Jadi benarlah yang dilakukan kepala daerah di Jakarta, Surabaya, Jawa Barat, Solo, dan sebagainya, dengan kebijakan yang berbeda-beda demi melindungi warganya.
Mulai hari Senin 16 Maret tengah malam nanti, Singapura memberlakukan aturan baru bagi pengunjung dan warga negaranya. Mereka yang baru datang dari negara-negara Jepang, Swiss, Inggris, dan negara-negara ASEAN harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari sampai dinyatakan bebas dari virus Corona. Mereka harus memilih dan menunjukkan bukti lokasi berdiam diri dalam 14 hari itu. Bisa di hotel, rumah, atau kediaman kerabat di Singapura.
Kebijakan “14-day stay-home notice” berlaku bagi siapa pun, baik warga negara Singapura, pemegang kartu izin menetap, mau pun pengunjung biasa.
Akan tetapi, sodara-sodara, ada pengecualian. Kepada Malaysia yang anggota ASEAN itu. Saat mengumumkan kebijakan ini, Menteri Pembangunan Nasional Lawrence Wong, menarik napas sesaat dengan wajah yang menunjukkan peliknya situasi, bahwa kebijakan “14-day stay-home notice” tidak berlaku bagi pendatang dari perbatasan Malaysia, baik bagi warga Singapura mau pun Malaysia yang melintas di perbatasan dua negara.
“Ini membutuhkan kebijakan terpisah mengingat tingginya arus lalu-lalang manusia melintas di titik pemeriksaan perbatasan, selain karena besarnya saling ketergantungan di antara dua negara,” kata Menteri Lawrence Wong. Ia menyebutkan, terdapat sekitar 300.000 orang melintasi perbatasan darat dan laut Singapura dan Malaysia setiap hari.
Jadi, Anda yang selalu membanding-bandingkan Indonesia dan Singapura, mendorong untuk lockdown Indonesia, ada baiknya berkaca dari kasus ini. Singapura pun tak sanggup menutup lalu lalang manusia sepenuhnya dari negaranya. Padahal, perbatasan dengan Malaysia itu paling ramai hanya di dua pintu: gerbang perbatasan Johor–Singapore Causeway dan Tuas Second Link.
Gerbang-gerbang itu terkontrol dengan baik, berpenjagaan maksimal, bahkan petugas sempat-sempatnya memeriksa cadangan bensin kendaraan pelintas agar mereka yang ke Malaysia tidak sekadar untuk mengisi bahan bakar.
Indonesia? Negara kepulauan besar ini punya 135 pintu perlintasan resmi, dengan ribuan pintu tak resmi yang bisa dimasuki dari berbagai negara. Rumah-rumah di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, bahkan sebagian terbagi: ruang tamunya di Indonesia, dapur dan kamar belakangnya berada di wilayah Malaysia.
Jangan bicara luasnya. Sebuah pesawat yang akan mendarat di Changi, Singapura, akan berputar di udara dan memasuki kawasan Indonesia lebih dahulu sebelum turun. Indonesia? Dari ujung ke ujung, Sabang sampai Merauke, menghabiskan sembilan jam penerbangan.
Lalu bagaimana me-lockdown Indonesia?
Karena itulah negara ini punya pemerintah daerah. Menghadapi wabah virus Corona yang menakutkan ini, setiap kepala daerah mengambil kebijakan sesuai situasi daerah dan penduduknya.
Jadi benarlah yang dilakukan kepala daerah di Jakarta, Surabaya, Jawa Barat, Solo, dan sebagainya, dengan kebijakan yang berbeda-beda demi melindungi warganya. Negara ini terlalu besar untuk hanya diurus sesuai maunya segelintir orang sahaja.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews