Sigi – Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui langkah konkret optimalisasi lahan sawah, terutama di daerah-daerah yang selama ini terdampak bencana maupun kekeringan. Upaya ini bukan hanya soal produksi pangan, tetapi juga menyangkut pemulihan kesejahteraan petani dan penguatan ketahanan nasional dalam menghadapi tantangan iklim global.
Di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, pemerintah daerah segera menggarap 400 hektar lahan pertanian yang sempat rusak akibat bencana alam 2018. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi nasional menuju swasembada pangan. Bupati Sigi, Mohamad Rizal Intjenae, menegaskan bahwa optimalisasi lahan menjadi misi utama pemerintah daerah demi mendukung agenda nasional tersebut.
"Kami merencanakan optimalisasi lahan terdampak bencana sebagai bagian dari strategi mendukung swasembada pangan. Ini adalah langkah untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta memulihkan sektor pertanian secara berkelanjutan," ujar Rizal dengan tegas.
Selain menyiapkan lahan, Pemerintah Kabupaten Sigi juga menggandeng berbagai pihak untuk mempercepat proses revitalisasi.
"Tentunya ini bentuk komitmen kami dalam menjaga ketahanan pangan di tengah tantangan perubahan iklim dan cuaca ekstrem," tambah Rizal.
Langkah ini juga diiringi dengan pemetaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), agar potensi produktivitas bisa dimaksimalkan.
Secara nasional, pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus menggerakkan semua sektor guna menjawab tantangan besar, khususnya menjelang musim kemarau 2025. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Dr. Ali Jamil, MP, Ph.D., menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mengamankan produksi pangan nasional.
"Dari sekitar 7,89 juta hektare sawah di Indonesia, 3,7 juta hektare merupakan sawah tadah hujan. Ini menjadi tantangan besar di musim kemarau, dan harus dihadapi dengan sistem irigasi serta pompanisasi," terang Ali Jamil.
Ia menekankan bahwa pendekatan teknis seperti irigasi dan pompa menjadi kunci untuk mempertahankan produktivitas sawah di tengah keterbatasan air.
Kebijakan optimalisasi lahan ini sejalan dengan visi pemerintah untuk memastikan setiap jengkal tanah yang tersedia dapat digunakan secara produktif, terutama dalam menghadapi ketidakpastian iklim. Pemerintah daerah dan pusat kini bahu-membahu membangun sistem pertanian yang tangguh, modern, dan berkelanjutan.
Masyarakat pun diharapkan mendukung penuh program ini, karena swasembada pangan bukan hanya urusan pemerintah, tetapi kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, Indonesia harus mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam hal pangan.
Langkah revitalisasi lahan tidak hanya menjadi jawaban atas ancaman kekeringan, tapi juga bukti nyata bahwa pemerintah hadir di tengah rakyat, bekerja untuk kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews