Internet merusak segalanya, sehingga lahirlah istilah "disruption" itu. Taukah kamu bahwa slogan itu ada dan terbaca ketika teknologi Internet sudah sedemikian majunya.
Suka pengen senyum aja tatkala ngebaca tulisan segede-gede pala orok yang tertulis di pintu lift atau tembok-tembok kantor. Kira-kira begini bunyinya; "Hanya mereka yang adaptif terhadap perubahan yang akan bertahan".
Ga persis gitu sih kalimatnya, tapi kerap tulisan itu sungguh bikin saya ketawa dalam hati atau paling banter senyum dikulum. Sebenarnya si empunya prakarsa menempelkan slogan indah itu sudah mewujudkannya dalam pekerjaan nyata sehari-sehari atau cuma gagah-gagahan biar kantor tampak keren. Prasangka baiknya, oooh... mungkin itu kalimat pengingat si empunya perusahaan buat para karyawannya.
Internet merusak segalanya, sehingga lahirlah istilah "disruption" itu. Taukah kamu bahwa slogan itu ada dan terbaca ketika teknologi Internet sudah sedemikian majunya.
Jadi, alangkah bertolak-belakangnya kalimat indah itu justru tatkala mental si perusahaan tidak adaptif terhadap daya rusak Internet dalam berbagai produk yang dibuatnya. Ia tidak percaya dengan keajaiban Internet dan ajaibnya ia tidak adaptif. Ia masih bangga dengan kejayaan masa lalunya yang gemilang, yang kini sesungguhnya tinggal cerita.
Jadi, adaptif untuk survive itu tidak harus dikatakan, boss, tidak pula harus ditulis besar-besar, cukup dilaksanakan saja.
#PepihNugraha
***
Tulisan sebelumnya: Sketsa Harian [1] Jagoan Medsos
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews