Vietnam yang negara komunis saja bisa berhasil menerapkan nilai-nilai dasar puasa. Secara logika, mestinya kita lebih berhasil daripada mereka.
Ada pejabat publik menyatakan, mestinya kita meniru keberhasilan Vietnam mengatasi virus Corona. Mungkin pejabat tersebut memantau perkembangan penanganan kasus ini di Vietnam. Sebagai sesama negara ASEAN, kita memang layak mengapresiasi kebijakan pemerintah Vietnam hingga bisa menekan jumlah korban. Namun, banyak sisi yang telah dilupakan, mengapa Vietnam berhasil?
Di Asia, Vietnam termasuk negara yang menggunakan sistem komunisme, selain China dan Korea Utara. Dalam sistem komunis, negara berkuasa mutlak mengatur warganya. Rakyat harus tunduk apapun keputusan pemerintah. Suka tidak suka harus patuh. Sedikit saja berseberangan atau berbeda pendapat, ciduk....
Itu sangat berbeda dengan negara-negara yang menganut sistem demokrasi. Masyarakat bebas menyuarakan aspirasi. Suka-suka gue. Dan kebebasan itu dilindungi Undang-Undang. Selagi tidak melanggar hukum, masyarakat bebas menyampaikan pendapat.
Hasilnya bisa dilihat. Negara-negara Eropa luluh lantak akibat persebaran virus Corona. Bahkan Amerika Serikat menjadi negara dengan korban terbanyak. Ratusan ribu orang positif Corona. Puluhan ribu orang meninggal akibat Corona. Dan ribuan orang meninggal setiap hari akibat Corona. Mengapa?
Bandel dan ngeyelan. Iya. Sikap itu dianggap sebagai cermin kebebasan. Persebaran virus Corona tidak boleh memasung kebebasan berpendapat. Karena itulah, masyarakat nekad pergi ke keramaian tanpa alat pelindung diri atau APD. Mereka mengabaikan protokol kesehatan. Hasilnya, hancur...
Hari ini adalah hari kedua Bulan Suci Ramadhan. Bulan puasa identik dengan bulan disiplin. Tidak ada satu pun orang yang peduli seseorang puasa atau tidak. Tidak ada satu pun orang yang memperhatikan kualitas puasa seseorang. Tidak ada satu pun orang yang akan menegur ketika ada yang makan minum di siang hari. Karena puasa itu untuk dirinya sendiri, bukan untuk orang lain. Biarlah Allah yang menilai ibadahnya.
Selaras dengan itu, pemerintah sudah menghimbau masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan agar persebaran virus Corona bisa dikendalikan. Sudah ratusan orang meninggal dunia dan ada hampir puluhan ribu orang yang dinyatakan positif Covid-19. Ini menjadi bukti bahwa virus Corona sangat berbahaya.
Ada satu orang yang positif Corona ikut berjamaah. Akhirnya menulari puluhan orang. Ada satu orang yang diduga positif Corona meninggal di tempat ibadah. Ada satu orang yang diduga kuat positif Corona tiba-tiba pingsan di tengah masyarakat yang hendak sholat tarawih. Dan masih banyak lagi peristiwa yang bisa kita maknai sebagai sabda alam.
Majelis Ulama Indonesia sudah mengeluarkan fatwa dan maklumat bahwa sholat jamaah bisa dilakukan di rumah bersama keluarga demi kemashlahatan bersama. Pemerintah melarang mudik dan berkerumun karena berpotensi menyebarkan virus Corona hingga kian tak terkendali. Para dokter sudah memberikan penjelasan terkait protokol kesehatan yang harus dilakukan masyarakat demi keselamatan diri dan orang lain.
Vietnam yang negara komunis saja bisa berhasil menerapkan nilai-nilai dasar puasa. Secara logika, mestinya kita lebih berhasil daripada mereka. Kita telah paham, bahwa semua orang punya potensi yang sama untuk tertular dan menularkan virus Corona itu. Tidak melihat tingkat penguasaan agama, tingginya jabatan, atau banyaknya harta yang dimiliki. Karena nyawa hanya satu, mari kita jaga sebaik-baiknya keselamatannya dengan kita bersatu melawan virus Corona. Kita pasti bisa....
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews