Sumpah Pemuda adalah momentum besar titik temu Keislaman-Keindonesiaan. Ikrar tanah air, bangsa, dan bahasa nan satu yaitu Indonesia dikumandangkan dan dijadikan sebagai pedoman utama bahwa Indonesia adalah suatu kesatuan yang utuh. Dalam perspektif Islam, kesadaran hidup berbangsa menjiwai munculnya rasa persatuan untuk menyatu dalam satu rasa kebangsaan.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS Al-Hujurat:13).
Ulama pendiri bangsa adalah tokoh – tokoh kharismatik dengan semangat kebangsaan yang tidak perlu dipertanyakan. Tidak ada egoisme untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Islam, keberagaman adalah kekayaan yang tidak untuk diperdebatkan. Pancasila sebagai nilai luhur bangsa Indonesia adalah implementasi dari Shahifatul Madinah (Perjanjian Madinah). Aspek kesalehan sosial terpatri erat dalam nilai-nilai Pancasila atau dalam dogma Islam disebut Habluminannas (hubungan sesama manusia).
Hubbol Wathon Minnal Iman, Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman. Pegangan teguh para ulama dalam memposisikan antara agama dan negara. Ulama adalah bapak bangsa penuh kesahajaan membangun bangsa baik dari sisi kultural masyarakat maupun saat diberikan amanah pemimpin bangsa.
Sikap moral yang selalu dijunjung tinggi menjadikan ulama dijadikan panutan dan begitu banyak yang menginginkan dipimpin ulama. Ulama tidak sekedar menguasai ilmu keislman, gelar tinggi dan berbagai penelitian ilmiah disiplin ilmu umum tak sedikit yang dikuasai ulama. Mengacu kepada prinsip Islam Rahmatan Lil Alamin, Islam adalah universal dan mengikuti perkembangan zaman.
Ulama merupakan sosok representasi kebenaran sejati. Penyambung lidah yang mengungkapkan makna yang hakiki. Pembimbing dan penuntun keutuhan serta duta kemanusiaan. Gerak dan pikirnya dapat dipertanggungjawabkan karena dilandasi tujuan meraih kebahagiaan abadi. Tidaklah berlebihan jika referensi utama pemimpin layak disematkan kepada ulama.
Pilpres 2019 yang beberapa bulan lagi akan digelar turut menghadirkan serang ulama. Adalah Prof. KH. Ma’ruf Amin, Calon wakil Presiden nomor urut 01 mendampingi petahana. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa ulama adalah pribadi yang multi talenta, begitupun juga dengan Prof. KH. Ma’ruf Amin. Sudah tak terhitung karya dan jurnal ilmiahnya jadi panduan praktisi dan akademik.
“Para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham (harta). Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya sungguh dia telah mengambil bagian yang banyak (menguntungkan).” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Abu Dawud).
Tidak ada yang berani mempertanyakan rekam jejak dan sumbangsih Prof. KH. Ma’ruf Amin sebagai ulama. Salah satunya jabatan Rais Aam PBNU dapat mengkonfirmasi itu. Rais Aam yang kadang disebut publik dengan Ketua Umum para Kiai Besar.
Kiprah Ketua Umum MUI semakin meyakinkan bahwa Prof. KH. Ma’ruf Amin layak mengemban amanah sebagi pemimpin bangsa, yaitu Wakil Presiden Republik Indonesia 2019. Pemimpin yang ideal untuk negeri yang kaya raya dan penuh keberagaman. Tangan dingin dan wibawa ulama sangat diperlukan untuk mengantarkan Indonesia menuju super power di Dunia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews