Blusukan Erdogan

Erdogan punya banyak peluang untuk membalas dan menghantam balik lawan lawannya, tapi Erdogan tidak melakukan itu dengan alasan baik sangka dan kasihan mereka adalah Muslim.

Minggu, 1 Maret 2020 | 09:50 WIB
0
213
Blusukan Erdogan
Recep Tayyip Erdogan (Foto: Facebook/Tengku Z. Usman)

Dalam 5 tahun awal pemerintahan Recep Tayyip Erdogan( 2002-2007) telah melakukan 700 kali  blusukan ke seluruh pelosok Turki. Tanpa kamera dan tanpa banyak publisitas. Jadi yang menuduh Erdogan banyak pencitraan itu omong kosong dan tanpa dasar.

Rakyat Turki pernah ditanya wartawan setiap kali pemilu sejak 2002, apakah mereka suka sama Erdogan? Mayoritas Jawabannya, iya. Ditanya lagi oleh wartawan, berapa lama Erdogan diinginkan rakyat memimpin turki? Mayoritas Rakyat menjawab, selama Erdogan masih hidup.

Tapi walaupun begitu, Erdogan tidak mau memimpin Turki seumur hidup karena itu tidak demokratis, dia sudah melakukan amandemen konstitusi, maksimal dia hanya menjabat sampai 2028 itupun kalau dalam pilpres 2023 besok dia menang kembali.

Selama 18 tahun memimpin Turki tanpa ada kasus yang gak gak. Gak ada korupsi, tatakelola pemerintah Tueki di era Erdogan setingkat dengan tatakelola negara maju Eropa. Clean and Good Governance.

Sebagai manusia, Erdogan sudah pasti tidak sempurna, tapi membandingkan Erdogan dengan penguasa Arab yang bejad-bejad, tentu bukan sikap yang fair. Tidak apple to apple.

Manusia yang kebaikannya lebih banyak dari kekurangannya, tidak akan mampu dibunuh karakternya walaupun lewat mulut mulut ulama bayaran dengan memakai ayat atau hadits pesanan. Karena karya Erdogan ril bagi mereka yang hatinya tidak berpenyakit.

Suriah, Uighur, Rohingya, Palestina, Kashmir, Libya, Yaman, Qatar, dan begitu banyak lagi negara lain yang disana intervensi Turki lewat Erdogan untuk membantu umat Islam.

Baca Juga: Operasi Sapu Bersih Erdogan

Sedangkan yang memfitnah Erdogan, negaranya semakin liberal, semakin sekuler, semakin banyak kemiskinan dan pengangguran, semakin dekat dengan Yahudi dan semakin mesra dengan kerjasama zionis internasional. Tapi semua itu tertutupi oleh jubah Arab yang menipu.

Hanya yang sampai akalnya yang mampu membaca realitas secara adil, sedangkan selebihnya jadi korban fanatisme buta terhadap Arab. Orang yang karyanya ril, tidak akan mampu difitnah dan dijatuhkan, yang ada, semua fitnah dan tuduhan itu kembali menampar mukanya sendiri.

Erdogan sebernarnya punya banyak peluang untuk membalas dan menghantam balik lawan lawannya, tapi Erdogan tidak melakukan itu dengan alasan baik sangka dan kasihan mereka adalah Muslim.

Iya, seorang negarawan memang sudah selesai dengan penyakit hati hasad hasud, tapi diamnya mereka jangan dianggap lemah. Mereka diam justru karena percaya diri dan tenang.

Diamnya orang baik bukan berarti dia lemah, tapi dia tidak punya waktu meladeni orang orang kerdil karena begitu banyak PR besar lainnya didepan mata.

Tengku Zulkifli Usman.

***