Dengan karakter masyarakat pantai yang berdinamika tinggi ini, LIRA membutuhkan figur yang juga lugas, berani, dan punya jaringan kuat.
Sahabat saya, Muhamad Zainal Dante dipercaya menjadi salah satu ketua organsasi kemasyarakatan di wilayah Jakarta Utara. Dante, begitu orang menyapa dia tepatnya dipercaya menjadi Walikota Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Jakarta Utara.
LIRA yang dipimpin oleh aktivis nasional, HM Jusuf Rizal selaku presidennya sudah banyak dikenal orang dalam kiprahnya di bidang sosial kemasyarakatan. Khusus untuk Provinsi DKI Jakarta, LIRA sudah tidak asing lagi di kalangan aktivis organisasi kemasyarakatan maupun LSM.
Khusus untuk wilayah Jakarta Utara, LIRA telah mendapat kader yang tepat. Dante bukan figur biasa. Dia cukup luar biasa. Dante yang lahir di Makassar, Sulawesi Selatan dan besar di Tanjungpriok, Jakarta Utara adalah nahkoda yang tepat untuk LIRA di kawasan yang terkenal “panas” dan “keras” seperti di Jakarta Utara ini.
Secara keorganisasian, Dante bukan orang kemarin sore. Dia sudah lama malang-melintang di Jakarta. Dia adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Front Kerukunan Pemuda Bugis-Makassar (FKPBM) DKI Jakarta dan Ketua bidang Pertahanan dan Keamanan Pemuda Pancasila DKI Jakarta.
Dante adalah juga orang kepercayaan mantan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta yang melegenda, Harianto Badjoeri. Harianto Badjoeri juga mantan Ketua Pemuda Panca Marga DKI Jakarta.
Sebagai orang kepercayaan HB –demikian sapaan Harianto Badjoeri, Dante sudah pasti punya jaringan yang kuat di segala lapisan kemasyarakatan, aparatur keamanan, birokrasi, dan elemen pemuda Ibu Kota.
Secara fisik, Dante juga mumpuni. Perawakannya tinggi besar. Berwajah berewokan. Gaya bicaranya lugas, namun cheerfull, sehinga orang di sekelilingnya dibuat tertawa bila mendengarnya dalam obrolan santai.
Apa yang tersemat di dalam diri Dante sepertinya sejalan dengan moto LIRA ‘Kami mendengar, Kami Melihat, Kami Berbuat”.
Dante tipe pendengar yang baik untuk urusan menampung aspirasi orang. Dia bisa menerima pendapat orang lain yang berbeda dengannya selama pendapat itu benar dengan berbagai faktanya.
Dia juga mampu dan peka dalam melihat keadaan apalagi potensi gangguan di sekelilingnya. Orang jawa bilang tanggap ing sasmito artinya pandai membaca isyarat atau cerdas memaknai gelagat. Dan, Dante juga sanggup berbuat yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Saya yakin, Dante bisa membawa LIRA dalam menjalankan moto dan mengawal rekomendasi hasil Rapat Pimpinan Nasional di Batu, Malang, Jawa Timur pada 19-21 Juni 2019 (tokohkita.co, 24 Juni 2019).
Secara garis besar, LIRA yang memosisikan diri selaku organisasi kemasyarakatan propemerintah, namun kritis ini punya misi besar dalam menyukseskan program pembangunan pemerintahan sekarang dengan dilandasi semangat keberagaman dan nasionalisme.
Jakarta Utara adalah lahan yang tepat buat Dante membesarkan LIRA, karena secara geografis dia mengenal betul seluk-beluk wilayah itu. Bukan sekadar mengenal wilayah secara fisik, namun dia memahami kultur masyarakatnya yang antara lain beretnis Bugis, Makassar, Madura, Batak, Jawa, Betawi, Flores, Ambon, Papua, sampai Tionghoa.
Jakarta Utara yang merupakan kawasan pantai berbeda dengan wilayah lain di DKI Jakarta ini. Di Jakarta Utara, sebagaian penduduknya adalah perantau yang karakternya relatif lugas, karena terbentuk dari dinamisnya masyarakat itu sendiri.
Dengan karakter masyarakat pantai yang berdinamika tinggi ini, LIRA membutuhkan figur yang juga lugas, berani, dan punya jaringan kuat, karena tidak menutup kemungkinan akan menemui kendala dalam menjalankan organisasi. Untuk menuntaskan kendalanya, terkadang memerlukan penuntasan secara fisik dengan menggunakan hukum rimba.
Dengan figur seperti Dante yang merupakan putera dari seorang pelaut ulung ini, LIRA bisa dengan mudah bergerak menjalankan moto dan misi besarnya sebagai organisasi yang menyokong kebijakan pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sejahtera, damai, tenteram, dan aman, di atas keragaman suku, ras, agama, dan golongan.
Krista Riyanto
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews