Hari Santri, yang diperingati setiap 22 Oktober, menjadi momentum penting untuk merenungkan peran santri dalam sejarah dan masa depan bangsa. Pada 2024, peringatan ini tak hanya mengenang kontribusi santri dalam perjuangan kemerdekaan, tetapi juga sebagai ajang refleksi tentang bagaimana santri bisa berperan lebih besar di era globalisasi dan digitalisasi, terutama dalam konteks pemerintahan baru yang membawa harapan dan tantangan baru bagi Indonesia.
Santri selalu dikenal sebagai penjaga moralitas, tradisi keislaman, dan penggerak pendidikan umat. Dalam sejarahnya, santri berperan besar dalam membangun jiwa nasionalisme dan mempertahankan kemerdekaan. Namun, tantangan yang dihadapi santri di era modern kini telah berubah. Arus digitalisasi, perkembangan teknologi, serta dinamika sosial-politik global memunculkan tantangan baru yang memerlukan penyesuaian, tanpa meninggalkan identitas sebagai santri.
Dengan lahirnya pemerintahan baru di tahun 2024, santri juga dihadapkan pada peluang sekaligus tantangan dalam mendukung visi dan kebijakan pemerintah. Pemerintah yang baru diharapkan mampu membawa angin segar bagi pembangunan nasional, termasuk di sektor pendidikan dan sosial. Dalam hal ini, santri dapat berperan sebagai mitra strategis dalam mendorong implementasi kebijakan yang berpihak pada rakyat, serta menjaga moralitas bangsa di tengah berbagai dinamika sosial. Santri harus menjadi bagian dari solusi dalam menciptakan pemerintahan yang bersih, adil, dan berdaya saing, sambil terus menjaga harmoni dan toleransi di tengah keberagaman Indonesia.
Tantangan terbesar bagi santri hari ini adalah bagaimana menjaga identitas sebagai agen perubahan berlandaskan nilai-nilai Islam, sembari mampu bersaing di tengah arus modernitas. Revolusi industri 4.0 dan perkembangan kecerdasan buatan membuka peluang besar bagi santri untuk berperan dalam teknologi dan inovasi. Namun, santri juga harus waspada terhadap dampak negatif dari perkembangan teknologi, seperti penyebaran hoaks, radikalisme online, dan penurunan kualitas moral di media sosial.
Dalam konteks ini, santri diharapkan mampu menjadi ujung tombak dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin di dunia maya, serta menjadi penggerak literasi digital berbasis etika dan akhlak. Pesantren sebagai lembaga pendidikan santri juga harus beradaptasi, memperkenalkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman tanpa mengesampingkan pembelajaran ilmu agama yang menjadi ruh dari pendidikan pesantren.
Pada Hari Santri 2024, refleksi juga perlu diarahkan pada penguatan peran santri di berbagai bidang. Santri tidak hanya berkontribusi dalam sektor keagamaan, tetapi juga dalam politik, ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan. Banyak tokoh bangsa berasal dari kalangan santri, dan mereka telah membuktikan bahwa santri mampu berperan di ranah yang lebih luas. Dalam pemerintahan baru ini, santri di masa depan harus lebih aktif dalam menyuarakan nilai-nilai toleransi, perdamaian, dan keadilan sosial.
Peringatan Hari Santri ini menjadi pengingat bahwa peran santri tidak pernah selesai. Mereka memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga moral bangsa serta berkontribusi bagi kemajuan Indonesia, khususnya di tengah tantangan era digital dan transisi pemerintahan yang semakin kompleks. Hari Santri 2024 harus menjadi momentum untuk membangun optimisme bagi santri Indonesia agar terus berinovasi dan berkontribusi bagi bangsa. Santri dituntut mendalami ilmu agama sekaligus menguasai ilmu-ilmu lain yang relevan dengan perkembangan zaman, sehingga santri akan tetap menjadi agen perubahan berlandaskan nilai-nilai luhur Islam dan mampu menghadapi tantangan era digital dan pemerintahan baru dengan penuh percaya diri.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews