan eksekutif selama lima tahun

Perihal tak tercapainya cita-cita jadi presiden dan hanya menjabat wapres di dua periode berbeda, JK mensyukurinya.

Dia meyakini, doa mendiang ibunya, Hajjah Atirah di tahun 1950-an, sudah dikabulkan lebih oleh Allah SWT.

“Ibu saya cuma mendoakan menjadi gubernur, ternyata jadi bosnya gubernur,” kelakar JK dalam wawancara khusus di program MataNajwa, Rabu (16/10/2019) malam lalu.

Di awal masa jabatan sebagai ‘Bos Gubernur”, oleh banyak pengamat dan praktisi, JK sering direpresentasikan sebagai The Next Muhammad Hatta. 

Fostur, komitmen kenegaraan, latar belakang pendidikan; ekonomi, keakraban, religiusitas, kesederhanaan, dan cara pengambilan keputusan yang simpel. 

Hatta memang pernah menjadi guru ekonomi JK, saat kuliah di Fakultas Ekonomi Unhas, dekade 1960-an.

Baca Juga: Jusuf Kalla Dukung Jokowi di Pilpres 2019 sebagai "Politik Mandi Bersih"

Di beberapa kesempatan JK juga mengakui Hatta adalah idolannya. Bagi Kalla, Hatta adalah tokoh bangsa yang ingin memajukan kesejahteraan ekonomi rakyat, jadi pilar perdamaian bangsa, dan mengurus kemanusiaan.

Ibarat sudah ditakdirkan ikut jejak idola asal Minang itu, Kalla juga akhirnya menikahi wanita berdarah  Minangkabau, Hj Mufidah Jusuf.

Jika Moh Hatta adalah pendiri sekaligus Ketua Umum I Palang Merah Indonesia (PMI, 1945-1946), Kalla juga ikut bisa ikuti jejak idolnya, menjadi Ketua Umum ke-12 PMI. 

JK mengemban amanah ‘kemanusiaan” yang dititip Hatta, justru setelah lengser dari jabatan wapres (Desember 2009). Hingga saat ini jadi petahana).

Dan dia berjanji tetap melanjutkannya, “Saya akan masih urus sosial dengan PMI,  keagamaan lewat Dewan Masjid. Pendidikan juga. Ke Universitas, berdiskusi dengan mahasiswa.” kata JK saat ditanya rencananya setelah “pensiun.

Batam, 18 Oktober 2019

***

Keterangan: Keterangan: Tulisan ini sudah tayang sebelumnya di Blog Pribadi saya.