Benang Kusut Oposisi, 5 Hal yang Bikin Gerindra Melunak terhadap Penguasa

Cita cita kita jangan sampai hanya sebatas sikap Gerindra cs-nya, relawan 02 berjuang untuk negara dan demokrasi, jadi beroposisi adalah sebuah kemuliaan dan kehormatan.

Rabu, 10 Juli 2019 | 06:27 WIB
0
412
Benang Kusut Oposisi, 5 Hal yang Bikin Gerindra Melunak terhadap Penguasa
Prabowo Subiantu (Foto: Berita Center)

Pasca pembubaran Koalisi Adil Makmur oleh Prabowo Subianto, sinyal Gerindra " melunak" sudah tertangkap.

Gerindra mulai hitung hitungan, bahwa menjadi oposisi untuk 5 tahun ke depan tidak banyak membawa manfaat.

Ada beberapa alasan kenapa Gerindra melunak ke penguasa:

Pertama: Belum tentu Prabowo akan nyapres lagi 2024, ini artinya kepentingan berkoalisi sudah tidak relevan jika dihitung soal kepentingan politik.

Kedua: Gerindra butuh energi untuk menyambung hidup 5 tahun ke depan, karena energi Gerindra sudah terkuras habis untuk pilpres kemarin. Ini dalam konteks materil.

Ketiga: Tekanan dari bawah Gerindra kepada Pak Prabowo agar tidak mengambil posisi oposisi, mengingat posisinya sangat lemah. Karena koalisi jokowi pada dasarnya sudah aman tanpa Partai dari koalisi 02.

Keempat: Elit Gerindra yang punya ambisi ambisi pribadi untuk merapat ke koalisi 01, karena menjadi oposisi harus siap"miskin" dan "tertekan". Mereka sudah tidak siap untuk itu. Sudah capek 5tahun belakangan ini.

Kelima: Karena kepentingan politik ini, Prabowo tidak mungkin mengabaikan mekanisme partai yang mayoritas Gerindra mungkin lebih memilih berkoalisi dengan 01. Kalau Prabowo melawan arus, maka nasib Gerindra bisa seperti nasib Demokrat yang saat ini sedang melakukan "kudeta" terhadap SBY.

Melihat kepentingan politik jangka menengah ini, akan sangat sulit mengharapkan akan ada oposisi yang kuat 5 tahun ke depan. Karena yang saat ini firm menyatakan beroposisi hanya PKS dan Berkarya. Tapi itu sama dengan tidak ada. Mengingat kursi PKS di Senayan hanya 49 kursi, sedangkan Berkarya tidak punya kursi sama sekali.

PAN lebih kuat ke koalisi 01 dengan Demokrat. Mereka memang sejak bulan April sudah bermanuver mendekat ke 01, meskipun partai koalisi 01 sama dekali tidak suka bahkan mengatakan gak butuh PAN dan Demokrat. Artinya PAN dan Demokrat akan jual murah ke 01.

Seperti yang pernah saya tulis pekan lalu, posisi oposisi saat ini kuncinya hanya di Gerindra. Karena Gerindra selama ini adalah imam bagi koalisi 02, kemudian capres-cawapres 02 yang bertarung kemarin juga berasal dari Gerindra.

Besar peluang Gerindra akan merapat ke koalisi 01 dengan semua alasan yang saya sampaikan di atas. Diperkuat lagi oleh statemen statemen resmi beberapa elit Gerindra yang memberikan sinyal merapat ke kubu 01 dan akan mempertemukan Prabowo-Jokowi bulan ini. Inilah politik.

Jika mereka beralasan pertemuan ini untuk meredakan tensi politik di akar rumput, saya lihat ini hanya alasan tambahan yang sengaja dicari cari legitimasinya.

Padahal ril dibawah, pertemuan dan rekonsiliasi Prabowo-Jokowi sama sekali tidak akan meredakan tensi politik dibawah, karena semua pendukung capres 02 saat ini firm dan keras menolak Jokowi. Rekonsiliasi ini tidak akan ngefek sama sekali untuk kalangan bawah yang akan terus terbelah 5 tahun ke depan.

Kalau mereka membuat alasan baru bahwa rekonsiliasi ini bertujuan untuk membebaskan relawan 02 yang saat ini dipenjara, ini juga adalah alasan mengada ada. Pertama Relawan 02 tidak minta dibebaskan, dan kedua merapatnya Gerindra ke 01 pun tidak akan ngefek banyak ke kondisi perlakuan rezim terhadap relawan 02.

Karena rekonsialisi adalah soal sikap politik, sedangkan soal relawan yang dipenjara adalah ranah hukum. Kita tahu bagaimana wajah hukum negeri ini 5 tahun ini. Jadi alasan ini adalah mengada ada untuk menutupi alasan utama mereka merapat yakni kekuasaan dan kursi.

Kembali lagi, bahwa oposisi sejati 5 tahun ke depan adalah rakyat, bukan partai politik. Dan kita meminta kepada 68 juta rakyat yang kemarin sudah mati matian membela kedaulatan rakyat agar terus berjuang.

Perjuangan relawan 02 kemarin sejatinya bukan sebatas perjuangan membela Prabowo-Sandi, tapi lebih jauh adalah perjuangan demokrasi dan kedaulatan, bergabung tidaknya Gerindra ke kubu 01 tidak akan mempengaruhi sikap relawan 02 untuk terus beroposisi.

Cita cita kita jangan sampai hanya sebatas sikap Gerindra dkk nya, relawan 02 berjuang untuk negara dan demokrasi, jadi beroposisi adalah sebuah kemuliaan dan kehormatan.

Karena dari survei yang ada, 98% pendukung Prabowo-Sandi kemarin, sampai saat ini masih satu suara menolak Jokowi presiden, dan menolak mengakui hasil pilpres yang berlangsung curang dengan sangat brutal.

Relawan 02 harus melanjutkan beroposisi dan menolak negosiasi, harus meninggalkan kaum pragmatis dan khianat dan tinggalkan para peragu dan suka abu abu. Lima tahun ke depan perjuangan rakyat akan lebih keras, maka bersiaplah.

Cita cita kita sebagai sebuah bangsa jauh lebih besar hanya sekedar sebatas soal bagi bagi kursi elit poitik, rakyat harus naik kelas, kedaulatan rakyat dan nyawa pejuang demokrasi 22 Mei lalu harus terus dihargai dan dihormati setinggi tingginya.

Tengku Zulkifli Usman, Political Analyst

***

Keterangan: Judul tulisan asli "Benang Kusut Oposisi", mengalami perubahan disesuaikan dengan karakteristik pembaca PepNews.