Khofifah Seharusnya Bersikap Netral Supaya Rakyat Tidak Kecewa

Kamis, 11 Oktober 2018 | 17:04 WIB
0
126
Khofifah Seharusnya Bersikap Netral Supaya Rakyat Tidak Kecewa

Kesetiaan Khofifah Indar Parawansa kepada Presiden Joko Widodo sebagai capres petahana pada Pilpres 2019 mendatang telah dibuktikan dengan dukungannya saat Deklarasi Jaringan Kiai-Santri Nasional (JKSN) di Ponpes Amanatul Ummat, Pacet.

JKSN mendeklarasikan untuk pemenangan paslon Joko Widodo – Ma'ruf Amin berlangsung di halaman Kampus Institut KH Abdul Chalim, Ponpes Amanatul Ummat, Desa Bendungan Jati, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (6/10/2018).

Ketua Umum JKSN, M Roziqi mengatakan, JKSN merupakan organisasi para relawan yang digerakan oleh para kiai. “Selain itu juga ada anak muda, ibu-ibu, pekerja dan relawan yang bergabung dalam JKSN,” ungkapnya, dilansir Beritajatim.com.

“Untuk memenangkan Jokowi-Maruf menjadi Presiden dan Wakil Presiden,” lanjut Roziqi. Menurutnya, JKSN mempunyai niat dan tanggungjawab yang ingin Indonesia menjadi maju. JKSN berharap Allah SWT mewujudkan menjadi niat bersama dengan niat tulus dan ikhlas berjuang sehingga apa yang menjadi tujuan bersama terwujud.

“Yakni tujuan bersama agar pada Pilpres 2019 mendatang akan dimenangkan nomor 1. JKSN ini akan menjadi sinergi antara tim kampanye di tingkat nasional dan tingkat daerah. JKSN bersama tim pemenangan menargetkan bisa meraih suara hingga 70 persen,” katanya.

Dalam deklarasi itu, hadir Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Erick Thohir dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy, Gubenur Jatim terpilih Khofifah Indar Parawansa, dan sejumlah kiai dari 34 provinsi se-Indonesia.

Erick Thohir menyambut baik dukungan yang disampaikan JKSN. Menurutnya, dukungan JKSN bakal menyanggah segala isu miring tentang Jokowi. “Alhamdulillah kita lihat capres kita Pak Jokowi hasil kerjanya kan meresap sampai ke umat,” katanya.

“Ini sesuatu yang harus kita banggakan dan harus dilanjutkan. Karena beliau benar-benar hati nuraninya untuk rakyat, dalam arti membangun, perhatian dan semuanya,” tutur Erick Thohir merespons dukungan JKSN, seperti dilansis Detik.com, Sabtu (6/10/2018).

Erick Thohir akan menyampaikan dukungan dari JKSN ini ke Jokowi. Menurut dia, saat ini Jokowi memang sedang membutuhkan dukungan nyata untuk menangkal segala hoax yang menyudutkan Jokowi.

“Karena beliau saat ini perlu sekali dukungan-dukungan yang nyata di tengah banyak hoax yang beliau katanya anti Islam lah, beliau PKI-lah. Di sini kita bisa membuktikan beliau adalah pimpinan yang sangat baik,” ungkap Erick Thohir.

“Sangat taat beragama dan pembangunan yang beliau lakukan tentu sesuai dengan harapan bangsa Indonesia,” lanjutnya. JKSN mendeklarasikan dukungannya untuk paslon Jokowi – Ma'ruf pada Pilpres 2019.

Jaringan santri dan ulama NU kultural ini mengklaim mempunyai massa 70 juta di Indonesia. Jajaran pimpinan JKSN juga nampak mengikuti deklarasi ini. Mereka adalah Ketua Dewan Pembina KH Asep Syaifuddin Chalim, dan Ketua Dewan Penasehat KH As'ad Ali.

Khofifah hadir sebagai Ketua Dewan Pengarah JKSN. Perwakilan pengurus JKSN dari 34 provinsi di tanah air terlibat langsung dalam deklarasi. Mereka datang dari Papua hingga Aceh, juga pengurus dan anggota Persatuan Guru NU (Pergunu) di Jatim.

Sementara, mengutip Liputan6.com, cawapres Ma’ruf Amin bertemu dengan 35 habib dan ulama dari berbagai daerah. Pada pertemuan itu mereka mendeklarasikan diri mendukung paslon capres-cawapres nomor urut 1 Jokowi – Ma’ruf.

“Siap memenangkan pasangan Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin kontestasi Pilpres 2019,” kata kiai asal Jawa Tengah Ahmad Badawi Basir, di kediaman Ma’ruf Amin Jalan Situbondo Nomor 12, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/10/2018).

Selain itu, mereka menyatakan siap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 menjunjung tinggi harkat dan martabat. Serta bangsa dan menjaga iklim politik yang teduh.

Lalu, siap menjaga keharmonisan hubungan antarwarga negara, bersikap toleran dan saling menghormati setiap perbedaan pilihan politik, mendorong seluruh elemen masyarakat untuk melaksanakan Pippres dan Pileg 2019 tanpa hoaks, politisasi SARA, dan politik uang.

Berbeda dengan di Pacet, ketika Pro Jokowi (Projo) menggelar acara dukungannya sejumlah kepala daerah di Pekanbaru, Riau, hingga menjelang pelaksanaan deklarasi, banyak tempat duduk yang masih kosong tak ada yang mendudukinya.

Acara deklarasi dukungan politik kepala daerah di Riau tersebut digelar di salah satu hotel di Pekanbaru, Rabu (10/10/2018). Melansir Detik.com, deklarasi ini sesuai jadwal pukul 14.00 WIB, di ruangan Auditorium. Tapi, hingga molor 30 menit, ruangan yang cukup besar itu belum terlihat ramai pengunjung.

Banyak kursi yang tersedia belum terisi. Pihak panitia berulang kali mengumumkan agar para pendukung segara memasuki ruangan.

Meski sudah diumumkan panitia, sampai acara dimulai pukul 14.45 WIB, banyak kursi yang tersedia belum terisi. Panitia masih terlihat sibuk untuk mengajak para pendukung Jokowi – Ma’ruf untuk masuk ke dalam. Tapi di luar ruangan, para pendukung juga tidak seberapa.

Dari pengumuman panitia inilah kepala daerah yang datang di acara deklarasi tersebut. Ada 12 kepala daerah yang hadir. Plt Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim, Gubernur Riau terpilih Syamsuar (Bupati Siak), Wagub Riau terpilih Edy Natar Nasution.

Juga, Walikota Pekanbaru Firdaus, Walikota Dumai, Zulkifli AS, Bupati Bengkalis Amril Mukminin, Bupati Rokan Hulu Sukiman, Bupat Rokan Hilir Suyatno, Bupati Meranti Irwan Nasir, Bupati Kampar Azis Zainal, dan Bupati Inhu Yopi Ariyanto.

Deklarasi Projo juga dihadiri Bupati Inhil M Wardan, Bupati Pelalawan M Harris, dan Bupati Kuansing Mursini. Deklarasi Projo di Riau tersebut jelas berbeda dengan deklarasi dukungan JKSN di Jatim yang dihadiri Gubernur Jatim terpilih Khofifah Indar Parawansa.

Peristiwa persekusi atas aktivis #2019GantiPresdien beberapa waktu lalu di Riau yang diduga dilakukan Projo membuat warga Riau bereaksi keras, sehingga deklarasi Projo menjadi sepi. Ini jelas berbeda dengan deklarasi JKSN di Jatim.

Namun, yang perlu dicatat, sebagai Gubernur Jatim terpilih, seharusnya Khofifah lebih bijak dalam menentukan sikap politiknya, mengingat keterpilihan dia saat Pilkada Jatim 2018 itu lebih karena warga Jatim tak mau memilih paslon yang didukung PDIP.

Sebagai catatan, pada Pilkada 2018 lalu, paslon Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak diusung Partai Demokrat dan Partai Golkar dkk. Sedangkan paslon Saifullah Yusuf – Puti Guntur Soekarno diusung PDIP dan PKB dkk.

Akan lebih bijak jika Khofifah bersikap netral pada Pilpres 2019 nanti. Perlu dingat, meski saat Pilkada Jatim 2018 lalu, Partai Gerindra dan PKS mendukung Gus Ipul – Puti Guntur, tapi akar rumput justru lebih memilih Khofifah – Emil.    

Jangan sampai rakyat Jatim kecewa dengan sikap politik Khofifah yang dipublikasi sebagai pendukung salah satu paslon pada Pilpres 2019.

***