Bicara Kekhawatiran akan Coat Tail- Effect, SBY Miskin Etika Politik?

Sabtu, 22 Desember 2018 | 07:24 WIB
0
249
Bicara Kekhawatiran akan Coat Tail- Effect, SBY Miskin Etika Politik?
Prabowo dan SBY (Foto: IDN Times)

Perang pendapat antara Demokrat dan Gerindra mengundang penilaian negatif dari banyak pihak. Satu hal yang disoroti adalah kekhawatiran seorang SBY akan efek ekor jas (coat-tail effect) dari partai-partai yang memiliki kandidat Capres dari internalnya sendiri terhadap partai lainnya yang tidak mengusung capres atau cawapres dari partainya. 

Efek ekor jas dinilai bisa membuat suara di luar partai capres merosot drastis tergerus suara untuk partai pasangan capres dan cawapres. SBY menyampaikan kekhawatirannya itu di tengah terpaan pihak Gerindra yang mulai menagih janji SBY untuk mulai mengkampanyekan pasangan Prabowo-Sandiaga.

SBY dan partainya memang memiliki cara pemenangan sendiri bagi calon legislatif dari partainya di setiap wilayah. Demokrat membebaskan kader dan calegnya memiliki pilihan capres dan cawapresnya sendiri. Itu sepertinya salah satu cara mengamankan suara di dalam keraguan partainya dapat terkatrol dengan keberpihakannya kepada satu kubu capres. 

Menurut SBY efek ekor jas terlalu kuat walaupun partai sudah tergabung di koalisi. SBY seperti menyangsikan kualitas dan elektabilitas seorang Prabowo dalam mengkatrol suara partai anggota koalisinya. SBY bicara begitu seolah partainya berjalan sendiri tetapi tak mau disebut abstain karena bisa melanggar ketentuan KPU.

Wasekjen PDIP, Ahmad Basarah menilai SBY berlebihan dan tak perlu khawatir. Menurutnya SBY bisa belajar dari kemenangan dirinya sendiri di pilpres 2009 ketika dengan sendirinya ecek ekor jas mendongkrak semua partai koalisinya.

Dalam koalisi PDIP sendiri tidak ada kekhawatiran seperti ini karena tim koalisi yang sudah solid. Partai Nasdem saja rela menyumbang suara dari seluruh kader mereka, bekerja total dan merasakan hasilnya dari kerja-kerja Jokowi membangun negeri. Toh saat ini partai Nasdem pun dengan sendirinya bertambah kader dan simpatisannya karena kerja nyata mereka.

Di sisi lain, jubir tim kampanye Jokowi menilai wajar kekhawatiran SBY karena capres, cawapres dan ketua tim kampanyenya dipilih oleh dan dari Partai Gerindra sendiri, hal yang tidak terjadi di koalisi PDIP.

Meskipun begitu, secara ketokohan seorang mantan presiden, ketakutan SBY ini tak sepantasnya ada apalagi dipertunjukkan secara terus menerus. SBY sepertinya terdesak pada jaminan nasib partainya kelak hingga abai dengan etika politik. Selama koalisi termonopoli satu partai, sepertinya SBY akan semakin galau dan merosot etika politiknya. Sayang sungguh sayang....!

***