Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani mengungkapkan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam telah mencanangkan pilar-pilar pendidikan yang disebut dengan “IHSAN”.
Hal ini disampaikan olehnya saat membuka Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Ujian Sekolah (US) Pendidikan Agama Islam (PAI) pada SD, SMP, SMA dan SMK di Bekasi, Kamis (25/2).
Menurut Ali, ihsan dalam terminologi keagamaan merupakan tingkatan penting setelah iman dan islam. Ihsan mengisyaratkan sikap pemahaman dan pengamalan total terhadap nilai ketuhanan.
“Dalam konteks pendidikan, ihsan dapat diterjemahkan dengan internalisasi nilai-nilai ketuhanan dalam perilaku dan ekspresi keseharian”. Ihsan, lanjut Ali, akan dielaborasi menjadi beberapa karakter kunci sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan. Pertama, aspek Integritas.
Menurut Ali, pendidikan Islam harus menghasilkan manusia yang memiliki intregitas yang baik, jujur, disiplin, dan kemampuan membedakan baik buruk.
“Tanggung jawab pendidikan Islam tidak sekedar berbagi pengetahuan, akan tetapi harus berpengaruh pada integritas dan perilaku”, ungkapnya.
Kedua, aspek humanisme. Menurut Ali, integritas yang diajarkan harus dalam kerangka menghargai nilai kemanusiaan.
Ketiga. Spiritualitas. Ali mengungkapkan pendidikan mesti dapat membuat manusia menyadari eksistensinya sebagai hamba. “Pendidikan di satu sisi mendorong manusia menyadari potensinya secara bebas. Akan tetapi, di sisi lain juga meyakini aturan dan norma agama”, tambahnya.
Karakter selanjutnya adalah kemampuan beradaptasi. Dikatakan Ali, perkembangan Ilmu akan terus bergerak dengan dinamis. Untuk itu, pendidikan harus terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
”Tumbuh dan berkembangnya ilmu adalah keniscayaan, karena itu kita harus terbiasa dengan pengembangan keilmuan. Dalam hal agama misalnya, dulu tak terpikirkan bagaimana hukum menggunakan gadget, maka sekarang mesti ada kajian yang membahas gadget dengan sekian konsekuensi hukumnya”, paparnya
Terakhir, aspek Nasionalisme. Guru Besar UIN Bandung ini mengatakan pendidikan harus mencerminkan nilai-nilai keagamaan yang bermuara kepada kecintaan kepada tanah air. “Pendidikan yang kita kembangkan harus selaras dengan nilai-nilai kebangsaan”, pungkasnya.
Rapat Koordinasi Ujian Sekolah PAI ini dilaksanakan selama 3 hari dengan menggunakan sistem daring dan luring. Kegiatan ini dihadiri Kepala Bidang PAIS/PAKIS/PENDIS Kantor Wilayah Kementerian Agama RI serta pejabat eselon 3 dan 4 pada Direktorat PAI Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews