Oleh : Alvin Mahendra
Pilkada Serentak 2024 akan menjadi momentum penting bagi perjalanan demokrasi di Indonesia, dengan melibatkan pemilihan kepala daerah di berbagai wilayah. Salah satu aspek paling menonjol dalam pemilu ini adalah peran aktif generasi muda, khususnya Gen-Z dan milenial. Kelompok ini, yang merupakan bagian terbesar dari populasi produktif, memiliki pengaruh signifikan dalam menentukan arah kebijakan dan kepemimpinan daerah selama lima tahun ke depan.
Gen-Z memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari generasi sebelumnya, yaitu dikenal sebagai generasi yang sangat terhubung dengan teknologi, aktif di media sosial, dan memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu sosial. Sementara itu, milenial memiliki pengalaman lebih matang dengan dunia kerja dan pemahaman tentang tantangan sosial-ekonomi yang dihadapi masyarakat. Kolaborasi antara kedua generasi ini dapat menciptakan energi positif untuk menyukseskan Pilkada 2024.
Salah satu bentuk kontribusi yang paling menonjol adalah dalam hal peningkatan partisipasi pemilih. Gen-Z dan milenial memiliki potensi besar dalam menggerakkan kampanye edukasi politik di kalangan teman sebaya dan komunitasnya. Melalui konten kreatif di media sosial, mereka dapat menyebarkan informasi penting tentang kandidat, program kerja, serta mekanisme pemilihan, sehingga mendorong lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam pemilu.
Koordinator Divisi Hukum, Pencegahan Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu Nunukan, Hariadi mengatakan Gen-Z dan milenial harus cerdas bersikap dalam memilih pemimpin pada Pilkada serentak November 2024 mendatang. Gen-Z dan milenial dapat menjadi agen perubahan dalam memerangi hoaks dan propaganda negatif yang berpotensi mencederai proses demokrasi. Di era digital seperti sekarang, berita palsu sangat mudah tersebar. Dengan kemampuan mereka dalam memilah informasi dan menyebarkan kebenaran, generasi muda dapat membantu masyarakat lebih kritis dan terhindar dari manipulasi informasi selama masa kampanye.
Generasi milenial merupakan penerus yang diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang Pilkada agar masyarakat menjadi melek dan tidak bersifat apatis terhadap pelanggaran Pilkada. Karena itu, untuk jadi pemilih cerdas harus mampu menyaring arus informasi yang masuk, harus seletif mencari sumber informasi dan pemberitaan terkait kelebihan dan kekurangan para calon, memilih sumber informasi yang objektif dan terpercaya, kemudian mampu menggali lebih banyak ide, konsep, gagasan dan grand design yang dibawa oleh calon.
Tidak hanya sebagai pemilih, Gen-Z dan milenial juga mulai terlibat langsung dalam kontestasi politik sebagai kandidat atau tim sukses. Semangat inovasi dan pemikiran terbuka yang mereka bawa ke dunia politik menghadirkan harapan baru dalam memperbaiki tata kelola pemerintahan di daerah. Keikutsertaan mereka juga mencerminkan inklusi politik yang lebih luas, sehingga memastikan suara kaum muda diperhitungkan dalam pengambilan kebijakan.
Gen-Z dan milenial juga berperan penting dalam mengawal transparansi serta akuntabilitas pemilu. Dengan berbagai platform digital, mereka dapat berpartisipasi dalam pemantauan jalannya pemilihan, melaporkan kecurangan, dan memastikan proses pemilu berlangsung jujur dan adil. Hal ini memperkuat demokrasi dan mencegah penyimpangan yang dapat merugikan masyarakat.
Pjs. Bupati Tanah Datar, Arry Yuswandi berharap generasi muda dapat mendorong proses pendidikan dan pendewasaan politik. Pihaknya menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan untuk meredam benturan dalam pelaksanaan Pilkada. Hal tersebut dikarenakan keberhasilan Pilkada Serentak 2024 sangat bergantung pada partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat, termasuk generasi muda. Tantangan seperti tingkat partisipasi yang rendah atau apatisme politik hanya dapat diatasi jika Gen-Z dan milenial terus berperan aktif dalam proses ini. Mereka diharapkan dapat menjadi penggerak perubahan yang membawa semangat baru bagi pembangunan daerah.
Anggota Bawaslu Sumsel Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat, Massuryati mengatakan pemilih pemula memiliki peran dalam mengawasi jalannya pesta demokrasi, sehingga mereka diharapkan berperan aktif dalam setiap tahapan Pilkada 2024. Dalam Pemilu 2024, setidaknya 35-40 persen pemilih berasal dari kalangan anak muda. Kelompok ini memiliki kemampuan analisis yang kuat dan kritis, yang diharapkan dapat berkontribusi dalam pengawasan proses pemilihan
Bawaslu Sumsel mendorong anak muda untuk tidak hanya menjadi pemilih, tetapi juga pengawal demokrasi. Melalui peran aktif di berbagai lini, generasi muda diharapkan dapat membantu menjaga integritas pemilu dan memastikan jalannya proses demokrasi yang sehat.
Dengan semangat kolaboratif dan pemanfaatan teknologi, Gen-Z dan milenial memiliki peluang besar untuk memberikan dampak positif dalam Pilkada Serentak 2024. Partisipasi aktif mereka, baik sebagai pemilih maupun penggerak perubahan, merupakan bukti bahwa generasi muda bukan hanya penonton, tetapi juga pelaku penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia.
Komitmen Gen-Z dan milenial untuk terlibat aktif dalam proses politik juga menjadi sinyal bahwa masa depan demokrasi Indonesia berada di tangan yang tepat. Dengan menyuarakan aspirasi mereka melalui jalur politik, mereka dapat memastikan kebijakan yang dihasilkan lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Partisipasi generasi muda tidak hanya memperkuat legitimasi pemerintahan daerah, tetapi juga membuka ruang dialog antara masyarakat dan pemerintah, sehingga tercipta kolaborasi yang lebih erat dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan di seluruh pelosok negeri.
)* Penulis merupakan kontributor Ruang Baca Nusantara
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews