Corona, Serious But Do Not Panic!

Stop saling bully, stop membuat lelucon yang tidak lucu tentang Corona. Karena terlalu banyak tertawa bisa membuat kita kurang waspada.

Selasa, 3 Maret 2020 | 17:33 WIB
0
255
Corona, Serious But Do Not Panic!
Warga Norwegia mengenakan masker standar KM95 (Foto: Norway Today)

Dan akhirnya covid-19 sampai juga ke Norwegia. Sejauh ini sudah 25 orang yang positif terpapar virus Corona. Bahkan ada dua orang terduga covid-19 yang berdomisili di Haugesund dan Karmøy (kota tetangga). Keduanya dikabarkan baru pulang berlibur dari Italia. Meski belum positif, namun keduanya tengah menjalani karantina di rumah masing-masing. Satu hal lagi: identitas kedua terduga covid-19 itu dirahasiakan. Tidak ada satupun media yang memberitakan nama apalagi alamat lengkap keduanya.

Semalam kami dapat e-mail dari pihak sekolah Fatih, tentang tindakan preventif terhadap virus Corona ini. Inti pesannya sama dengan panduan yang diberikan oleh otoritas kesehatan dunia (WHO).

Virus cantik, tak kasat mata, dan sangat mudah menular ini kini semakin dekat dengan kehidupan kita. Negara yang semula terkesan in denial (menyangkal, menutup-nutupi) dan haqqul yaqin bahwa di situ masih zero Corona, pun akhirnya tak luput dari kunjungan sang virus. Bahkan yang mengumumkan pun harus seorang presiden.

Kewaspadaan itu penting. Juga kesiapan menghadapinya. Kesiapan yang mumpuni dan terstruktur. Termasuk kesiapan rumah sakit dan para tenaga kesehatannya. Minggu lalu, meski belum ada indikasi Corona di Haugesund, kantor tempat kerja suami saya mulai membagikan masker N95 dan banyak sekali hand sanitizer antibac. Sekarang semua alhamdulillah masih nganggur alias belum terpakai. Semoga kami sekeluarga sehat-sehat.

Masalah masker ini yang menurut laporan, sedang jadi fenomena panic buying di Indonesia. Harganya betul-betul semakin tak terjangkau. Semoga saja pemerintah Indonesia bisa tanggap, setidaknya untuk menenangkan masyarakat. Bahwa penggunaan masker biasa belum tentu efektif mencegah virus Corona. Bahkan malah berpotensi menyebabkan kontaminasi CO2 bagi orang sehat yang memakainya dalam durasi cukup lama.

Sebetulnya covid-19 ini, meski sangat gampang menular, tingkat mortalitasnya termasuk rendah. Mayoritas pasien meninggal adalah para manula, atau mereka yang daya tahan tubuhnya rendah, atau yang memang mengidap penyakit lain.

Anak-anak termasuk golongan yang imunitasnya baik, dan hampir tidak ada yang terjangkit. Pun sebagian besar pasien positif Corona alhamdulillah bisa sembuh. Itu kabar baiknya.

Kabar baik lainnya, CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations), organisasi pengembangan vaksin, sedang mempersiapkan percobaan vaksin anti-covid-19 pada manusia. Proses penelitian akan dimulai April 2020. So, insyaAllah ada secercah cahaya optimisme di tengah wabah ini.

Terakhir, saya pribadi berharap kita semua bisa lebih waspada dan berempati pada para pasien Corona di manapun berada. Negara kita terbukti tidak kebal terhadapnya. Stop saling bully, stop membuat lelucon yang tidak lucu tentang Corona. Karena terlalu banyak tertawa bisa membuat kita kurang waspada.

Tetap ikhtiar. Amalkan basic hygiene procedures. Sering cuci tangan minimal 20 detik dengan antiseptik atau sabun biasa. Jalankan etika batuk / bersin. Jaga jarak aman dari mereka yang batuk / bersin sejauh 1 meter. Kurangi berada di keramaian bila tidak perlu.

Banyak-banyak berdoa mohon perlindungan dari Allah, agar kita semua dijauhkan dari segala penyakit buruk dan berbahaya.

***