Iran Berniat Luncurkan Satelit, Malah Amerika yang Sewot

Senin, 14 Januari 2019 | 18:52 WIB
0
338
Iran Berniat Luncurkan Satelit, Malah Amerika yang Sewot
Satelit Iran (Foto: BeritaSatu.com)

Kalau tidak aral melintang, Iran dalam dua minggu ke depan atau satu bulan ke depan akan meluncurkan dua satelit ke orbit atau ruang angkasa. Seperti yang disampaikan oleh Presiden Iran Hassan Rouhani dalam acara haul dua tahun wafatnya mantan Presiden Iran Ali Akbar Hashemi Rafsanjani, Kamis (10/1/2019).

Tentu untuk meluncurkan satelit ke ruang angkasa harus memakai roket. Dan roket pendorong satelit ini buatan atau hasil karya dalam negeri Iran. Roket inilah yang menjadi kekhawatiran musuh bebuyutannya, yaitu Amerika Serikat.

Rupanya Amerika tidak senang dengan negara Iran yang mau meluncurkan satelit ke ruang angkasa. Bagi Amerika, ia khawatir roket pendorong satelit itu akan digunakan untuk membuat rudal balistik yang akan mengancam kawasan Timur Tengah atau malah Amerika sendiri.

Amerika menganggap peluncuran satelit ke orbit dengan pendorong roket menyalahi perjanjian atau resolusi PBB.

Inilah ambigunya negara Amerika. Padahal Donald Trump pada bulan Mei tahun 2015 telah keluar dari perjanjian internasional terkait nuklir Iran. Artinya Amerika sudah tidak punya hak atau kewenangan lagi untuk melarang Iran meluncurkan satelit ke ruang angkasa. Karena juga bukan suatu larangan atau menyalahi aturan dari perjanjian nuklir yang telah disepakati oleh lima negara plus Jerman.

Bagaimana bisa negara yang tidak komit terhadap perjanjian internasional, tetapi melakukan larangan kepada negara lain? Inilah penyakit Amerika!

Bahkan lewat menteri luar negerinya Mike Pompeo, Amerika meminta Iran untuk membatalkan peluncuran satelit ke ruang angkasa. Ia khawatir peluncuran itu dapat dimanfaatkan untuk membuat rudal balistik yang dapat menjangkau wilayah Amerika.

Inilah pangkal muasalnya Amerika tidak suka dengan Iran.

Peluncuran satelit Iran ini juga ingin menunjukkan kepada dunia internasional, terutama AS dan sekutunya, bahwa di tengah-tengah embargo Iran masih sanggup dan mampu untuk melucurkan satelit ke ruang angkasa. Dan tentu peluncuran satelit ini juga bisa untuk kegiatan militer untuk mata-mata. Tambah khawatir lagi AS.

Amerika bebas melakukan uji coba rudal-rudal jarak jauh, tetapi kenapa ketika negara lain melakukan hal sama sering kali tidak suka dan melarangnya?

Apakah Amerika sudah merasa cukup dewasa atau akil balig dalam menggunakan senjata-senjatanya? Apakah negara lain harus didampingi atau dibimbing oleh Amerika dalam uji coba senjata?

Mantan presiden Iran Ahmadinejad pernah mengatakan, "Kalau nuklir itu berbahaya bagi umat manusia di dunia, kenapa kamu memilikinya? Tetapi kalau nuklir itu bisa bermanfaat bagi umat manusia di dunia, kenapa kamu melarang negara lain untuk memilikinya?"

Dasar semprul!

***