Mustahil Dilakukan Buruh

Itulah mind set buruh milenial yang punya pikiran dewasa. Buruh bersatu untuk Indonesia maju. Hidup buruh Indonesia....

Jumat, 9 Oktober 2020 | 08:10 WIB
0
171
Mustahil Dilakukan Buruh
Fasilitas yang dirusak pendemo (Foto: detik.com)

Kemarin sore main ke rumah teman. Dia kerja di sebuah pabrik. Upahnya cukup lumayan. Rumahnya sudah permanen. Motor ada dua. Anaknya juga dua.

Saat ditanya mengenai adanya kericuhan demo, dia bilang mustahil itu dilakukan buruh. Tak mungkin buruh merusak tempat kerjanya. Tempat mencari nafkah bagi keluarganya. Sumber penghidupan yang dinikmati bertahun-tahun.

Jika buruh melakukan demonstrasi itu, itu semata untuk memprotes adanya dugaan pasal-pasal karet. Pasal-pasal yang bisa disalahgunakan pengusaha untuk menekan buruh. Dan demonstrasi itu pun dilakukan secara tertib, tidak anarkis.

Dia kasih contoh, hak gaji saat cuti. Menurutnya, pasal cuti tanpa gaji jelas memberatkan buruh. Cuti bukan untuk liburan, tapi mungkin merawat orang tua atau ada keperluan mendesak. Di saat tidak kerja karena cuti, kok sama sekali buruh tidak dikasih upah. Itu kan kebangetan, katanya.

Buruh memang butuh pekerjaan agar mendapatkan penghasilan. Tapi tidak lantas diperlakukan seenaknya. Pengusaha pun butuh buruh agar perusahaannya berkembang dan maju.

Mustahil pengusaha terjun sendiri menyelesaikan semua pekerjaan itu. Artinya, pengusaha dan buruh ibarat selembar duit yang saling melengkapi.

Adanya tindakan anarkis, menurutnya, mustahil dilakukan teman-temannya. Ada pantangan bagi buruh merusak perusahaan, perkantoran, dan fasilitas umum. Buruh sadar jika itu jadi tempat kerjanya teman-teman mereka. Lalu siapa yang merusak?

Jelas massa demonstran. Massa yang entah datangnya dari mana. Massa yang tidak ingin kondisinya aman. Mereka menyusup ke demonstrasi buruh. Lalu melakukan tindakan-tindakan perusakan itu agar terkesan kelakuan buruh itu buruk alias jahat. Buruh tidak tahu terima kasih.

Saya terkesan sekali dengan analisisnya. Mungkin ada orang yang sering berpikir negatif terkait mind set buruh. Ternyata ada kok buruh yang punya pikiran yang jauh lebih cerdas daripada mereka yang justru bikin kerusakan di tempat-tempat kerjanya buruh. Demo buruh kok merusak tempat kerjanya buruh.

Setelah menyimak obrolan itu, ternyata yang diperjuangkan justru jauh lebih cerdas daripada mereka yang merasa memperjuangkan. Itulah mind set buruh milenial yang punya pikiran dewasa. Buruh bersatu untuk Indonesia maju. Hidup buruh Indonesia....

***