Saya juga yakin, rakyat tidak akan melupakan jasa baik Anda selama menjabat Presiden RI.
Sudah banyak bukti kecurangan yang terjadi seputar Pilpres 2019. Rasanya sudah tidak perlu lagi bukti yang harus diulas dalam tulisan ini. Karena berbagai media massa baik yang online maupun elektronik dan cetak sudah memberitakannya.
Bahwa kecurangan yang terjadi itu telah menguntungkan suara paslon 01 Joko Widodo – Ma’ruf Amin. Sebaliknya, sangat merugikan paslon 02 Prabowo Subianto – Sandiaga Salahuddin Uno. Yang sekarang ini terjadi adalah perdebatan keduanya.
Ketika Pilpres 2014, meski suara Jokowi sesungguhnya berada di bawah Prabowo, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memenangkan Jokowi hingga dilantik menjadi Presiden. Peristiwa serupa terjadi pada Pilpres 2019 yang lalu.
Hitungan Real Count (RC) dari BPN Prabowo – Sandi dan empat partai pengusungnya (PKS, PAN, Gerindra, dan Demokrat) serta lembaga survei independen lainnya telah memenangkan paslon 02 ini dengan perolehan di atas 60% suara.
Sedangkan paslon 01 Jokowi – Ma’ruf hanya mengandalkan 6 lembaga survei melalui Quick Count (QC) dan RC dari KPU yang hitungannya masih di bawah 15% suara yang masuk ke KPU dari total 800 ribuan TPS. Itupun suara terpilih.
Artinya, sebaran hitungannya sudah dipilih untuk perolehan suara Jokowi yang unggul saja. Parpol koalisi paslon 01 sendiri tidak berani mengeluarkan data berdasarkan form C1 yang tentunya akan sama dengan copy form C1 Prabowo.
Dari form C1 itu saja sudah terbukti, Anda kalah Mas! Jadi, Anda tidak perlu memaksakan diri untuk meraih kemenangan dengan cara menjegal Prabowo. Sebab, rakyat menghendaki Prabowo menggantikan Anda. Legowo-lah Mas Joko!
Jika panjenengan legowo, niscaya rakyat akan sangat menghormati Anda sebagai Pahlawan Demokrasi, bukan pecundang demokrasi! Dan, rakyat akan mengenang Anda kelak sebagai pemimpin yang sangat menghargai suara rakyat.
Jangan paksakan diri untuk menuruti ambisi politik para pembisik di belakang Anda. Karena, semua itu akan menjebak panjenengan di kemudian hari. Mas Joko, selama ini Anda hanya dimanfaatkan oleh mereka untuk melindungi “dosanya”.
Saya yakin, Anda sudah tahu siapa-siapa mereka yang saya maksud itu. Dan, saya yakin pula panjenengan pasti baca tulisan saya ini. Karena, owner Pepnews.com ini adalah teman saya juga yang bisa langsung akses ke panjenengan sehingga tahu.
Anda hanya dimanfaatkan saja oleh mereka. Saran saya, sebaiknya Mas Joko bersikap tegas kepada mereka dan menolak untuk dijadikan “pecundang” demokrasi. Biarlah secara alami rakyat telah menentukan pilihannya kepada Prabowo.
Jangan hanya karena turuti petunjuk para pembisik di belakangan Anda itu, akhirnya Anda mengerahkan kekuatan TNI dan Polri yang akan dibenturkan dengan rakyat Anda sendiri. Kasihan rakyat yang telah menentukan pilihan mereka.
Mas Joko, rakyat Indonesia sudah cerdas! Mereka sudah melek dan IT-minded. Apalagi arus informasi begitu derasnya di medsos dan online. Mereka pun tahu kalau ada kecurangan oleh KPU dengan dalih “salah input” karena human error.
Mas Joko, rakyat sudah tidak bisa dihohongi lagi. Janganlah panjenengan benturkan rakyat dengan sesama anak bangsa, seperti TNI dan Polri. Upaya Anda dengan mengutus Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan rasanya gagal.
Sebab, rakyat sudah bisa membaca manuver yang dilakukan Jenderal Luhut. Akan lebih baik jika Anda, seperti halnya Wapres Jusuf Kalla, mendesak KPU bekerja secara profesional dan jujur. Tidak memanipulasi suara rakyat Indonesia.
Sebagai orang yang beragama (Islam), tentu Anda pasti tahu sudah ada pesan dari Langit via istri Anda, Mbak Iriana. Maaf, kebetulan istri saya namanya juga sama: Iriana! Bedanya, di belakangnya ada tambahan MK, nama kakeknya.
Bukankah saat mencium Hajar Aswad di Ka’bah itu Mbak Iriana sempat menangis di dada Anda? Apa yang dilihat sesungguhnya hanya istri Anda dan Allah SWT serta Malaikat yang tahu. Anda pun mungkin saja tidak diberitahu juga.
Raut muka muram panjenengan dan keluarga saat turun dari anak tangga Ka’bah di Mekkah itu juga menggambarkan kegelisahan Anda sebelum coblosan Pilpres 2019 lalu. Sebaiknya Anda sadar akan pesan Langit yang Anda terima itu.
Bukankah Anda percaya bahwa “Suara Rakyat Adalah Suara Tuhan”? Setelah suara QC tidak dipercaya rakyat dengan klaim menang lebih dari 55% gagal, Anda update klaim 63%. Gagal pula. Terus Anda melalui televisi minta Pilpres Ulang.
Panjenengan pasti sudah tahu dan mendengar, setidaknya ada lebih dari 100 petugas KPPS meninggal kecapean ketika bertugas di TPS. Anda juga pasti tahu ada beberapa personal Polri yang gugur saat bertugas mengamankan Pilpres 2019.
Haruskah Anda mengabaikan pengorbanan Pahlawan Demokrasi tersebut? Mas Joko, kasihan keluarga dan almarhum. Mereka bertugas untuk negara demi terlaksananya pemilu yang jujur dan adil. Panjenengan harus pertimbangkan mereka.
Jangan turuti kemauan dan arahan para pembisik Anda. Karena, Anda hingga sekarang ini masih menjabat sebagai Presiden RI, bukan lagi Walikota Solo atau Gubernur DKI Jakarta. Sebagai Kepala Negara berdaulat, Anda harus tegas!
“Saya Masih Presiden RI”. Mas Joko, Anda adalah juga “hukum”. Karena, Anda punya Hak Prerogatif Presiden. Anda bisa perintahkan tangkap perusuh dan perusak demokrasi. Di sini rakyat akan sangat menghargai dan menghormati Anda!
Dan, saya yakin Prabowo dan pendukungnya akan menyatakan hal yang sama. Ingat, Anda bisa menjadi Gubernur DKI Jakarta hingga terpilih menjadi Presiden RI itu berkat jalan yang diberikan oleh Prabowo kepada panjenengan, bukan?
Makanya, ketika Presiden SBY putuskan untuk memenangkan Anda pada Pilpres 2014 lalu, melalui Mahkamah Konstitusi (MK), Prabowo menerima dengan legowo dan memberikan kepada Anda. Sayangnya, Anda tidak tepati banyak janji.
Saya tahu, Anda tidak berani membuat janji-janji baru, kecuali tiga Kartu Sakti yang Anda tawarkan kepada rakyat Indonesia. Kartu Sembako Murah, Kartu Pra Kerja, dan Kartu Bea Kuliah. Prabowo – Sandi menawarkan Indonesia Makmur.
Saya tidak perlu uraikan apa yang dimaksud Indonesia Makmur itu. Panjenengan dan TKN pasti sudah mengetahuinya. Banyak program yang ditawarkan paslon 02 dan BPN Prabowo – Sandi yang mudah diterima masyarakat.
Itulah yang akhirnya membuat rakyat memilih Prabowo – Sandi. Dan, itulah suara rakyat yang sesungguhnya. Makanya, sebagai Presiden RI, sudah seharusnya Anda bangga dengan semua ini. Rakyat sudah dewasa dan cerdas berkat Anda!
Mas Joko, haruskah suara rakyat yang cerdas tersebut dibungkam hanya untuk melindungi segelintir elit politik pendukung Anda? Padahal, justru lebih banyak rakyat yang perlu juga mendapatkan perlindungan dari panjenengan Presiden RI.
Ayolah, Mas Joko! Sekali lagi, jangan turuti kehendak mereka. Saya rasa, Ketum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri juga akan memahami sikap Anda. Mbak Mega juga tidak mau jika rakyat terbelah dalam dua kubu: Jokowi dan Prabowo.
Termasuk Ketum DPP Partai Demokrat, Mas SBY. Saya yakin, Bang Luhut, Mas Wiranto, dan Bang Edo (AM Hendropriyono) sebagai sesama alumni “Lembah Tidar” juga tidak rela jika bangsa Indonesia pecah gara-gara Pilpres 2019.
Marilah kita songsong masa depan Indonesia yang lebih makmur. Yakinlah, Prabowo – Sandi tak akan menjerumuskan rakyat ke dalam kesusahan. Jika keduanya ingkar janji, meski saya orang kecil, saya orang pertama yang akan mengkritisi.
Saya juga yakin, rakyat tidak akan melupakan jasa baik Anda selama menjabat Presiden RI. Begitu halnya Prabowo. Insya’ Allah, Prabowo – Sandi akan bersikap seperti orang Jawa lainnya: Mikul Dhuwur Mendem Jero. Njawani, bukan?
Mas Joko, tulisan ini bukanlah rayuan, tapi bukti kecintaan saya sebagai rakyat biasa kepada panjenengan sebagai Presiden RI.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews