Inilah pesan yang ingin disampaikan kepada HB bahwa jangan pernah menawarkan tipuan kepada orang lain bila belum mengerti siapa yang akan ditipu.
Ini adalah salah satu sisi cerdik sekaligus lucu dari seorang Harianto Badjoeri alias HB. Dia yang sering dituakan dan ditokohkan oleh kalangan organisasi kepemudaan ini, suatu hari kedatangan pendekar yang mengaku sakti.
Pendekar tadi tentu bertubuh “berisi”. Menurut ceritanya, pendekar di hadapan HB ini sudah banyak menyerap ilmu kanuragan dan menguasai ilmu bela diri yang mumpuni. Berbagai senjata tajam sudah pernah menyentuh tubuhnya, tetapi tak bisa melukainya.
Pendekar itu selain tak bisa dilukai oleh senjata tajam, juga sanggup minum air keras, bahkan makan beling dan paku segala. Semua orang yang mendengarnya ngeri mendengar cerita ini.
HB yang juga sudah banyak bergaul dengan berbagai kalangan masyarakat ingin memberi ujian sederhana kepada pendekar itu. Maka HB menyuruh anak buahnya untuk membeli seblak. Makanan kekinian yang memiliki tingkat kepedasan bertingkat-tingkat.
Beberapa mangkuk seblak pun dibeli anak buah HB. Tentunya dengan tingkat kepedasan paling tinggi, karena akan digunakan untuk menguji kesaktian seorang pendekar. Kepedasannya mirip seperti air panas. Yang tidak tahan bisa melepuh dibuatnya.
“Ayo makan. Ini seblak terenak di sini,” kata HB menyodorkan semangkuk seblak kepada sang pendekar.
Dengan sopan, si pendekar memakan seblak di mangkuk itu. Entah lapar atau apa, dia langsung menyantap seblak itu. Baru dua tiga sendok menyantap, dia tiba-tiba berhenti. Dia langsung mengambil air minum untuk menghilangkan rasa pedas yang amat menyengat mulutnya.
Selepas minum, si pendekar meminta izin kepada HB untuk pergi ke toilet, karena perutnya mulai mulas.
Di dalam hati, HB terkekeh-kekeh. “Berarti dia bukan pendekar sakti. Kalau sakti kenapa perutnya sakit hanya oleh pedasnya cabe,” kata HB dalam hati.
Di sini HB memberi sebuah pesan bahwa sehebat-hebatnya orang, dia pasti memiliki kelemahan juga. Ketika seseorang mampu menguasai hal-hal besar, belum tentu dia kuat menghadapi sesuatu yang kecil dan remeh temeh seperti cabe yang menjadi bumbu seblak.
Lalu ada ada cerita HB ketika menguji penjual golok sakti yang datang kepadanya. Pada suatu hari, HB kedatangan pedagang golok. Dia bilang akan menjual golok sakti seharga Rp10 juta!
HB awalnya percaya bahwa golok itu sakti, sehingga mampu memotong apa saja bila ditebaskan. Dengan yakinnya, HB memegang golok itu lalu dia goreskan ke beberapa area tubuhnya. Mulai di leher, telinga, sampai tangannya.
Melihat tubuh HB tidak terluka, pedagang golok tadi ternganga. Dia tidak bisa lagi bicara apa-apa kepada HB.
HB kemudian menawar harga golok itu seharga Rp1 juta!
Inilah pesan yang ingin disampaikan kepada HB bahwa jangan pernah menawarkan tipuan kepada orang lain bila belum mengerti siapa yang akan ditipu. Terkadang, orang yang akan ditipu lebih cerdik dan bisa mempermalukan balik.
Inilah kecerdikan HB dalam menguji seseorang. Dia punya banyak cara untuk menguji seseorang yang sedang menjalin relasi dengannya. Dia tidak mudah terperdaya dengan cerita dan janji tetapi lebih percaya kepada bukti dan kerja nyata.
Krista Riyanto
***
Tulisan sebelumnya: Harianto Badjoeri [22]: Mencetak Notaris Sukses
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews