Pemungutan Suara Ulang (PSU) dalam sejumlah daerah pasca keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menandai adanya suatu babak penting dalam konsolidasi demokrasi di Indonesia.
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) menyerukan kepada seluruh pasangan calon (paslon) dan para pendukungnya untuk menerima hasil PSU secara lapang dada sebagai cerminan dari kedewasaan dalam berpolitik.
Anggota KPU RI, Iffa Rosita, mengimbau kepada seluruh paslon agar menanggapi hasil PSU dengan sikap legawa.
“Saya harap semua pasangan calon bisa legawa, serta memiliki sikap lapang dada dalam menerima hasil penetapan perolehan suara ini,” tegasnya usai memantau pelaksanaan pleno rekapitulasi suara PSU di Kabupaten Serang.
Iffa mengingatkan kepada para penyelenggara Pemungutan Suara Ulang di berbagai daerah untuk senantiasa berhati-hati dalam seluruh proses rekapitulasi.
Ia menyoroti bahwa dari sebelas daerah yang melaksanakan PSU, tujuh diantaranya kembali menggugat hasil ke Mahkamah Konstitusi.
Meski demikian, namun anggota KPU RI tersebut sangat berharap agar jangan sampai ada lagi pihak atau daerah yang turut melayangkan gugatan hasil PSU ke MK.
“Serang jangan sampai ikut-ikutan,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menegaskan betapa pentingnya untuk selalu menjaga integritas dan netralitas agar seluruh hasil pemilu, termasuk Pemilihan Suara Ulang tidak kembali disengketakan oleh masyarakat dan pihak pasangan calon yang bersangkutan dalam kontestasi tersebut.
Sementara itu, Ketua DPRD Sulawesi Tengah, HM Arus Abdul Karim, meninjau pelaksanaan PSU di Kabupaten Parigi Moutong.
Dalam kunjungannya, ia menyampaikan harapan agar proses berjalan aman dan damai.
“Kami berharap PSU ini berjalan dengan lancar, aman, dan kondusif,” ucapnya.
Arus juga mengimbau para calon dan tim pemenangan untuk menerima hasil dengan ikhlas serta tidak melakukan tindakan yang berpotensi merusak kedamaian.
“Kepada pasangan calon yang tidak terpilih, kami harapkan dapat menerima hasil dengan ikhlas,” tambahnya.
Di sisi lain, Ketua PCNU Kutai Kartanegara, KH. Muhammad Askin, mengajak masyarakat menunjukkan kedewasaan dengan menerima hasil PSU secara terbuka.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menerima hasil Pilkada dengan lapang dada, menjunjung tinggi demokrasi, dan mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan kelompok,” serunya.
KH. Askin menekankan pentingnya merawat ukhuwah dan kembali bersatu pasca kompetisi politik.
“Mari kita lanjutkan perjuangan membangun Kukar dengan menjaga stabilitas, mempererat persaudaraan, dan memajukan daerah dengan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan,” tegasnya. (*)
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews