Testimoni (7): Mau Bertahan Hidup? Kenali Sifat Dasar Virus/Bakteri!

Kamis, 9 April 2020 | 15:21 WIB
0
713
Testimoni (7): Mau Bertahan Hidup? Kenali Sifat Dasar Virus/Bakteri!
Salah satu kegiatan Grup Probiotik Siklus (GPS) di Bogor sekitar 1 tahun lalu. (Foto: Istimewa)

Wabah Virus Corona yang terjadi sekarang ini mengingatkan Formulator Probiotik Siklus saat mengisi seminar di Bogor sekitar 1 tahun lalu. “Saya jadi teringat... Pada saat ngisi seminar di Bogor, salah satu pesertanya DR. AH, seorang Doktor di bidang Mikrobiologi alumni Aussie.”

Saat sesi tanya jawab, beliau berkata: bahwa ilmu dan teknologi yang berbasis ilmu biologi lah yang akan mempengaruhi masa depan dunia, dan ternyata teknologi itu sudah ada di depan saya, dan belum tahu. Ini yang kami cari selama lebih dari 10 tahun.

Ketika bapak menguraikan tadi, saya terima semua. (Beliau tidak kuasa menahan tangisan nya di depan banyak orang). Dan ternyata, kurang dari setahun, akhirnya meledaklah kasus ini. Dan mestinya teknologi yang berbasis biologi pula yang mampu menyelesaikannya.

[9/4 06:54] M: Seharusnya beliau bisa bergerak juga bapak.. Tapi beliau masih blm benar2 sejalan pemikirannya.

[9/4 06:55] Formulator:  Oh, masih bergejolak dalam perdebatan di alam pikirannya.

[9/4 06:55] M: Betul bapak. Beliau bisa menerima apa yg bapak sampaikan. Alhamdulillah. Tetapi beliau menjadi sakit kepala. Tiap kali memikirkannya.

[9/4 06:58] Formulator: Perlu diskusi lagi secara pribadi

[9/4 07:02] M: Betul bapak. Kesulitan saya adalah kesempatan kami yg jarang bertemu utk berdiskusi. Kalau hari2 biasa beliau sibuk. Kalau skrg masa lock down ini, seharusnya sih saat baik utk diskusi, tetapii belum juga.

[9/4 07:21] +62 815-4884-1xxx: Ya Latief kiranya Engkau berkenan melembutkan hati beliau DR. Al Haradi... orang2 pandai yg mempunyai pengaruh.

Pusat pengembangan produk bakteri dunia itu terdapat di negara Jepang, Israel, dan Jerman. Sementara Amerika Serikat (AS) selama ini dikenal sebagai pusat produk virus. Salah satu diantaranya virus Flu Burung yang diduga produk AS.

Jepang dengan revolusi mikrobakteri yang dilakukan melalui proses penanaman tumbuhan dengan menggunakan teknologi pupuk alami non kimia, telah berhasil menghidupkan serta menghijaukan kembali wilayah Hiroshima dan Nagasaki.

Jadi, virus Flu Burung adalah murni buatan pihak tertentu yang tidak menginginkan adanya keseimbangan dunia ini. Sifat virus flu burung, di tiap negara, bahkan untuk tiap daerah bisa berbeda.

Bahkan beberapa waktu terakhir ini, sering kita dengar adanya berbagai varian flu burung, seperti H1N1, H5N1, H7N9 (di China), New Corona, yang konon dianggap lebih mematikan dibanding varian terdahulu.

Yang membedakan tiap varian virus flu burung sebenarnya adalah jumlah bulu getar pada virus tersebut. Bulu getar/flagel itu sebenarnya adalah semacam alat penghangat pada virus itu yang berfungsi untuk mempertahankan hidup mereka sendiri.

Karena itulah bila dijumpai terdapat jumlah bulu getar yang berbeda, oleh para ahli virologi dikatakan sebagai mutasi genetik dari virus flu burung. Tamiflu jelas tidak akan efektif untuk tiap kasus flu burung.

Setiap jenis obat hanya akan efektif pada daerahnya sendiri, dan obat itupun belum mampu mematikan virus flu burung tersebut. Pengobatan yang paling efektif untuk flu burung adalah dengan probiotik, terutama dengan Bio Syafa Plus, karena jumlah laktat yang tinggi.

Formulator Probiotik Siklus (PS) sudah banyak membuktikan efektifitas probiotik/Bio Syafa terhadap kasus flu burung, sehingga bagi Tim Probiotik Siklus sekarang flu burung bukanlah penyakit yang menakutkan dan mematikan.

Kasus flu burung di China telah memakan korban cukup banyak, hal tersebut terjadi karena China menolak produk probiotik dan lebih bangga dengan produk herbal mereka, sehingga penanggulangan flu burung menjadi kurang efektif. 

Pada musim haji tahun lalu (tahun 2012), flu burung varian baru, New Corona, mewabah di sekitar Arab Saudi. Atas permintaan Unicef, dikirim PS G16 sebanyak 5.000 liter, dikemas oleh sebuah perusahaan dalam bentuk ampul vaksin.

Pengiriman ke Arab Saudi diatasnamakan Unicef, kemudian dibagikan pada jamaah haji dan relatif berhasil menghindarkan jemaah haji dari wabah new corona.

Beberapa waktu yang lalu, PS G10 dengan merk BJ juga dikirim ke Glenn Eagles, Singapore serta ke RS Malaya Malaysia, dan diberi merk sendiri, dengan indikasi untuk toksoplasma dan flu burung.

Produk PS tersebut dijual ke pasien, yang mayoritas orang Indonesia, dijual laris dengan harga Rp 1,5 juta rupiah. Nah, apakah kita harus menunggu varian produk PS ini dikulak dulu oleh negara lain, baru kita beli lagi dengan harga tinggi?

Di tempat lain, di Indonesia, ada profesor yang menjual suatu produk mikrobakteri dan diklaim hanya untuk toksoplasma, dijual dengan harga Rp 750.000,-per botel (1,5 liter) dan laris. Faktanya ternyata produk yang dijual tersebut merupakan fermentasi PS G8 atau 9.

Perlu diketahui, secara teknis untuk pengobatan toksoplasma minimal diperlukan waktu 1 tahun, karena bila pengobatan dilakukan kurang dari waktu tersebut, dikuatirkan akan mudah kambuh lagi.

Sifat Virus

Sifat dasar dari: Virus ~ Bakteri, hewan, tanaman, antibodi, dan manusia itu serupa. Kalau disakiti, mereka akan melakukan perlawanan, untuk mempertahankan kehidupan dirinya di alam semesta ini.

Mereka semua, tidak ingin mati, maka mereka melakukan apapun yang bisa mereka lakukan. Sifat ini melekat pada virus/bakteri/parasit/jamur, hewan yang lainnya, tanaman, antibodi, dan manusia.

Cara mempertahankan diri itu: Menyerang; Memperbanyak jumlahnya, memperkuat diri, memperkuat pengaruhnya; Melarikan diri.

Karena hanya manusia yang dibekali dengan akal, pikiran, dan hati, maka yang dilakukan manusia menjadi lebih beragam, variatif, serta kelihatan lebih canggih.

Bakteri~ virus, caranya dengan memperkuat diri dari semua jenis paparan yang menyakiti mereka. Juga dengan menggandakan dirinya beratus atau beribu atau berjuta kali, dibanding dalam kondisi normal.

Akhirnya jumlah mereka jauh lebih banyak, dan juga jauh lebih kuat. Kalau toh akhirnya berefek menyakiti dan mematikan host yang menjadi tuan rumahnya, itu bukan keinginan mereka, tetapi itu cara mereka untuk bertahan hidup.

Cairan yang mereka hasilkan, itu merupakan media hidup bagi mereka. Tetapi cairan itu bersifat toksik bagi host-nya. Ini sudah terbukti, sudah teruji saat ini.

Hewan pun kalau disakiti, mereka pun akan mempertahankan dirinya. Bisa dilakukan dengan menyerang atau melarikan diri, atau memperbanyak jumlahnya. Sehingga jangan kaget, kalau suatu saat ada serangan tikus, serangga, lebah, dan sebagainya, secara massal.

Tanaman pun, kalau disakiti, mereka akan mempertahankan dirinya, dengan memperbanyak tunas dan buahnya. Di sana akan banyak bibit kehidupan mereka. Sehingga keberadaannya di muka bumi ini, tidak akan hilang.

Antibodi? Semakin sering dilatih, maka antibodi akan semakin kuat. Sesungguhnya konsep vaksin ~ immunisasi itu mengadopsi dari konsep ini. Antibodi perlu diberikan sparring partner, sehingga selalu terlatih dan terjaga melakukan tugasnya.

Beragam makanan yang mengandung antioksidan, juga salah satu cara melatih mereka. Sehingga pada saat mereka dibutuhkan oleh tubuh, mereka sudah terbiasa melakukan tugasnya.

Sebaliknya, kalau mereka dininabobokkan dengan berbagai asupan suplemen sintetis, maka cenderung santai, malas, dan bahkan lupa dengan tugas dan fungsinya.

Begitupun manusia, otot-ototnya, otak dan pikirannya, serta hatinya, perlu terus-menerus dilatih dan diberikan pelajaran-pelajaran dari Sang Maha Pencipta.

Sang Maha Pencipta memberikan beban, cobaan, dan semua pelajaran kehidupan, bukan untuk melemahkan atau menyakiti sang Khalifah-Nya ini, justru untuk memperkuatnya.

Jawab Corona

Apakah bisa dicegah? Insya’ Allah bisa! Sudah sangat banyak, ratusan atau mungkin ribuan yang sudah membuktikannya, dari berbagai kota. Apakah bisa disembuhkan? Insya’ Allah, haqqul yakin bisa. Dan sudah banyak testimoni yang masuk.

Ada yang dirawat di rumah, ada yang dirawat di rumah sakit, ada yang masuk ruang isolasi di sebuah rumah sakit. Mulai dari bayi, balita, anak-anak, hingga remaja sampai orang dewasa. Kasusnya beragam, dari ringan sampai yang cukup berat.

Dan rerata, sembuhnya dalam waktu 2 sampai 5 hari. Bagaimana cara kerjanya? Berikut ini catatannya.

Konsep dasarnya bahwasemua ciptaan Allah SWT itu diciptakan dalam keadaan berpasang-pasangan. Manakala tidak ada pasangannya, mereka akan gelisah, lalu mereplikasi dirinya semaksimal mungkin. Itu terjadi karena ketakutan/kegelisahan mereka.

Dengan menyemprotkan cairan ber-PS ini di bagian luar tubuh manusia, membuat mereka tidak resisten dan tidak berkembang biak terus menerus.

Dengan memasukkan formula PS ini ke dalam tubuh penderita, maka si Corona tersebut akan menemukan pasangannya, sehingga mereka merasa aman, dan tidak akan melakukan proses regeneratif lagi.

Mereka merasa nyaman, lalu secara bertahap akan menjadi bagian dari mikrobioma tubuh kita.

Mereka menjadi mematikan dan sangat ganas, karena ketakutannya akan keberlangsungan hidupnya di dunia akan berakhir, makanya mereka berusaha sekuat-kuatnya mempertahankan keberadaannya di muka ini.

Jika mereka di dalam tubuh, terutama di saluran pernafasan, mereka akan mengalami proses regenerasi yang sangat cepat sebagai bentuk usahanya untuk mempertahankan kehidupannya. Dalam proses itulah muncul cairan, sebagai tempat hidup mereka.

Hanya saja, cairan tempat hidup mereka tersebut, bersifat toksik bagi tubuh manusia, sehingga merusak mukosa saluran pernafasan, dan sampai ke paru-paru, merusak paru-paru, lalu paru-paru kaku, tidak bisa bergerak secara leluasa, akibat nafasnya sesak....., gagal nafas.

Dengan memasukkan formula PS ini ke tubuh kita, maka si corona itu sebagian besar akan menemukan pasangannya, sehingga tidak regeneratif lagi, dan bersifat tidak menyakiti lagi. Sisanya, akan dikoloni oleh probiotik yang lainnya.

Jadi tidak bersifat membunuh mereka, tetapi mensahabati mereka, dan mengajak kembali ke habitat dan sifat alamiahnya.

Formula PS menyelesaikan kasus ini, pada sumber masalahnya, yaitu sang pelaku proses penyerangan ini, dan tidak bersifat mematikan mereka.

***