Kalau SP sekarang agak genit, ya kata teman saya ada sumur minyak yang sedang mendidih, riak panasnya mau diambil uapnya, tapi sekarang bukan zaman sekedar bagi-bagi.
Pesawat pribadinya dicat mendukung Jokowi, di mana-mana dia lantang bicara partai tanpa mahar, keliling Nusantara dengan sambutan meriah yang dibuat mewah. Orasinya menghentak dan kalimat nasionalisnya begitu memukau, tidak ada ketum partai sekaliber Surya Paloh (SP) dalam hal pidato? Juga kejeliannya memakai Jokowi sebagai gerbong meraup suara.
Done dia berhasil, perolehan suara Nasdem vs 2014 naik 4,2 juta dan menduduki kenaikan suara tertinggi vs 8 parpol lainnya.
Hasil kerja itu membuat dia jadi ujub, dan berani mengklaim Jokowi sebagai kader Nasdem, dia keliru, mbak mungkin tersungging, adegan tak memberi salam terjadi lagi, sama saat SBY di es ke te mbak, dan setali tiga uang, Prabowo Subianto (PS) ikut melengos kepada Grace Natali, kadang ya lucu ngeliat kelakuan orang tua-tua ini, tapi mau komen takut ketularan cemen.
Sejak drama nasgor Teuku Umar dan hidangan makan siang Anies baswedan (Abas) di kantor SP sampai kongres Nasdem, bergema terus bahwa Abas mau di capreskan oleh SP.
Terlalu pagi nebak SP seperti itu, tapi silakan menunggu. SP itu pemain ulung. Sejak di Golkar yang dia selalu berkelakar, dia pedagang, dia penganut hukum Islam yang taat, dia tau persis yang gratis cuma syahadat, yang lain bayar. Mau shalat modal sarung, puasa makan saur, bayar zakat harus ada harta, apalagi naik haji, juga ngecat pesawat, keliling kampanye mewah, no lunch free.
Saya dari awal gak yakin, kok tiba-tiba ada pedagang gak pake uang kembalian, cuma karena dia sudah begitu besarnya kampanye buat Pakdhe, ya kita fine ajalah.
Sekarang dia sedang mainkan gendang, sengaja dia pilih penari yang cengkoknya fals, Abas itu kalau nari ya pasti gaya mati, atau memang disengaja bahwa Abas dan Emil dibuat mati suri, atau mengukur gelombang yang sampai ke tepian setelah lemparan di tengah samudra menghasilkan getaran.
Kegusaran netizen yang kadang juga cemen, nanggepi dagelan SP dan JK ya kadangcuma buang energi, mereka tak bakalan bisa mengukur Jokowi karena resonansi garputalanya beda.
Lagian 5 tahun lagi masih lama, kalau tiba-tiba UU Pemilu diamandemen dan Jokowi diminta lagi, siapa yang bisa menggeser angka perolehan suara Jokowi yang 86jt. Apa Abas ama Emil kuat, Abas ngurusi kerjaan bekas Ahok aja terseok, mau berkiprah yang lebih bermarwah, ya Indonesia makin parah.
Kalau SP sekarang agak genit, ya kata teman saya ada sumur minyak yang sedang mendidih, riak panasnya mau diambil uapnya, tapi sekarang bukan zaman sekedar bagi-bagi. Jokowi sedang menata rapi agar harta karun tak lagi cuma di kavling sendiri-sendiri kemudian teriak di podium bahwa dia berdiri diatas nafas rakyat, iya.. Rakyat yang sedang sekarat karena lehernya tercekat.
Jadi, biarkan mereka bernyanyi dan menari, ntar setalah tau siapa panglima ABRInya, baru kita akan tau ini negeri mau dibawa ke mana.
Pelukan itu sekadar nempel saja, ga sampai basalhlah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews