Perang pendapat antara Demokrat dan Gerindra mengundang penilaian negatif dari banyak pihak. Satu hal yang disoroti adalah kekhawatiran seorang SBY akan efek ekor jas (coat-tail effect) dari partai-partai yang memiliki kandidat Capres dari internalnya sendiri terhadap partai lainnya yang tidak mengusung capres atau cawapres dari partainya.
Efek ekor jas dinilai bisa membuat suara di luar partai capres merosot drastis tergerus suara untuk partai pasangan capres dan cawapres. SBY menyampaikan kekhawatirannya itu di tengah terpaan pihak Gerindra yang mulai menagih janji SBY untuk mulai mengkampanyekan pasangan Prabowo-Sandiaga.
SBY dan partainya memang memiliki cara pemenangan sendiri bagi calon legislatif dari partainya di setiap wilayah. Demokrat membebaskan kader dan calegnya memiliki pilihan capres dan cawapresnya sendiri. Itu sepertinya salah satu cara mengamankan suara di dalam keraguan partainya dapat terkatrol dengan keberpihakannya kepada satu kubu capres.
Menurut SBY efek ekor jas terlalu kuat walaupun partai sudah tergabung di koalisi. SBY seperti menyangsikan kualitas dan elektabilitas seorang Prabowo dalam mengkatrol suara partai anggota koalisinya. SBY bicara begitu seolah partainya berjalan sendiri tetapi tak mau disebut abstain karena bisa melanggar ketentuan KPU.
Wasekjen PDIP, Ahmad Basarah menilai SBY berlebihan dan tak perlu khawatir. Menurutnya SBY bisa belajar dari kemenangan dirinya sendiri di pilpres 2009 ketika dengan sendirinya ecek ekor jas mendongkrak semua partai koalisinya.
Dalam koalisi PDIP sendiri tidak ada kekhawatiran seperti ini karena tim koalisi yang sudah solid. Partai Nasdem saja rela menyumbang suara dari seluruh kader mereka, bekerja total dan merasakan hasilnya dari kerja-kerja Jokowi membangun negeri. Toh saat ini partai Nasdem pun dengan sendirinya bertambah kader dan simpatisannya karena kerja nyata mereka.
Di sisi lain, jubir tim kampanye Jokowi menilai wajar kekhawatiran SBY karena capres, cawapres dan ketua tim kampanyenya dipilih oleh dan dari Partai Gerindra sendiri, hal yang tidak terjadi di koalisi PDIP.
Meskipun begitu, secara ketokohan seorang mantan presiden, ketakutan SBY ini tak sepantasnya ada apalagi dipertunjukkan secara terus menerus. SBY sepertinya terdesak pada jaminan nasib partainya kelak hingga abai dengan etika politik. Selama koalisi termonopoli satu partai, sepertinya SBY akan semakin galau dan merosot etika politiknya. Sayang sungguh sayang....!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews