Oleh : Timotius Gobay
Sejumlah tokoh masyarakat terus mengimbau kepada seluruh warga Papua agar tidak kembali terhasut oleh adanya narasi dan isu provokasi serta propaganda dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) demi menjaga bersama kondusivitas wilayah di Puncak Jaya.
Imbauan dari para tokoh masyarakat tersebut menyusul terjadinya bentrokan dan kerusuhan di Puncak Jaya beberapa waktu lalu, sehingga mengakibatkan situasi dan kondisi keamanan serta ketertiban (kamtibmas) sempat terganggu atau tidak stabil.
Ternyata, akar dari terjadinya kerusuhan itu, tidak lain dan tidak bukan yakni karena dampak dari narasi serta isu provokasi hingga propaganda yang terus OPM hembuskan untuk menghasut masyarakat agar menjadi simpatisan mereka dan bertindak sesuai dengan apa yang gerombolan separatis itu inginkan, yakni merusak stabilitas keamanan setempat.
Namun, untungnya berkat kerja keras dari aparat keamanan personel gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), kini situasi yang sempat sangat memanas dan menegangkan di Puncak Jaya itu telah kembali menjadi kondusif.
Oleh karenanya, meski saat ini kondusivitas telah terjadi, justru hal yang menjadi lebih penting adalah bagaimana upaya dari seluruh elemen masyarakat untuk bisa bersatu dan bersama-sama menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban (kamtibmas) agar tidak terjadi lagi hal-hal yang merugikan banyak pihak.
Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Letnan Kolonel Infanteri (Letkol Inf) Candra Kurniawan menerangkan bahwa memang saat ini situasi dan kondisi di Puncak Jaya sudah kembali kondusif seperti sedia kala.
Kondusivitas itu juga tidak lepas dari bagaimana keberhasilan operasi gabungan dari Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) RK 753/AVT/Satgas Elang IV dan Satgas Mandala IV pada tanggal 16 Juli 2024 yang mampu menindak dengan sangat tegas 3 orang anggota OPM di Kampung Karubate, Mulia, Puncak Jaya.
Setelah terbongkar identitasnya, ternyata ketiga orang yang berhasil aparat keamanan tumpas itu merupakan anggota dari Organisasi Papua Merdeka pimpinan Teranus Enumbi yang selama ini memang terkenal sangat sadis dalam melancarkan beragam aksi biadab mereka, seperti kekerasan pada masyarakat sipil hingga petugas.
Tidak cukup sampai di sana, namun aparat keamanan juga berhasil mengembalikan kondusivitas Puncak Jaya seperti sedia kala dengan bersiaga dan memperketat penjagaan di sekitaran lokasi untuk mengantisipasi kemungkinan adanya serangan susulan serta melindungi segenap masyarakat sipil Orang Asli Papua (OAP).
Aparat keamanan, baik itu dari jajaran TNI atau Polri memang memiliki tugas untuk terus menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat (kamtibmas) serta melindungi dan melayani warga. Selain itu, menjamin adanya penegakan hukum yang tegas dan adil, khususnya bagi OPM.
Sementara itu, Tokoh Adat Papua, Herman Yoku mengecam dengan sangat keras adanya rentetan aksi biadab dan keji dari gerombolan teroris musuh negara itu yang selalu saja tidak berhenti menyebarkan banyak narasi dan isu yang provokatif serta mengandung propaganda kepada masyarakat sehingga memicu terjadinya kerusuhan.
OPM terus saja banyak melakukan pelanggaran hukum serta Hak Asasi Manusia (HAM) dengan melakukan pembunuhan kepada masyarakat sipil OAP. Namun mirisnya, mereka melangsungkan tindak biadab itu dengan dalih memperjuangkan kemerdekaan Papua.
Padahal nyatanya, justru seluruh masyarakat Orang Asli Papua (OAP) sendiri sudah sangat nyaman dan tenteram serta sejahtera hidup di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) selama ini dan sama sekali tidak menginginkan adanya perpecahan ataupun kerusuhan.
Gerombolan separatis asal wilayah berjuluk Bumi Cenderawasih itu telah memperdaya masyarakat dengan segala bentuk provokasi hingga propaganda mereka agar warga mengikuti keinginannya yakni menyerang pemerintah dan aparat keamanan, padahal sejatinya rakyat Papua sangat cinta damai.
Dengan sangat tegas, tokoh adat Papua menyerukan kepada OPM untuk segera menyudahi seluruh aksi biadab dan keji mereka selama ini, karena justru banyak menimbulkan kerugian bagi sesama orang Papua.
Lebih lanjut, menjadi sangat penting bagi seluruh masyarakat untuk terus menjaga stabilitas wilayah dan kondusivitas yang telah berlangsung di Puncak Jaya ini. Dengan demikian, maka bukan tidak mungkin Papua akan menjadi semakin aman, maju dan berkembang lagi.
Senada, Tokoh Pemuda Papua, Ali Kabiay mengutuk keras bagaimana provokasi dan propaganda yang OPM gencarkan kepada masyarakat sehingga timbul kerusuhan demikian di Puncak Jaya.
Kerusuhan yang sempat terjadi tersebut sudah menyebabkan banyak kerugian bagi semua pihak, utamanya bagi Bumi Cenderawasih sendiri. Maka dari itu, masyarakat hendaknya mampu bersama-sama dan solid mendukung penuh upaya aparat keamanan dalam menegakkan hukum dan kedamaian di Papua dengan menindak OPM serta terus menjaga kondusivitas.
Jangan sampai warga kembali terhasut oleh narasi dan isu provokasi serta propaganda yang OPM lakukan karena akan sangat merugikan semua pihak, termasuk semakin menghambat kemajuan Papua lantaran kondusivitas di sana tidak stabil.
)* Mahasiswa Papua tinggal di Makassar
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews