Pesawat tempur Arab Saudi telah memblokir negara itu, lebih dari tiga perempat dari jumlah penduduk Yaman, sekitar 22 juta, yaitu 11 juta penduduk memerlukan, bantuan kemanusiaan.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden setelah menandatangani Perintah Eksekutif yang membatalkan larangan bagi transgender untuk masuk militer AS pada era Donald Trump di Kantor Oval Gedung Putih, Washington, Senin, 25 Januari 2021, kemudian AS juga akan mengakhiri dukungannya untuk operasi ofensif oleh sekutunya di Yaman, yang telah dihancurkan oleh perang selama enam tahun di mana lebih dari 110.000 orang diyakini tewas.
"Perang di Yaman harus diakhiri," kata Presiden Joe Biden dalam pidato kebijakan luar negeri besar pertamanya.
Dikutip dari laman BBC, Jumat, 5 Februari 2021, di bawah dua pendahulu Biden, AS mendukung koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi melawan pemberontak Houthi di Yaman, militan Houthi yang berperang dengan pemerintah Yaman (AFP Photo)
AS telah mendukung pemerintah Yaman dan sekutunya yang dipimpin Saudi dalam perang mereka melawan Houthi.
Sebagai hasil dari pengumuman tersebut, AS akan berhenti mendukung operasi ofensif, termasuk penjualan amunisi berpemandu presisi ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA). Ini tidak akan mempengaruhi operasi melawan al-Qaeda di Semenanjung Arab.
Selain itu, pemerintahan Biden juga telah menghentikan sementara penjualan senjata ke Arab Saudi dan UEA.
Biden diharapkan untuk menunjuk utusan baru Yaman yaitu Tim Lenderking, seorang diplomat berpengalaman dan spesialis Timur Tengah. Ini menandai perubahan taktik dari pemerintahan Trump, yang meningkatkan dukungan untuk koalisi yang dipimpin Saudi.
Baca Juga: Israel Mengubah Sikapnya di Masa Presiden AS Joe Biden
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS era Trump, Mike Pompeo, mengumumkan bahwa Houthi telah ditetapkan sebagai "organisasi teroris".
Dia mengatakan tujuannya adalah untuk meminta pertanggungjawaban Houthi atas serangan lintas batas dan mencegah "aktivitas jahat" oleh pendukung mereka Iran.
Sudah tentu hal ini mengingatkan kita kepada Bernie Sanders. Ia juga dalam kampanya Pilpres AS dari Partai Demokrat AS kemudian mundur memberi peluang kepada calon lain untuk maju. Waktu itu Bernie Sanders meminta agar pasukan AS harus ditarik dari Yaman.
"Kami percaya, sebagaimana Kongres, tidak akan mendekarasikan perang atau mengedepankan kekuatan militer dalam konflik ini. Itu tidak konstitusional untuk mendukung koalisi Arab Saudi. Peranan AS harus diakhiri," tegas Sanders dalam pernyataannya.
Sanders mengingatkan bahwa di dalam UU AS, hanya Kongres AS yang bisa mendeklarasikan perang. Memang sejak November 2017, AS sudah terlibat dalam konflik di Yaman.
Konflik di Yaman dimulai sejak 2014, ketika gerilyawan Houthi bersekutu dengan pasukan yang loyal kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh.
Pasukan Arab Saudi kemudian melancarkan serangan udara besar-besaran menentang gerilyawan ini pada bulan Maret 2015.
Houthi merupakan kelompok gerilyawan yang berbasis di utara Yaman. Pengikut Houthi terkenal dengan sebutan Houthis. Nama ini diambil dari nama pencetusnya, Husein Badaruddin Houthi. Ia nerupakan pengikut Syiah Zaidiyah Jurudiyah yang lebih dekat dengan Syiah Isna Asyriyah (Syiah 12) yang ada di Iran.
Sebagai penganut Syiah Zaidiyah Jurudiyah, Badaruddin Houthi berbeda pandangan dengan mayoritas ulama Zidiyah di Yaman. Bahkan Badaruddin menolak fatwa ulama Syiah Zaidiyah yang terkait fatwa sejarah. Kedekatan paham dan ideologi antara Zaidiyah Juruddiyah dan Syiah 12 inilah mengapa Hothi sempat menetap di Iran dalam waktu yang cukup lama.
Sementara, menurut PBB, waktu itu, sudah tentu jumlah korban meningkat sekarang, perang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang dan melukai lebih dari 40.000 orang. Ditambahkan, Yaman tengah menghadapi tragedi kemanusiaan terburuk di dunia. Sebelumnya sebagaimana kita ketahui, Irak juga mengalami tragedi kemanusiaan terburuk, tetapi dunia tidak pernah menghentikannya.
Baca Juga: Wabah Virus Corona Sudah Diprediksi Ulama Yaman
Pesawat tempur Arab Saudi telah memblokir negara itu, lebih dari tiga perempat dari jumlah penduduk Yaman, sekitar 22 juta, yaitu 11 juta penduduk memerlukan, bantuan kemanusiaan agar bisa bertahan hidup.
Berarti Joe Biden dengan keputusannya tersebut membuat wilayah lebih aman. Sekaligus memperingatkan Iran agar jangan lagi mendukung kelompoknya menyerang Arab Saudi melalui perbatasan Yaman. Sering kita saksikan bahwa pendukung kelompok dukungan Iran ini menyerang perbatasan dengan Arab Saudi, bahkan sering peluru kendali itu membakar ladang minyak di perbatasan Arab Saudi dengan Yaman.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews