Itulah mind set buruh milenial yang punya pikiran dewasa. Buruh bersatu untuk Indonesia maju. Hidup buruh Indonesia....
Kemarin sore main ke rumah teman. Dia kerja di sebuah pabrik. Upahnya cukup lumayan. Rumahnya sudah permanen. Motor ada dua. Anaknya juga dua.
Saat ditanya mengenai adanya kericuhan demo, dia bilang mustahil itu dilakukan buruh. Tak mungkin buruh merusak tempat kerjanya. Tempat mencari nafkah bagi keluarganya. Sumber penghidupan yang dinikmati bertahun-tahun.
Jika buruh melakukan demonstrasi itu, itu semata untuk memprotes adanya dugaan pasal-pasal karet. Pasal-pasal yang bisa disalahgunakan pengusaha untuk menekan buruh. Dan demonstrasi itu pun dilakukan secara tertib, tidak anarkis.
Dia kasih contoh, hak gaji saat cuti. Menurutnya, pasal cuti tanpa gaji jelas memberatkan buruh. Cuti bukan untuk liburan, tapi mungkin merawat orang tua atau ada keperluan mendesak. Di saat tidak kerja karena cuti, kok sama sekali buruh tidak dikasih upah. Itu kan kebangetan, katanya.
Buruh memang butuh pekerjaan agar mendapatkan penghasilan. Tapi tidak lantas diperlakukan seenaknya. Pengusaha pun butuh buruh agar perusahaannya berkembang dan maju.
Mustahil pengusaha terjun sendiri menyelesaikan semua pekerjaan itu. Artinya, pengusaha dan buruh ibarat selembar duit yang saling melengkapi.
Adanya tindakan anarkis, menurutnya, mustahil dilakukan teman-temannya. Ada pantangan bagi buruh merusak perusahaan, perkantoran, dan fasilitas umum. Buruh sadar jika itu jadi tempat kerjanya teman-teman mereka. Lalu siapa yang merusak?
Jelas massa demonstran. Massa yang entah datangnya dari mana. Massa yang tidak ingin kondisinya aman. Mereka menyusup ke demonstrasi buruh. Lalu melakukan tindakan-tindakan perusakan itu agar terkesan kelakuan buruh itu buruk alias jahat. Buruh tidak tahu terima kasih.
Saya terkesan sekali dengan analisisnya. Mungkin ada orang yang sering berpikir negatif terkait mind set buruh. Ternyata ada kok buruh yang punya pikiran yang jauh lebih cerdas daripada mereka yang justru bikin kerusakan di tempat-tempat kerjanya buruh. Demo buruh kok merusak tempat kerjanya buruh.
Setelah menyimak obrolan itu, ternyata yang diperjuangkan justru jauh lebih cerdas daripada mereka yang merasa memperjuangkan. Itulah mind set buruh milenial yang punya pikiran dewasa. Buruh bersatu untuk Indonesia maju. Hidup buruh Indonesia....
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews